SOLOPOS.COM - Ilustrasi investor memantau pergerakan saham di pasar modal. (freepik)

Solopos.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada Kamis (25/1/2024) seiring dengan rilis laporan keuangan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA).

CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan perkembangan pergerakan IHSG saat ini terlihat masih cenderung bergerak sideways dengan peluang tekanan minor yang masih terlihat cukup besar. Minimnya sentimen yang dapat mendongkrak kenaikan membuat IHSG masih akan cenderung bergerak dalam rentang konsolidasi.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

“Peluang koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian mengingat dalam jangka panjang IHSG masih berada dalam jalur uptrend,” paparnya dalam publikasi riset.

Hari ini IHSG berpotensi bergerak dalam rentang terbatas 7.123-7.272. Rekomendasi saham KLBF, BBNI, SMGR, GGRM, BSDE, JSMR, TLKM, SMRA. Investor juga akan memantau kinerja keuangan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) hari ini.

BBCA merupakan emiten terbesar dari sisi kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia sehingga berimbas besar terhadap IHSG.

Sementara itu, saham-saham milik konglomerat Prajogo Pangestu tidak lagi menjadi penggerak IHSG pada tahun ini, sebagaimana yang terjadi pada 2023. Sebaliknya, saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN), dan PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) justru membebani IHSG.

Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI) per Rabu (24/1/2024), saham BREN justru menduduki posisi teratas top laggard karena membebani IHSG 81,48 poin. Disusul saham CUAN membebani IHSG 17,13 poin, dan saham BRPT yang memberatkan IHSG 16,22 poin.

Head of Research Mirae Asset Sekuritas Robertus Hardy mengatakan, tahun ini akan ada pergeseran momentum, investor akan beralih dari saham-saham yang memiliki imbal hasil tidak wajar (abnormal return) seperti saham Prajogo Pangestu, ke saham blue chip dengan fundamental baik.

“Jadi di awal tahun ini mungkin ada beberapa katalis seperti misalnya kemungkinan normalisasi return dari beberapa saham yang baru listing dan juga terkait dengan Prajogo Pangestu,” ujar Robertus dalam Media Day Mirae Asset Sekuritas, Rabu, (24/1/2024).

Menurutnya, pasar saham diprediksi akan menguat pada semester II/2024 dengan dukungan dari saham-saham unggulan atau blue chips. Selain itu, katalis pendukung IHSG yaitu ekspektasi penurunan suku bunga global dan BI rate, serta kejelasan hasil Pemilu.

Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve masih menahan suku bunga di kisaran 5,25%-5,5%, dan The Fed diproyeksikan akan memangkas suku bunga sebanyak tiga kali tahun ini. Sementara itu Bank Indonesia (BI) masih menahan BI rate 6%.

“Kami memprediksi nilai wajar IHSG akan berada di level 8.100, dengan mengimplikasikan P/E ratio 14 kali, dan asumsi EPS growth sebesar 5-6%,” ujarnya.

Dua faktor lain, lanjut Robert, adalah investor domestik yang diprediksi masih akan jadi penopang IHSG serta total kapitalisasi saham emiten dengan kapitalisasi pasar jumbo (big cap) yang masih kecil dibandingkan negara-negara lain.

“Total kapitalisasi pasar saham lima emiten terbesar di pasar saham Indonesia sangatlah kecil dibanding pasar saham Asia lainnya seperti Korea Selatan, Jepang, dan India,” kata dia.

Dia mengatakan, lima saham blue chips terbesar di Indonesia yaitu BBCA, BREN, BBRI, BYAN, BMRI hanya sekitar US$273 miliar, jauh di bawah lima perusahaan terbesar di bursa Korea Selatan, Jepang, dan India yaitu masing-masing US$628 miliar, US$672 miliar, dan US$691 miliar.

“Dengan optimisme pasar saham tersebut, saham-saham yang dapat menjadi pilihan adalah BBCA, BBRI, ACES, MAPI, TLKM, ISAT, dan ASII,” ujarnya.

Sebelumnya, IHSG pada Rabu (24/1/2024) sore, ditutup memerah di tengah penguatan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 28,41 poin atau 0,39 persen ke posisi 7.227,82. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 1,52 poin atau 0,57 persen ke posisi 966,25.

“Pergerakan indeks di Asia didukung oleh optimisme bahwa pemerintah China akan menawarkan dukungan untuk pasar saham. Perdana Menteri (PM) China Li Qiang pada Senin (22/1) menegaskan perlunya kebijakan yang lebih nyata untuk menopang pasar saham dan meningkatkan tingkat kepercayaan investor,” sebut Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta, Rabu, seperti dilansir Antaranews.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor meningkat yaitu dipimpin sektor kesehatan yang meningkat sebesar 1,80 persen, diikuti sektor dan sektor yang masing-masing naik sebesar 0,39 persen dan 0,13 persen.

Sedangkan delapan sektor turun yaitu sektor barang baku turun paling dalam minus sebesar 1,21 persen, diikuti sektor teknologi dan sektor infrastruktur yang masing-masing turun sebesar 1,08 persen dan 0,72 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu FORU, BPTR, SURI, DADA, dan SKRN. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni CGAS, HUMI, GRPH, BABY dan BANK.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.192.685 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 18,30 miliar lembar saham senilai Rp15,24 triliun. Sebanyak 174 saham naik, 361 saham menurun, dan 230 tidak bergerak nilainya.

Bursa saham regional Asia Rabu sore  antara lain, indeks Nikkei melemah 291,10 poin atau 0,80 persen ke 36.226,50, indeks Hang Seng menguat 545,89 poin atau 3,56 persen ke 15.899,87, indeks Shanghai menguat 49,79 poin atau 1,80 persen ke 2.820,77, dan indeks Strait Times menguat 18,08 poin atau 0,58 persen ke 3.153,33.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya