SOLOPOS.COM - Ilustrasi pergerakan saham. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan selama sepekan perdagangan pada 21 sampai dengan 25 Agustus 2023.

Investor asing tercatat memburu BMRI dan BRMS. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, dalam sepekan IHSG mengalami kenaikan sebesar 0,52 persen menjadi 6.895 dari 6.859 pada penutupan pekan lalu.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Selain itu, BEI mencatatkan nilai rata-rata volume transaksi pada pekan ini mengalami kenaikan sebesar 6,66 persen menjadi 17,88 miliar lembar saham dari 16,77 miliar lembar saham pada pekan lalu.

“Peningkatan juga terjadi pada rata-rata frekuensi, yaitu sebesar 1,93 persen menjadi 1.071.730 kali transaksi dari 1.051.405 kali transaksi sepekan yang lalu.

Nilai kapitalisasi pasar pekan ini meningkat sebesar 1,02 persen menjadi Rp10.164 triliun dari Rp10.061 triliun pada penutupan pekan sebelumnya,” tulis Manajemen BEI dalam keterangan resminya, Sabtu (26/8/2023).

Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian mengalami perubahan sebesar 3,05 persen menjadi Rp10,37 triliun dari Rp10,70 triliun dari pekan sebelumnya. Investor asing pada mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp513,06 miliar dan sepanjang tahun 2023 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp924,44 miliar.

Adapun BEI mencatatkan total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang 2023 sebanyak 73 emisi dari 52 emiten senilai Rp82,67 triliun.

Dengan pencatatan tersebut maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 535 emisi dari 129 emiten dengan outstanding sebesar Rp467,99 triliun dan USD47,5 juta.

Sementara itu, Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 191 seri dengan nilai nominal Rp5.536,74 triliun dan USD486,11 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 9 emisi senilai Rp3,13 triliun.

Dalam sepekan terakhir beberapa saham mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Misalnya PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk. (TAMU) yang naik 83 persen. Ada pula PT Graha Mitra Asia Tbk. (RELF) yang meningkat 56,82 persen. Di sisi lain, saham PT Ulima Nitra Tbk. (UNIQ) terjatuh hingga ke dasar dengan penurunan 32,82 persen.

Senasib dengannya ada PT Aesler Grup Internasional Tbk. (RONY) yang turun 24 persen. Adapun investor asing terpantau memburu PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) dengan nilai mencapai Rp1,4 triliun. Setelah itu disusul oleh anak usaha Grup Bakrie, PT Bumi Resources Mineral Tbk. (BRMS) yang menghabiskan dana Rp1 triliun.

Walaupun mengalami kenaikan dalam sepekan, IHSG masih meniti di jalur yang terjal untuk bisa kembali menembus level 7.000. Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan IHSG akan rawan terkoreksi di tengah penantian pasar terhadap hasil simposium tahunan Jackson Hole oleh The Fed.

“Pelaku pasar menantikan pidato Kepala The Fed Jerome Powell. Pasar mengharapkan petunjuk mengenai kebijakan The Fed di FOMC September 2023 dan tanggapan bank sentral terhadap penurunan peringkat utang,” tulisnya dalam riset harian.

Valdy menilai bahwa sentimen negatif dari mancanegara akan diimbangi oleh keputusan Bank Indonesia (BI) untuk kembali mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75 persen.

Di lain sisi, MNC Sekuritas memprediksi bahwa indeks komposit berpeluang untuk berbalik arah menguji ke 6.966-7.013 jika sanggup bertahan di atas level psikologisnya di 6.855.

Adapun, IHSG pekan depan diprediksi akan memiliki level support terdekat di 6.855, serta level resistance yang berada di kisaran 6.966-7.053.

“Meski sedang berada di awal wave v dari wave (a) pada label merah, namun tidak menutup kemungkinan adanya lanjutan koreksi pada IHSG yang diperkirakan akan menguji 6.878-6.895,” tulis MNC Sekuritas.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (25/8/2023). IHSG akhir pekan kemarin ditutup melemah 3,95 poin atau 0,06 persen ke posisi 6.895,44. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,37 poin atau 0,04 persen ke posisi 956,72.

“IHSG dan bursa regional Asia cenderung terkoreksi jelang pernyataan petinggi The FedJerome Powel dalam di Simposium tahun Jackson Hole, di Wyoming, AS,“ sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.

Pasar cenderung bersikap menunggu arah dan pandangan dari Jerome Powell mengenai langkah The Fed selanjutnya.

Sebelumnya, Presiden Fed Bank of Boston Susan Coolins mengatakan bahwa kenaikan bunga mungkin diperlukan. Perekonomian AS belum cukup untuk menurunkan inflasi secara berkelanjutan, yang menunjukkan bahwa The Fed mungkin perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut.

Sedangkan Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker mengulangi pandangannya bahwa The Fed harus mempertahankan suku bunga pada tingkat saat ini sambil menilai dampaknya terhadap perekonomian.

Sementara itu, dari China, Komisi Regulasi Sekuritas China di hadapan para eksekutif dana pensiun, beberapa bank besar, perusahaan asuransi, meminta para lembaga keuangan di China tersebut meningkatkan dukungan terhadap pasar.

Namun demikian, kabar tersebut nampaknya belum dapat membantu menstabilkan pasar. yang mana pelaku pasar tampaknya memiliki indikasi pesimis terhadap aksi kebijakan China yang lambat untuk menghidupkan perekonomian mereka.



 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya