SOLOPOS.COM - Ilustrasi jual beli saham. (Freepik.com)

Solopos.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Senin (4/12/2023) hari ini berpeluang menguat terbatas, di tengah sentimen global berupa ekspektasi pasar terhadap suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan berdasarkan analisa teknikal, IHSG hari ini berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 7.050-7.090.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Dari sentimen global, dalam pidato Ketua The Fed Jerome Powell di Spelman College pada Jumat pekan lalu, Powell memberikan peringatan bahwa masih terlalu dini untuk menyimpulkan dengan yakin bahwa kebijakan moneter Bank Sentral saat ini telah bersikap membatasi. Selain itu masih terlalu dini untuk berspekulasi mengenai kapan kebijakan moneter akan dilonggarkan.

Powell menambahkan, setelah mencapai kemajuan yang begitu cepat, The Fed akan bergerak maju dengan hati hati dalam hal melakukan pengetatan atau pelonggaran kebijakan, dan posisi saat ini keduanya menjadi seimbang. Meskipun demikian, The Fed siap untuk memperketat kebijakan lebih lanjut apabila diperlukan.

“Menurut pelaku pasar dan investor, mereka menilai bahwa The Fed mulai membuka pintu untuk melakukan perubahan,” kata Nico dalam risetnya, Senin (4/11/2023).

Dari sentimen dalam negeri, lanjut Nico, indeks manufaktur Indonesia masih berada pada zona ekspansi serta inflasi masih terjaga diambang batas Bank Indonesia, tentunya dua hal ini akan memberikan katalis positif untuk IHSG.

Sebagai informasi, PMI Manufaktur S&P Global Indonesia naik tipis menjadi 51,7 pada November 2023, ini mengindikasikan kenaikan dari level terendah dalam 8 bulan di bulan Oktober.

Secara terpisah, analis Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan pola pergerakan IHSG hingga saat ini masih terlihat betah dalam rentang konsolidasi wajar, sedangkan kondisi perekonomian yang stabil ditambah dengan masih adanya emiten yang membagikan dividen turut menopang pola pergerakan IHSG hingga beberapa waktu mendatang.

“Momentum tekanan merupakan momentum berharga bagi investor jangka menengah dan panjang dikarenakan harapan akan kondisi yang kian membaik,” kata William. William memperkirakan IHSG hari ini berpotensi bergerak sideways pada kisaran 6.921 – 7.078.

Adapun saham-saham yang menjadi rekomendasi adalah ASII, BBRI, SMGR, TLKM, BMRI, CTRA, KLBF, dan AKRA.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (1/12/2023) sore ditutup melemah 20,83 poin atau 0,29 persen ke posisi 7.059,91. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 9,67 poin atau 1,04 persen ke posisi 939,70.

“Jelang akhir pekan, IHSG terpengaruh dari tekanan eksternal. Dari eksternal bursa regional Asia bergerak melemah sehubungan dengan sikap pelaku pasar yang terus menilai prospek ekonomi China,” kata Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya Jumat lalu di Jakarta, Jumat seperti dilansir Antara.

Dari mancanegara, berdasarkan hasil survei swasta menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur China secara tak terduga meningkat pada November 2023, atau bertentangan dengan data resmi yang menunjukkan kontraksi selama dua bulan berturut-turut.

Pasar menantikan sikap pemerintah China, yang hingga saat ini pasar masih terpecah mengenai otoritas China perlukah melonggarkan kebijakan lebih lanjut untuk mendukung pemulihan ekonomi yang rapuh.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor meningkat yaitu dipimpin sektor teknologi sebesar 2,18 persen, diikuti sektor industri dan sektor properti yang masing-masing naik sebesar 1,46 persen dan 0,12 persen.

Sedangkan, delapan sektor turun yaitu sektor barang baku turun paling dalam minus 3,53 persen, diikuti sektor kesehatan dan sektor barang konsumen primer yang masing- masing turun sebesar 2,43 persen dan 1,48 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu PYFA, BBYB, NSSS, GOTO dan ARTO. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar, yakni PURI, AYAM, SILO, AMMN dan DEWI.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.257.914 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 31,22 miliar lembar saham senilai Rp31,22 triliun. Sebanyak 217 saham naik, 338 saham menurun, dan 204 tidak bergerak nilainya.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya