Bisnis
Selasa, 2 Januari 2024 - 08:14 WIB

IHSG Awal 2024 Diproyeksi Menguat, Cermati Saham-Saham Ini

Hafiyyan  /  Newswire  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi investor memantau pergerakan saham di pasar modal. (freepik)

Solopos.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) berpotensi menguat pada perdagangan perdana 2024, yakni Selasa (2/1/2024).

CEO Yugen Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan kondisi IHSG mengawali tahun 2024 dengan semangat baru dan mulai memasuki tahun politik terlihat masih dipenuhi optimisme.

Advertisement

Selain itu, rilis data perekonomian tingkat inflasi pada disinyalir masih dalam kondisi terkendali akan memberikan sentimen terhadap pola pergerakan IHSG.

“Hal tersebut akan menjadi salah satu sentimen yang dapat mendorong kembali naiknya IHSG hingga beberapa waktu mendatang,” paparnya dalam publikasi riset. Pada Selasa (2/1/2024), IHSG berpotensi menguat dalam rentang 7.123-7.337.

Advertisement

“Hal tersebut akan menjadi salah satu sentimen yang dapat mendorong kembali naiknya IHSG hingga beberapa waktu mendatang,” paparnya dalam publikasi riset. Pada Selasa (2/1/2024), IHSG berpotensi menguat dalam rentang 7.123-7.337.

Rekomendasi sahamnya ialah ITMG, JSMR, SMGR, BBNI, INDF, ASII, AKRA, CTRA. Sementara itu, meski diselimuti oleh volatilitas tinggi, pasar saham menutup 2023 di zona hijau. Rekor jumlah emiten baru dan kapitalisasi pasar, serta peningkatan jumlah investor mewarnai performa bursa efek pada tahun 2023.

Pada penutupan perdagangan 2023, IHSG melemah 0,43% ke level 7.272,79 setelah menyentuh level tertinggi setahun 7.303,88 pada Kamis (28/12/2023). Secara kumulatif, IHSG menguat 6,16% pada 2023. Sejalan dengan penguatan IHSG dan rekor penambahan 79 emiten baru pada 2023, kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah yang menyentuh Rp11.762 triliun pada Kamis (28/12/2023).

Advertisement

Akibatnya, lanjut Inarno, IHSG sempat mengalami volatilitas tinggi hingga menyentuh titik terendah pada 6.542 pada kuartal I/2023. Namun, kinerja IHSG kembali positif pada November 2023 hingga akhir tahun yang bertepatan dengan window dressing.

“Saya mencatat banyak dinamika yang terjadi, baik berdampak positif dan negatif di 2023. Namun, berkat sinergi dan kolaborasi pada akhirnya kita mampu menghadapi berbagai tantangan,” ujar Inarno, Jumat (29/12/2023).

Dia menuturkan OJK optimistis pasar modal Indonesia akan mampu melewati tahun pemilu 2024 dengan baik.

Advertisement

“Tahun 2024 ditandai dengan adanya pesta demokrasi dengan Pemilu 2024. Saya optimistis kita akan mampu melewati tahun pemilu,” ujarnya.

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat nilai rata-rata transaksi harian (RNTH) di pasar saham Indonesia senilai Rp10,75 triliun per Desember 2023. Pencapaian ini memenuhi target tahun 2023.

Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan kondisi makroekonomi global, diantaranya tingginya tingkat suku bunga The Fed dan tingginya inflasi di sejumlah negara maju menyebabkan RNTH tahun ini menurun dibandingkan tahun 2022 yang senilai Rp14,7 triliun.

Advertisement

“Sehingga, investor punya opsi buat beli obligasi. Ini jadi challenge termasuk dalam negeri, adanya ORI dan sebagainya membuat investor terutama investor retail beralih,” ujar Iman dalam Konferensi Pers Peresmian Penutupan Perdagangan BEI Tahun 2023 di Jakarta, Jumat (29/12/2023).

Lebih lanjut, Iman mengatakan BEI menargetkan RNTH dapat mencapai Rp12,25 triliun pada tahun depan, dengan target pencatatan efek sebanyak 230 efek.

Kemudian, BEI menargetkan sebanyak 2 juta Single Investor Identification (SID) atau investor pada tahun depan.

Sepanjang tahun ini, pasar modal Indonesia kedatangan 79 perusahaan tercatat baru yang telah melangsungkan Initial Public Offering (IPO), dengan berhasil menghimpun dana mencapai Rp54,14 triliun.

Berdasarkan laporan EY Global IPO Trends 2023, BEI menduduki peringkat ke-6 dari segi jumlah IPO, serta peringkat ke-9 dari segi total fund-raised di antara bursa-bursa global.

“Sepanjang tahun 2023, pencatatan efek baru di BEI meliputi 79 saham, 120 emisi obligasi, 3 ETF, 2 EBA-SP, dan 182 waran terstruktur dengan total fund-raised saham sebesar Rp 54,14 triliun dan obligasi sebesar Rp126,97 triliun,” ungkapnya.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif