SOLOPOS.COM - Ilustrasi Investasi (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SOLO — Sebagian kalangan muda usia 15-34 tahun telah memiliki kesadaran dalam mengelola keuangannya. Bahkan mereka juga sudah mulai memikirkan untuk melakukan investasi.

Hal itu terlihat dari hasil survei yang dilakukan Solopos Media Group (SMG) “Resolusi Anak Muda 2024”. Survei tersebut dilakukan secara online melalui kuis.solopos.com dengan periode kuis 4 Januari 2024 sampai 18 Januari 2024. Total ada 447 responden yang mengikuti survei itu. Responden yang disasar adalah kalangan muda usia 15- 24 tahun dan 25-34 tahun meski terdapat sebagian kecil responden yang berusia di atas itu.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Ada beberapa resolusi yang ditanyakan, seperti mengenai pola hidup, kesehatan dan keuangan. Khusus untuk resolusi keuangan, ternyata sebagian besar responden ingin menabung secara rutin di tahun ini serta mulai berinvestasi.

Resolusi keuangan kalangan muda (usia 15-24 dan 25-34 tahun) dipengaruhi besaran pendapatan mereka. Anak muda yang berpendapatan di bawah Rp1 juta dan Rp1 juta-Rp2 juta cenderung ingin rutin menabung. Untuk yang berpendapatan Rp2 juta-Rp3 juta hampir berimbang antara rutin menabung dan memulai investasi. Sedangkan yang berpendapatan di atas Rp3 juta dominan ingin memulai investasi.

Kemudian untuk investasi yang ingin dilakukan pada 2024 paling banyak adalah emas, menabung, kemudian rumah/tanah. Dimana anak muda berusia 15-24 tahun yang cenderung berinvestasi emas sekitar 31% dan bisa menabung 31%. Anak muda berusia 25-34 tahun yang cenderung ingin berinvestasi emas sekitar 31% dan investasi rumah/tanah sekitar 29%.

Jenis investasi yang dipilih tersebut juga dipengaruhi oleh faktor pendapatan. Anak muda yang berpendapatan di bawah Rp1 juta, sekitar 36% memilih bisa menabung. Sedangkan yang berpendapatan Rp1 juta-Rp2 juta dan Rp2 juta-Rp3 juta paling tinggi adalah berinvestasi emas, masing-masing 32% dan 40%. Kemudian untuk kalangan muda yang berpendapatan di atas Rp3 juta, lebih ke emas dan rumah/tanah.

Keamanan Finansial

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Retno Tanding Suryandari, mengatakan aan sangat baik ketika banyak generasi muda atau kelompok usia produktif sudah menyadari pentingnya pengelolaan keuangan. Hal tersebut akan berdampak pada keamanan secara finansial ke depannya.

Dia mengatakan idealnya setiap pendapatan yang dimiliki seseorang harus dibagi menjadi beberapa kategori. Di antaranya adalah untuk keperluan konsumsi, untuk saving dan investasi. Saving maksudnya adalah menabung yang bisa dimanfaatkan sewaktu-waktu. Sementara investasi dialokasikan untuk modal di masa yang akan datang.

“Jadi memang ketiganya harus dialokasikan. Menurut saya idealisme seperti itu harus terus ditanamkan, sehingga anak muda usia produktif bisa berpikir ke depan dengan mengalokasikan tabungan dan investasi,” kata dia, Sabtu (27/1/2024).

Dia menjelaskan mengenai alokasi konsumsi, biasanya semakin rendah pendapatan maka alokasi untuk konsumsi semakin tinggi. Sedangkan semakin besar pendapatannya otomatis alokasi untuk konsumsi semakin kecil. Tapi kalau sampai semakin tinggi pendapatan ternyata alokasi konsumsinya semakin juga tinggi, berarti ada masalah dalam prioritas pembelanjaan dari income yang diperoleh, mungkin ada utang dan lainnya. Namun menurutnya, ketika mengharuskan ada utang, maka sebaiknya alokasi untuk pembayaran utang itu maksimal 30% dari pendapatannya.

Mengenai jenis investasi yang bisa dipilih, ketika pendapatan masih dari uang saku, mungkin bisa diawali dengan menabung. Kemudian ketika sudah mulai bekerja dan mendapatkan penghasilan sendiri bisa mulai dengan yang lain. Pemilihan investasi emas menurutnya sangat wajar. Sedangkan jika seseorang sudah mulai mapan dalam pendapatan dan kariernya biasanya akan melirik pada investasi yang lebih besar seperti properti.

“Sebenarnya ada juga instrumen investasi yang bisa dipertimbangkan yakni dengan saham di pasar modal, yang itu juga cukup liquid. Tapi tentu saja kalau bicara investasi idealnya alokasi untuk investasi ini adalah uang yang memang tidak akan digunakan dalam waktu dekat,” kata dia.

Cara untuk memulai investasi jangka panjang bisa diawali dengan menabung. Setelah tabungan cukup banyak dan sudah memiliki anggaran untuk keperluan tak terduga, maka sisa dari tabungan itu bisa dimanfaatkan untuk investasi jangka panjang.

Hal yang perlu dihindari adalah melakukan investasi misalnya pasar modal, namun dari modal pinjaman. “Mau investasi pasar modal tapi dengan pinjam pinjol [pinjaman online], itu sebaiknya tidak dilakukan,” lanjutnya.

Dia menjelaskan, pada pinjaman seperti  pinjol biasanya ada batas waktu pengembalian yang relatif pendek. Jika dimanfaatkan untuk berinvestasi dengan karakter jangka panjang seperti pasar modal, bisa jadi akan mengalami kerugian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya