SOLOPOS.COM - Direktur Utama PT Geo Dipa Energi (Persero), Yudistian Yunis (kiri bawah); Kepala Divisi jasa ASA (DJA) III Perum Jasa Tirta (PJT) I, Astria Nugrahany (kanan atas); Kepala Divisi Pengelolaan Sumber Daya Hutan Perhutani, Achmad Basuki (kiri atas), dan Pemimpin Redaktur (Pemred) Solopos, Rini Yustiningsih, kanan bawah dalam webinar Sapa BUMN bertajuk “BUMN Hijaukan Negeri” yang disiarkan di Youtube Espos Live, Rabu (12/6/2024).

Solopos.com, SOLO — BUMN memiliki peran penting dalam mendorong upaya pelestarian lingkungan.

Beberapa BUMN bahkan memiliki perhatian lebih terhadap lingkungan karena berkaitan langsung dengan aktivitas bisnisnya.

Promosi Jelang HUT ke-59, Telkom Gelar Customer Gathering hingga Beri Bantuan ke UMKM

Kiprah dari beberapa BUMN tersebut terangkum dalam webinar Sapa BUMN bertajuk BUMN Hijaukan Negeri yang disiarkan di Youtube Espos Live, Rabu (12/6/2024).

Direktur Utama PT Geo Dipa Energi (Persero), Yudistian Yunis, menyampaikan Indonesia merupakan negeri penuh dengan anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Di mana Indonesia memiliki potensi alam luar biasa yang bisa dimanfaatkan.

PT Geo Dipa Energi merupakan BUMN yang bergerak di bidang eksplorasi, ekploitasi dan pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi.

Menurutnya, untuk memanfaatkan panas bumi, maka secara tidak langsung juga mendukung kelestarian lingkungan.

“Kalau kita memanfaatkan panas bumi sebenarnya juga ikut menjaga lingkungan,” kata dia.

Dia menjelaskan pemanfaatan panas bumi modelnya hampir sama ketika memanaskan atau menghasilkan uap dari ketel.

Ketika air dalam ketel dipanaskan maka akan menghasilkan uap. Sedangkan di alam, panas tersebut bersumber dari aktivitas magma, kemudian media yang mengantarkan panas dari magma tersebut adalah batuan alam.

Batuan itu akan memanaskan air yang ada di dalam tanah di antara batuan-batuan.

Kemudian untuk mengambil uap dilakukan dengan pengeboran. Uap yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin, di mana turbin ketika bisa digerakkan akan menghasilkan listrik.

“Kita tahu, air juga penting untuk panas bumi. Kalau air tidak bisa dipastikan masuk ke bawah [tanah] dengan kondisi hutan yang cukup baik, lama-lama air habis dan yang dipanaskan tidak ada, hanya batu saja, sehingga tidak menghasilkan uap,” kata dia.

Untuk itu lanjutnya, menjaga kelestarian hutan diharapkan tetap dilakukan sehingga air di permukaan tanah bisa masuk ke bawah lagi untuk dipanaskan dan uapnya bisa dimanfaatkan.

Pemeliharaan lingkungan terus digaungkan oleh Perum Jasa Tirta. Diketahui Jasa Tirta merupakan perusahaan pengelolaan sumber daya air, yang tentu sangat bergantung dengan kelestarian alam.

Kepala Divisi jasa ASA (DJA) III Perum Jasa Tirta (PJT) I, Astria Nugrahany, mengatakan PJT mendapatkan tugas dari pemerintah untuk mengelola sumber daya air dari bangunan-bangunan atau bendungan yang sudah ada.

Artinya perusahaan itu tidak terlibat dalam proses pembangunan bendungan tapi mendapat tugas melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan, serta sebagian kegiatan pengusahaan dan pemanfaatan sumber air tersebut.

“Jadi bisnis kami sangat tergantung dengan alam. Seperti bendungan, kalau tidak ada maintenance di daerah sungai atau tangkapan hujannya, pasti bendungan itu tidak akan terisi air. Jika tidak terisi air maka para pemanfaat tidak akan bisa mendapat manfaat air tersebut,” kata dia.

Disebutkan, pemanfaat dari air bendungan, khususnya pemanfaat komersial di antaranya ada perusahaan PLTA, PDAM dan industri.

Dengan begitu jika waduk tidak terisi air sesuai persyaratan maka tidak bisa mencukupi untuk kebutuhan pembangkit energi.

Dia menyebut, saat ini ada dua tantangan besar yang selalu menghadang dalam upaya pengelolaan sumber daya air tersebut.

Pertama adalah tantangan dari alam dan tantangan dari manusia. Tantangan alam misalnya pengaruh perubahan musim, kadang terjadi curah hujan yang tinggi tapi sesaat, atau tidak ada curah hujan, atau kemarau berkepanjangan dan lainnya.

Hal itu dipastikan akan mempengaruhi tampungan air di waduk.

Ada juga pengaruh buatan manusia, seperti perubahan tata guna lahan.



Astria menyebut di daerah hulu sering terjadi perubahan tata guna lahan yang mengakibatkan kejadian erosi dan sedimentasi yang masuk ke waduk.

Padahal ketika waduk penuh sedimen tidak akan bisa menampung air secara optimal.

Hal itu tentunya akan mengurangi manfaat waduk untuk masyarakat. Sementara untuk pengerukan waduk butuh biaya mahal dan sangat banyak tantangan teknisnya.

Belum lagi akan menyangkut kualitas air.

“Sebab salah satu pemanfaat waduk adalah dari PDAM yang mengolah air baku sungai menjadi air minum yang butuh kualitas air yang bagus sesuai baku mutu. Sering kali air yang ada di sungai tidak memenuhi baku mutu tersebut. Ini juga tantangan sulit untuk diselesaikan satu pihak, perlu sinergi semua pihak,” jelas dia.

Pentingnya kelestarian lingkungan juga disampaikan Perhutani.

Kepala Divisi Pengelolaan Sumber Daya Hutan Perhutani, Achmad Basuki, mengatakan Perhutani merupakan BUMN yang berada di bawah Kementerian Lingungan Hidup dan Kehutanan dan Kementerian BUMN.

“Kami diberi tugas pada tiga aspek, yakni aspek people, planet dan profit. Jadi selain memperhatikan kesejahteraan masyarakat [people], kami juga mengelola sumber daya hutan dengan lestari [planet] dan dituntut untuk menghasilkan profit. Ketiganya harus berjalan seimbang,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya