Bisnis
Selasa, 30 Januari 2024 - 08:37 WIB

IHSG Diproyeksikan Berlanjut Menguat, Ini Kata Analis

Artha Adventy  /  Pandu Gumila  /  Newswire  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pergerakan saham. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan penguatan hingga ke 7.165 pada Selasa (30/1/2024).

Tim Analis MNC Sekuritas melihat penguatan IHSG pada kemarin, Senin (29/1/2024), disertai dengan munculnya volume pembelian. Namun mereka tidak memungkiri bila secara teknikal pergerakan IHSG masih berada di fase downtrend.

Advertisement

“Saat ini posisi IHSG diperkirakan sedang berada di awal wave c dari wave (ii) sehingga pergerakannya masih rawan melanjutkan koreksinya ke rentang 6.925-7.021. Meskipun menguat, diperkirakan akan cenderung terbatas untuk menguji 7.140-7.165.

Adapun tim analis MNC Sekuritas pada perdagangan hari ini merekomendasikan saham BMRI yang sudah menguat 2,78% ke Rp6.475 disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian dan mampu menembus MA20.

“Namun demikian, kami memperkirakan posisi BMRI saat ini diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave (iv) dari wave [v], sehingga pergerakan BMRI masih rawan terkoreksi dan dapat dimanfaatkan untuk Buy on Weakness Rp6.050-Rp6.275,” tulis tim pada Selasa (30/1/2024).

Advertisement

Selain BMRI, MNC Sekuritas juga merekomendasikan saham SMGR yang ditutup menguat 0,40% ke Rp6.200 karena masih didominasi oleh volume pembelian. Adapun penguatan SMGR masih tertahan oleh MA20.

“Kami memperkirakan, posisi SMGR saat ini diperkirakan sedang berada di awal wave C dari wave (Y), sehingga pergerakan SMGR berpeluang melanjutkan penguatannya. Buy on Weakness Rp6.000-Rp6.125,” ungkapnya.

Terakhir MNC Sekuritas merekomendasikan saham UNTR yang menguat 1,52% ke Rp23.325 karena disertai oleh volume pembelian. Selama UNTR masih mampu bergerak di atas Rp22.325 sebagai stoplossnya, maka posisi UNTR saat ini diperkirakan sedang berada di awal wave C dari wave (A), sehingga UNTR masih berpeluang melanjutkan penguatannya ke Rp22.700-Rp23.100.

Sementara itu, Head of Equity Analyst and Strategy Mandiri Sekuritas Adrian Joezer mengatakan di tengah pelemahan pertumbuhan laba bersih perusahaan oleh karena kebijakan moneter yang ketat, potensi penurunan suku bunga akan menopang perbaikan pertumbuhan di Semester II/2024.

Advertisement

“Dengan kondisi fundamental ekonomi, perbankan, dan perusahaan yang lebih baik dibandingkan dengan periode-periode tightening sebelumnya,” kata Adrian, dikutip Selasa (30/1/2024) seperti dilansir Bisnis.com.

Adrian meyakini akhir dari pengetatan kebijakan moneter Indonesia Indonesia di tahun 2024-2025 akan lebih baik dan belum sepenuhnya terefleksikan di tingkat valuasi pasar saham saat ini di level 12-13x forward PE.

Tingkat kemampuan perusahaan mengelola dana yang rendah dan ROIC-WACD spread yang berada di level tertinggi sejak 8-9 tahun terakhir pun akan membantu mempercepat pemulihan pertumbuhan setelah kebijakan tightening berakhir dan juga membantu menopang imbal hasil dividen yang tinggi ke depannya.

Sementara itu, untuk pasar saham, Mandiri Sekuritas memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mencapai 7.640 di 2024.

Advertisement

Sentral bank di berbagai negara telah menaikkan tingkat suku bunga sebesar 250-525 bps dalam sekitar 2 tahun belakangan yang menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Namun demikian, Indonesia yang termasuk dalam ASEAN-5 diproyeksikan masih tetap tumbuh secara resilien di tengah volatilitas global.

Adapun beberapa sektor yang direkomendasikan Adrian adalah perbankan yaitu empat bank besar, telekomunikasi dan tower, teknologi, properti, transportasi darat, jalan tol dan kesehatan.

Sementara itu, sektor yang tidak direkomendasikan adalah batu bara dan konstruksi. Adapun Adrian menyematkan rating netral di saham-saham consumer staples retail, base metal, utilities dan otomotif.

Advertisement

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (29/1/2024) sore, ditutup menguat di tengah pelaku pasar wait and see (menantikan) hasil pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC).

IHSG ditutup menguat 20,08 poin atau 0,28 persen ke posisi 7.157,17. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 10,42 poin atau 1,10 persen ke posisi 961,91.

“Bursa regional Asia menguat di tengah penantian rilis data ekonomi sejumlah negara dan keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed pada Selasa (30/1) dan Rabu (31/1) pekan ini,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekurtitas dalam kajiannya di Jakarta, Senin seperti dilansir Antaranews.

Di sisi lain, katalis positif datang dari regulator China, yang mengumumkan akan menghentikan peminjaman saham tertentu untuk short selling mulai Senin, untuk mendukung pasar saham yang sedang merosot di negara tersebut.

Pada pekan lalu, Perdana Menteri China Li Qiang menjanjikan dukungan pemerintah yang lebih kuat terhadap pasar.

Dari dalam negeri, pemerintah berencana memberikan insentif fiskal kepada sektor pariwisata, yaitu berupa pengurangan pajak dalam bentuk pemberian fasilitas yang ditanggung pemerintah (DTP).

Advertisement

Insentif itu akan diberikan sebesar 10 persen dari Pajak Penghasilan (PPh) badan, dimana PPh badan yang tadinya sebesar 22 persen, akan menurun menjadi 12 persen.

Pemberian insentif tentunya untuk mendorong kebangkitan sektor pariwisata yang mulai menggeliat pasca COVID-19. Dengan kebangkitan sektor pariwisata akan berdampak positif bagi perekonomian nasional karena akan memberikan efek domino pada sektor lain.

Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, dua sektor meningkat yaitu dipimpin sektor barang konsumen primer sebesar 0,32 persen, diikuti sektor industri dan yang naik sebesar 0,09 persen.

Sedangkan, sembilan sektor terkoreksi yaitu dipimpin sektor teknologi turun paling dalam minus 2,26 persen, diikuti sektor keuangan dan sektor infrastruktur yang masing-masing minus 0,86 persen dan 0,56 persen.

Saham-saham yang menguat terbesar yaitu SRAJ, SURI, PSAB, IDEA dan HILL. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar, yakni SMLE, CGAS, MSKY, GTRA dan CUAN.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif