Bisnis
Jumat, 26 Januari 2024 - 11:37 WIB

Ekonomi AS Tumbuh 3,3 Persen, Rupiah Bergerak Lesu

Jessica Gabriela Soehandoko  /  Newswire  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang rupiah. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada awal perdagangan Jumat (26/1/2024) turun karena data produk domestik bruto (PDB) triwulan IV-2023 Amerika Serikat (AS) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya.

Kurs rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta dibuka merosot 13 poin atau 0,08 persen menjadi Rp15.839 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.826 per dolar AS.

Advertisement

“Rupiah berpotensi melemah lagi terhadap dolar AS. Data ekonomi AS yang ditunggu pasar semalam yaitu data PDB triwulan IV-2023 dirilis lebih bagus dari ekspektasi pasar,” kata pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.

PDB AS triwulan IV-2023 tumbuh sebesar 3,3 persen, turun dibandingkan 4,9 persen pada triwulan sebelumnya, namun lebih tinggi dari perkiraan sebesar 2 persen.

Advertisement

PDB AS triwulan IV-2023 tumbuh sebesar 3,3 persen, turun dibandingkan 4,9 persen pada triwulan sebelumnya, namun lebih tinggi dari perkiraan sebesar 2 persen.

Ariston menuturkan data tersebut menunjukkan bahwa ekonomi AS masih kuat dan bisa memberikan konfirmasi ke pasar bahwa bank sentral AS atau The Fed tidak akan terburu-buru memangkas suku bunga acuannya meskipun kenaikan inflasi AS sudah menunjukkan penurunan.

Di sisi lain, data PDB AS triwulan IV-2023 yang masih cukup baik itu bisa memberikan sentimen positif ke aset berisiko, yang berarti bahwa ekonomi AS masih bisa memberikan dampak positif ke perekonomian global.

Advertisement

Perekonomian Amerika Serikat (AS) pada kuartal IV/2024 tumbuh 3,3% atau melampaui perkiraan lantaran melandainya inflasi yang mendorong belanja konsumen sehingga mengecilkan potensi resesi.

Berdasarkan perkiraan awal pemerintah yang dirilis pada Kamis (25/1/2024), produk domestik bruto (PDB) AS telah meningkat sebesar 3,3% pada kuartal IV/2024. Sepanjang tahun lalu, perekonomian Negeri Paman Sam telah tumbuh sebesar 2,5%.

Kemudian, mesin pertumbuhan utama perekonomian, yakni belanja pribadi, meningkat sebesar 2,8%. Investasi bisnis dan perumahan juga membantu mendorong kenaikan yang lebih besar dari perkiraan pada kuartal terakhir.

Advertisement

Adapun, ukuran inflasi yang diawasi ketat naik 2% untuk kuartal kedua berturut-turut. Hal ini sejalan dengan target bank sentral The Fed. Angka-angka tersebut kemudian mengakhiri tahun 2023 di mana perekonomian menunjukan performa yang mengejutkan.

Hal ini bertentangan dengan ekspektasi banyak ekonom Wall Street bahwa negara tersebut siap untuk tergelincir ke dalam resesi. Meskipun rumah tangga dan dunia usaha terbebani akibat kenaikan suku bunga The Fed, belanja konsumen AS terus didukung oleh pertumbuhan lapangan kerja yang bertahan lama dan menurunnya inflasi. Sentimen konsumen juga telah membaik dalam beberapa bulan terakhir.

Didorong dengan pengeluaran liburan yang lebih baik dari perkiraan, angka-angka pada kuartal IV/2024 menunjukan bahwa ekonomi membawa beberapa momentum pada tahun ini, memberikan harapan bahwa ekspansi berada pada pijakan yang lebih kuat. Namun, meskipun demikian, pertumbuhan Paman Sam terlihat moderat pada tahun ini.

Advertisement

Ekonom Bloomberg Eliza Winger mengatakan bahwa banyak ekonom telah membatalkan seruan mereka terhadap resesi. Sedangkan, pihaknya masih belum yakin akan hal tersebut.

“Sebagian besar ekonom telah membatalkan seruan mereka terhadap resesi, namun kami masih belum yakin PDB dapat melambat secara signifikan pada paruh pertama tahun 2024 mengingat penurunan cepat di pasar tenaga kerja dan kekhawatiran mengenai ketersediaan kredit dan permintaan konsumen,” jelas ekonom Eliza Winger seperti dikutip dari Bloomberg pada Jumat (26/1/2024).

Jalur inflasi dan cara The Fed merespons akan menjadi kunci dalam menentukan arah perekonomian pada tahun ini. Semakin lama suku bunga tetap dibatasi, maka semakin banyak ekonom yang mengantisipasi biaya pinjaman akan berdampak pada permintaan, serta rencana perekrutan dan ekspansi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif