SOLOPOS.COM - Ilustrasi kamar hotel (Istimewa)

Solopos.com, SOLO— Lulusan SMK tercatat sebagai penyumbang terbanyak tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kota Solo pada 2023.

Namun tampaknya kondisi tersebut tidak berlaku untuk lulusan SMK secara menyeluruh. Sebab untuk lulusan SMK di bidang pariwisata disebut memiliki banyak peluang untuk masuk dunia kerja.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Sahid Surakarta, Jasanta Peranginangin, menyampaikan meski secara umum untuk keterserapan lulusan SMK dinilai kurang, namun di industri pariwisata, peluang untuk lulusan SMK bidang pariwisata masih besar.

“Untuk SMK kalau di industri pariwisata, [keterserapannya] masih terbuka lebar. Untuk klaster pariwisata, kalau dilihat dari tracking alumni, rata-rata di atas 80% sebelum lulus mereka sudah bekerja,” kata dia dalam sebuah acara di STP Sahid, 7 Februari 2024 lalu.

Bahkan, menurutnya, saat ini pasar tenaga kerja di bidang pariwisata juga cukup banyak dibutuhkan di luar negeri, seperti Jepang. Di sisi lain, kebutuhan tenaga kerja bidang pariwisata di Indonesia juga tak kalah banyak. Terlebih jika melihat pertumbuhan sektor wisata dalam negeri saat ini yang menurutnya cukup bagus.

“Kami lihat hotel masih tumbuh, begitu juga dengan destinasi wisata, sehingga akan banyak sekali menyerap tenaga kerja mulai dari lulusan SMK, LKP [Lembaga Kursus dan Pelatihan]/LPK [Lembaga Pelatihan Kerja], sampai perguruan tinggi untuk mengisi pasar tenaga kerja di industri pariwisata,” jelas dia.

Sementara jika berbicara dunia pendidikan, tidak bisa lulusannya hanya dikhususkan untuk mengisi kebutuhan di satu wilayah. Lulusan di Solo dan sekitarnya juga berpotensi mengisi kebutuhan tenaga kerja di luar daerah secara nasional bahkan di lingkup internasional.

Ketua PHRI Solo, Joko Sutrisno, juga menyampaikan mengenai potensi keterserapan lulusan bidang pariwisata, termasuk SMK saat ini. Bahkan dia menilai, lulusan di bidang pariwisata tersebut bisa terserap 100%. Hanya, memang perlu ada komitmen tinggi dalam menjalankannya.

“Sebenarnya kalau mau, lulusan itu bisa terserap 100% di hospitality. Namun mungkin karena ada pertimbangan teknis maupun nonteknis, misalnya orang tua tidak membolehkan anaknya bekerja di luar Solo atau di luar negeri,” jelas dia.

Jadi Idola

Dia mengatakan, saat ini lowongan pekerjaan di bidang pariwisata yang tengah menjadi idola adalah bekerja di kapal pesiar dan hotel luar negeri. Selain permintaannya yang cukup banyak, gajinya juga besar. Menurutnya kesempatan tersebut kini juga semakin besar dengan berbagai peluang, misalnya untuk bekerja di kapal pesiar atau hotel di luar negeri kini sudah tidak harus melalui agen khusus, namun cukup melalui aplikasi.

Dia juga mengatakan jika dulu kapal pesiar jarang menerima tenaga kerja perempuan, untuk saat ini kondisinya sudah lebih terbuka.

Lebih lanjut dia mengatakan perkembangan dunia pariwisata sangat berbanding lurus dengan tingkat perekonomian. Ketika Tingkat perekonomian naik maka geliat pariwisata akan terasa. Dimana tingkat hunian hotel akan meningkat, kunjungan destinasi wisata juga akan meningkat.

“Saya rasakan sendiri saat 15 tahun mengelola hotel dan destinasi wisata, itu sangat berbanding lurus dengan perkembangan ekonomi,” lanjut dia.

Menurutnya, perkembangan pariwisata saat ini tentu sudah berbeda jauh dengan perkembangan pariwisata 10 tahun yang lalu. Dimana 10 tahun lalu mungkin kegiatan berwisata belum menjadi kebutuhan pokok. Namun sekarang wisata itu menjadi kebutuhan pokok. Berdasarkan pengamatannya, saat ini banyak kelompok masyarakat maupun organisasi-organisasi masyarakat yang sudah menjadwalkan kegiatan berwisata setiap tahunnya.

Hal itu menunjukkan prospek pariwisata sangat besar ke depannya. Meskipun kata dia, hal itu sudah sangat terlambat jika dibandingkan kondisi di luar negeri, dimana kesadaran berwisatanya sudah sangat tinggi.

Sekretaris PHRI Solo, Basid Burhanudin, mengatakan adanya kegiatan magang di hotel atau di dunia usaha, juga cukup membantu para lulusan mendapatkan pekerjaan.

“Di tempat saya misalnya [Hotel Amrani Syariah Solo], lebih mudah mencari tenaga kerja itu melalui siswa magang. Baik dari SMK maupun sekolah tinggi, tergantung kebutuhan kami untuk tenaga kerja,” kata dia.

Sementara itu Wakil Kepala SMKN 7 Solo Bidang Humas, Agnes Jujuk Sarwosri, mengatakan jika sejauh ini tingkat keterserapan lulusan SMKN 7 Solo yang dari bidang pariwisata, cukup tinggi. Diketahui SMKN 7 memiliki beberapa jurusan di bidang pariwisata, di antaranya adalah perhotelan, culinary dan usaha layanan wisata (ULP).

“Apalagi di Kurikulum Merdeka, prakerin [praktik kerja industri] itu enam bulan, jadi mereka sudah terserap banyak. Setelah prakerin mereka sudah diminta bekerja di perusahan tersebut. Jadi 80%-85% mereka bekerja,” kata dia, Rabu (21/2/2024). Di luar itu ada yang melanjutkan kuliah atau menjalankan usaha.

Masa tunggu untuk mendapatkan pekerjaan dari para lulusan, menurutnya juga tidak lama, tidak sampai satu tahun. Bahkan banyak yang begitu lulus langsung bekerja. Tapi ada juga yang mungkin tidak cocok dengan tempat kerjanya kemudian keluar lagi.

Di sisi lain dia mengatakan jika tingkat keterserapan lulusan SMK tersebut sedikit banyak juga dipengaruhi faktor orang tua. Ada sebagian orang tua yang sulit melepas anaknya ketika memiliki kesempatan bekerja di luar daerah, atau ke luar negeri sebab inginnya anaknya bekerja di dekat rumah.

Menurutnya Solo merupakan daerah dengan perkembangan pariwisatanya yang bagus. Banyak hotel dan restoran yang berdiri di Solo. Destinasi wisata juga mulai berkembang di Solo. Hanya, lulusan SMK pariwisata di Solo juga cukup banyak. Tidak mungkin semua tertampung di Solo.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya