SOLOPOS.COM - Ilustrasi pajak. (freepik)

Solopos.com, SOLO – Sebanyak 120 rekening bank dari 116 penunggak pajak diblokir serentak. Total nilai tunggakan dari sejumlah rekening tersebut mencapai Rp262 miliar.

Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jawa Tengah II, melalui Juru Sita Pajak Negara (JSPN) yang tersebar di 12 Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di lingkungan Kanwil DJP Jawa Tengah II, melaksanakan upaya penegakan hukum berupa pemblokiran rekening massal.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Total ada 120 rekening penunggak pajak dengan nilai tunggakan sebesar Rp262 miliar yang dilakukan di sejumlah bank nasional dan internasional wilayah Jabodetabek, Senin (4/3/2024). Dari keterangan pihak DJP, kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya percepatan pencairan piutang pajak dalam rangka mengamankan penerimaan pajak dan meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

Pemblokiran harta kekayaan penanggung pajak yang tersimpan pada lembaga jasa keuangan merupakan langkah awal bagi JSPN sebelum melakukan tindakan penyitaan harta kekayaan penanggung pajak. Baik yang disimpan pada lembaga jasa keuangan sektor perbankan, lembaga jasa keuangan sektor perasuransian, lembaga jasa keuangan lainnya, maupun entitas lain seperti yang diamanahkan dalam PMK 61 Tahun 2023 Pasal 23 ayat (4) huruf c dan huruf d.

Kepala Seksi Bimbingan Penagihan Kanwil DJP Jawa Tengah II, Nuk Windrawati, mengatakan sebelum pemblokiran, telah dilakukan serangkaian penagihan aktif berupa penyampaian Surat Teguran dan Surat Paksa. Namun wajib pajak yang bersangkutan tetap belum melunasi utang pajaknya.

“Terdapat Rp262 miliar utang pajak dari 116 penunggak pajak di lingkungan Kanwil DJP Jawa Tengah II. Selain penagihan aktif, kami sudah melakukan tindakan persuasif, namun wajib pajak tidak memiliki iktikad baik untuk melunasi utang pajaknya, sehingga kami melakukan permintaan pemblokiran sebagai langkah awal sebelum dilakukannya penyitaan. Kami harap, ini menjadi deterrent effect untuk wajib pajak, sehingga kepatuhan pajaknya meningkat,” jelas Nuk dalam rilis, Senin.

Disebutkan jika petugas pajak memiliki kewenangan untuk meminta bank memblokir rekening nasabahnya. Ketentuan itu tercantum dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 j.o Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Pajak.

“Apabila penanggung pajak membayar atau melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menggunakan harta kekayaan penanggung pajak yang telah diblokir sesuai dengan tanggung jawabnya, maka pemblokirannya dicabut sebagaimana dimaksud dalam pasal 33 PMK 61 Tahun 2023,” jelas dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya