SOLOPOS.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Ilustrasi/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada Senin (30/10/2023) jelang rilis data ekonomi dan laporan keuangan emiten.

Investor juga memantau rapat The Fed (FOMC) yang diperkirakan mengerek suku bunga lagi. CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan mengawali pekan terakhir bulan Oktober tahun 2023 akan ada rilis sejumlah data ekonomi. Tingkat inflasi misalnya, disinyalir masih akan berada dalam kondisi

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

“Jika terdapat peluang terjadinya koreksi wajar dalam pergerakan IHSG masih dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian, mengingat kondisi perekonomian dalam negeri yang masih berada dalam kondisi stabil,” paparnya dalam publikasi riset seperti dilansir Bisnis.

Pada perdagangan awal pekan IHSG berpeluang terkoreksi dalam rentang 6.702-6.899. Rekomendasi saham ASII, BBCA, KLBF, UNVR, ICBP, PWON, ASRI, TBIG, HMSP.

Dalam riset berbeda, tim analis MNC Sekuritas menyebutkan IHSG menguat 0,7% ke 6.759 dan disertai oleh munculnya volume pembelian pada akhir pekan kemarin.

Namun demikian, tetap waspadai apabila IHSG kembali menembus area 6.711, maka selanjutnya IHSG akan menguji ke rentang area 6.666-6.676 untuk menyelesaikan wave c dari wave (ii). Support 6.711, 6.622, Resistance 6.901, 6.987.

Sebelumnya,  IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (27/10/2023) sore ditutup naik mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia.

IHSG akhir pekan ditutup menguat 44,27 poin atau 0,66 persen ke posisi 6.758,79. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 3,60 poin atau 0,41 persen ke posisi 892,91.

“Indeks saham di Asia sore [Jumat] ini ditutup menguat dengan indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,9 persen, setelah kemarin terpuruk di level terendahnya dalam 11 bulan,” sebut Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta, Jumat, seperti dilansir Antara.

Dari mancanegara, laporan keuangan dari Amazon dan Intel yang dirilis setelah pasar saham di Amerika Serikat (AS) tutup memberikan harapan bahwa indeks saham utama di Wall Street pada akhir pekan ini akan berusaha rebound di bawah bayangan konflik Timur Tengah.

Dua pesawat tempur AS diberitakan menghancurkan fasilitas gudang amunisi di Suriah sebagai tindakan balasan atas penembakan roket ke sejumlah pangkalan militer AS oleh milisi pendukung Iran.

Dari sisi makro ekonomi, meskipun perhitungan awal Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II-2023 AS memperlihatkan bahwa ekonomi AS menikmati laju pertumbuhan ekonomi tercepat sejak kuartal IV-2021, para pengamat ekonomi meyakini pertumbuhan ekonomi AS sudah mencapai puncaknya dan tahun depan akan mengalami perlambatan.

Fokus perhatian investor sekarang tertuju pada rilis data inflasi inti AS nanti malam, yang mungkin akan memperlihatkan bahwa tekanan inflasi semakin mereda.

Para pakar ekonomi memprediksi inflasi inti yang di ukur dengan Core Personal Consumption Expenditure (PCE) Price Index turun menjadi 3,7 persen year on year (yoy) pada September 2023 dibandingkan 3,9 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, delapan sektor meningkat yaitu dipimpin sektor infrastruktur sebesar 3,01 persen, diikuti sektor energi dan sektor kesehatan masing-masing naik sebesar 1,43 persen dan 1,13 persen.

Sedangkan tiga sektor turun yaitu sektor properti turun paling dalam yaitu minus 0,45 persen, diikuti sektor industri dan sektor teknologi yang masing-masing minus 0,37 persen dan minus 0,07 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu ASMI, GJTL, CUAN, GTBO, dan STRK. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni DYAN, DMMX, BOBA, AMAN dan PCAR.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.152.118 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 18,38 miliar lembar saham senilai Rp8,68 triliun. Sebanyak 279 saham naik, 243 saham menurun, dan 235 tidak bergerak nilainya.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya