SOLOPOS.COM - Pedagang memegang ponsel saat menunggu pengunjung di lapak dagangannya di Pusat Grosir Solo, Selasa (5/3/2024). Menurut pedagang setempat, penjualan beberapa produk seperti baju muslim dan batik naik sekitar 30% menjelang Ramadan(Solopos/Joseph Howi Widodo).

Solopos.com, SOLO —  Wajah baru Pusat Grosir Solo (PGS) bakal menyambut wisatawan pada 2026 mendatang. Pengelola menyiapkan beberapa renovasi yang bakal rampung dua tahun mendatang.

General Manager PGS, Ngatiman, menguraikan PGS saat ini hampir berusia dua dekade atau 18 tahun. Kontrak penyewa bakal selesai pada dua tahun lagi. Pihaknya mengaku memprioritaskan pedagang lama untuk mengisi wajah baru PGS dua tahun lagi.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Saat ini ada 500 pedagang hingga 200 pedagang aktif, baik dari fesyen dan cenderamata. Kapasitas pedagang di tempatnya berkisar 900 kios, serta kios di basement. Jika ditotal kapasitas PGS ada 1.000-an unit kios.

Dalam prosesnya, Ngatiman mengatakan renovasi yang dilakukan secara bertahap. Pada tahun ini lantai II juga direnovasi dan PGS tetap buka. Skema renovasi ini akan mereka lakukan hingga selesai seluruhnya.

Nantinya PGS bakal dilengkapi area foodcourt yang terletak di basement. Selain itu pihaknya juga menyediakan dua studio untuk pedagang melakukan yang ingin melakukan foto produk atau menjual online (live streaming selling).

Ngatiman menguraikan renovasi ini dilakukan untuk penyegaran tenant karena bangunan PGS yang hampir 20 tahun.

“Untuk penyegaran, bangunan udah [berusia] 20 tahun. Tampak juga sudah lesu. Jadi biar segar saja,” ujar Ngatiman kepada awak media, di PGS, pada Selasa (5/2/2024).

Ngatiman menyebut rata-rata pengunjung PGS bisa tembus 6.000 orang per hari saat akhir pekan. Menurut dia, angka kunjungan ini belum pulih sejak sebelum pandemi Covid-19. Sebelum pandemi, kunjungan di PGS bisa tembus 12.000 orang dalam sehari saat akhir pekan.

Menurut Ngatiman hal ini bukan karena perkembangan e-commerce yang kian masif tapi disebabkan para pedagang di PGS mayoritas juga berjualan via online. Daya beli masyarakat yang masih rendah menurut Ngatiman juga turut andil menjadi sebabnya.

“Kami juga sediakan event-event yang berkaitan dengan PGS yang selalu diadakan dua pekan sekali yang menjadi daya tarik. Setelah renovasi ddiharapkan jumlah pengunjung bisa naik 200%, targetnya di atas 10.000 orang per hari,” kata Ngatiman.

General Manager Pusat Grosir Solo (PGS), Ngatiman, menyampaikan rencana renovasi di PGS, pada Selasa (5/2/2024). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).
General Manager Pusat Grosir Solo (PGS), Ngatiman, menyampaikan rencana renovasi di PGS, pada Selasa (5/2/2024). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Sebagai inovasi layanan, pihaknya juga menghadirkan platform jual beli online bagi para pedagang. Hal ini mereka lakukan sebagai langkah digitalisasi perdagangan.

Ngatiman menegaskan PGS tidak akan berubah menjadi mal dan tetap menjadi satu-satunya trade center di Kota Bengawan. Menurutnya hal ini sebagai branding yang kuat dengan cara meningkatkan pengalaman konsumen. Selain itu, tradisi tawar menawar tetap lekat di PGS sebagai trade center dan tidak akan ditemukan di mal.

Sales PGS, Yeny, menguraikan konsep PGS yang baru bakal identik dengan warna hijau khas Keraton Solo. PGS juga dilengkapi dengan Solotopia yaitu foodcourt di area basement yang menghadirkan kuliner khas Solo.

Dalam renovasinya, PGS akan bertransformasi dengan lima kategori, yaitu destinasi wisata belanja atau one stop shopping. Kemudian pusat cinderamata dan oleh- oleh, pusat grosir warga Soloraya, pusat makanan terpopuler khas Kota Solo, dan pusat grosir modern offline dan online market.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya