SOLOPOS.COM - Ilustrasi investor memantau pergerakan saham di pasar modal. (freepik)

Solopos.com, JAKARTA – Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang menahan suku bunga acuan BI Rate 6% sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar. Hal itu diharapkan menjadi katalis Indeks harga saham gabungan (IHSG) naik pada perdagangan Kamis (18/1/2024).

Bank Indonesia menahan suku bunga di level 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu (17/1/2024). Keputusan BI menahan suku bunga memengaruhi gerak IHSG dan sektor saham lainnya.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

CEO Yugen Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan IHSG cenderung terkonsolidasi di tengah pergolakan harga komoditas dan rilis data perekonomian mengenai BI Rate. Namun, IHSG masih berpeluang naik dalam jangka menengah-panjang.

“Jika terjadi koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian mengingat kondisi perekonomian yang masih terlihat stabil,” jelasnya dalam publikasi riset seperti dilansir Bisnis.com.

Rilis data kinerja emiten tahunan periode 2023 yang akan berlangsung dalam beberapa waktu mendatang juga menjadi sentimen yang mendukung IHSG untuk menguat. William memprediksi IHSG hari ini bergerak di rentang 7.123-7.272. Rekomendasi saham ASII, KLBF, PWON, TBIG, BBCA, TLKM, JSMR, HMSP, UNVR.

Sementara itu, tim Riset Phintraco Sekuritas menjelaskan secara teknikal IHSG diperkirakan mulai berkonsolidasi di area pivot 7.200 di hari Kamis (18/1/2024). Stochastic RSI berada di area oversold dengan pelebaran negatif slope indikator MACD.

“Dengan ini, IHSG masih berpotensi untuk konsolidasi pada rentang 7.150-7.250 terlebih dahulu,” tulisnya.

Phintraco Sekuritas menyebut resistance IHSG akan berada pada level 7.300 dengan support pada 7.150. Secara fundamental, rilis data suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 6% pada Rabu (17/1/2024) belum menjadi sentimen positif untuk IHSG.

Dewan gubernur BI menyampaikan risalah mengenai kebijakan suku bunga yang masih berfokus kepada stabilitas ekonomi dan aliran dana asing guna menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Di sisi global, pelaku pasar mengamati rilis data pengangguran US yang akan rilis pada Kamis (18/1/2024). Data ini menjadi indikator penting mengenai arah kebijakan suku bunga The Fed yang akan dirilis pada Rabu (31/1/2024) selain data inflasi.

Di Eropa, dewan gubernur European Central Bank (ECB), Christine Lagarde akan memberikan pidato pada Kamis (18/1/2024) har ini. Adapun beberapa saham yang dapat dicermati pada perdagangan Kamis (18/1/2024) menurut Phitraco Sekuritas antara lain MDKA, BANK, CPIN, ICBP, RAJA, dan IMAS.

Wait and See

Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina mengatakan keputusan Bank Indonesia yang menahan suku bunga memiliki pengaruh minim bagi market. Hal itu karena pelaku pasar sudah mengantisipasi kemungkinan penahanan suku bunga di level 6%. Di sisi lain, saat ini, pasar masih wait and see menunggu keputusan The Fed pekan depan.

Sementara itu, untuk sektor teknologi yang rentan terhadap pergerakan suku bunga akan diuntungkan secara tidak langsung dengan penurunan suku bunga. Kemudian sektor perbankan akan memiliki dua katalis sekaligus dari penurunan suku bunga. Di satu sisi penurunan suku bunga akan menurunkan margin, tetapi di sisi lain justru akan menaikkan permintaan kredit.

“Overall semua bisnis mengharapkan suku bunga yang lebih rendah,” jelasnya.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (17/1/2024) ditutup melemah seiring ekspektasi pasar bahwa The Fed tidak akan segera menurunkan tingkat suku bunga acuannya dalam waktu dekat.

IHSG ditutup melemah 42,16 poin atau 0,58 persen ke posisi 7.200,63. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 6,45 poin atau 0,66 persen ke posisi 968,94.

“Bursa regional Asia melemah yang tampaknya dipengaruhi sikap pelaku pasar yang menurunkan ekspektasi akan penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) dalam waktu dekat,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu seperti dilansir Antaranews.

Hal tersebut seiring dengan pernyataan Gubernur The Fed Christopher Waller yang mengatakan The Fed tidak bisa terburu-buru menurunkan suku bunga acuannya.

Sehingga, mendorong kenaikan imbal hasil US Treasury 10-tahun naik 11,9 basis poin menjadi 4,0695 persen, dan yield obligasi di Eropa berfluktuasi karena para pejabat bank sentral Eropa mempertahankan ketidakpastian mengenai waktu penurunan suku bunga.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sebelas atau semua sektor turun yaitu dipimpin sektor energi yang turun minus 0,72 persen, diikuti sektor barang baku dan sektor industri yang masing-masing turun sebesar 0,85 persen dan 0,93 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu SURI, SRAJ, MSKY, CGAS, dan NICE. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni GTRA, IRRA, CHEM, ACRO dan TPA.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.284.671 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 23,86 miliar lembar saham senilai Rp11,33 triliun. Sebanyak 197 saham naik, 333 saham menurun, dan 242 tidak bergerak nilainya.

Bursa saham regional Asia Senin sore antara lain, indeks Nikkei melemah 141,39 poin atau 0,40 persen ke 35.477,80, indeks Hang Seng melemah 589,02 poin atau 3,71 persen ke 15.276,90, indeks Shanghai melemah 60,37 poin atau 2,09 persen ke 2.833,62, dan indeks Strait Times melemah 37,93 poin atau 1,19 persen ke 3.147,06.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya