SOLOPOS.COM - Ilustrasi air. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO— Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menghadapi tantangan berat dalam mengelola sumber daya air agarr terus dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat.

Hal itu disampaikan Kepala Divisi jasa ASA (DJA) III Perum Jasa Tirta (PJT) I, Astria Nugrahany dalam webinar Sapa BUMN bertajuk “BUMN Hijaukan Negeri” yang disiarkan di Youtube Espos Live, Rabu (12/6/2024).

Promosi Perluas Akses Kehidupan Desa, Telkom Rekonstruksi Jembatan Gantung di Sukabumi

Astria menjelaskan PJT mendapatkan tugas dari pemerintah untuk mengelola sumber daya air dari bangunan-bangunan atau bendungan yang sudah ada. Artinya Perusahaan tersebut tidak terlibat dalam proses pembangunan bendungan, tapi mendapat tugas melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan, serta sebagian kegiatan pengusahaan dan pemanfaatan sumber air tersebut.

“Jadi bisnis kami sangat tergantung dengan alam. Seperti bendungan, kalau tidak ada maintenance di daerah sungai atau tangkapan hujannya, pasti bendungan itu tidak akan terisi air. Jika tidak terisi air maka para pemanfaat tidak akan bisa mendapat manfaat air tersebut,” kata dia.

Disebutkan, pemanfaat dari air bendungan, khususnya pemanfaat komersial di antaranya ada perusahaan PLTA, PDAM dan industri. Dengan begitu jika waduk tidak terisi air sesuai persyaratan, maka tidak bisa mencukupi untuk kebutuhan pembangkit energi.

Dia menyebut, saat ini ada dua tantangan besar yang selalu menghadang dalam upaya pengelolaan sumber daya air tersebut. Pertama adalah tantangan dari alam dan tantangan dari manusia. Tantangan alam misalnya pengaruh perubahan musim,  kadang terjadi curah hujan yang tinggi tapi sesaat, atau tidak ada curah hujan, atau kemarau berkepanjangan dan lainnya. di mana hal itu dipastikan akan memengaruhi tampungan air di waduk.

Ada juga pengaruh buatan manusia, seperti perubahan tata guna lahan. Astria menyebut di daerah hulu sering terjadi perubahan tata guna lahan yang mengakibatkan kejadian erosi dan sedimentasi yang masuk ke waduk. Padahal. Ketika waduk penuh sedimen, tidak akan bisa menampung air secara optimal. Hal itu tentunya akan mengurangi manfaat waduk untuk masyarakat. Sementara untuk pengerukan waduk butuh biaya mahal dan sangat banyak tantangan teknisnya. Belum lagi akan menyangkat kualitas air.

“Sebab saah satu pemanfaat waduk adalah dari PDAM yang mengolah air baku sungai menjadi air minum yang butuh kualitas air yang bagus sesuai baku mutu. Sering kali air yang ada di sungai tidak memenuhi baku mutu tersebut. Ini juga tantangan sulit untuk diselkesaikan satu pihak, perlu sinergi semua pihak,” jelas dia.

Pentingnya kelestarian lingkungan juga disampaikan Perhutani. Kepala Divisi Pengelolaan Sumber Daya Hutan Perhutani, Achmad Basuki, mengatakan Perhutani merupakan BUMN yang berada di bawah Kementerian Lingungan Hidup dan Kehutanan dan Kementerian BUMN.

“Kami diberi tugas pada tiga aspek, yakni aspek people, planet, dan profit. Jadi selain memperhatikan kesejahteraan masyarakat [people], kami juga mengelola sumber daya hutan dengan lestari [planet] dan dituntut untuk menghasilkan profit. Ketiganya harus berjalan seimbang,” kata dia.

Sementara itu, Direktur Utama PT Geo Dipa Energi (Persero), Yudistian Yunis, menyampaikan Indonesia merupakan negeri penuh dengan anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa, di mana Indonesia memiliki potensi alam luar biasa yang bisa dimanfaatkan.

PT Geo Dipa Energi merupakan BUMN yang bergerak di bidang eksplorasi, ekploitasi dan pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi. Menurutnya, untuk memanfaatkan panas bumi, maka secara tidak langsung juga mendukung kelestarian lingkungan.

“Kalau kita memanfaatkan panas bumi sebenarnya juga ikut menjaga lingkungan,” kata dia dalam acara tersebut.

Dia menjelaskan pemanfaatan panas bumi modelnya hampir sama ketika memanaskan atau menghasilkan uap dari ketel. Ketika air dalam ketel dipanaskan maka akan menghasilkan uap. Sedangkan di alam, panas tersebut bersumber dari aktivitas magma, kemudian media yang menghantarkan panas dari magma tersebut adalah batuan alam.

Batuan tersebut kemudian akan memanaskan air yang ada di dalam tanah, di antara batuan-batuan. Kemudian untuk mengambil uap tersebut dilakukan dengan pengeboran. Uap yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin. Dimana turbin ketika bisa digerakkan, akan menghasilkan listrik.

“Kita tahu, air juga penting untuk panas bumi. Kalau air tidak bisa dipastikan masuk ke bawah [tanah] dengan kondisi hutan yang cukup baik, lama-lama air habis dan yang dipanaskan tidak ada, hanya batu saja, sehingga tidak menghasilkan uap,” kata dia.

Untuk itu lanjutnya, menjaga kelestarian hutan diharapkan tetap dilakukan, sehingga dapat dipastikan air di permukaan tanah bisa masuk ke bawah lagi untuk dipanaskan, sehingga uapnya bisa dimanfaatkan.

Pemeliharaan lingkungan juga terus digaungkan oleh Perum Jasa Tirta. Diketahui perusahaan tersebut merupakan Perusahaan pengelolaan sumber daya air, yang tentu sangat bergantung dengan kelestarian alam.

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya