SOLOPOS.COM - Founder Pas Solving Consultant Firm, Puti Retno Ali. (Solopos/Nugroho Meidinata)

Solopos.com, SOLO — Di era digital yang sangat berkembang dan dinamis seperti saat ini, agility atau kelincahan menjadi kunci sukses dalam menjalankan bisnis.

Hal tersebut diungkapkan oleh Founder Pas Solving Consultant Firm, Puti Retno Ali. Dia menyebut agility merupakan suatu kemampuan untuk bisa merespons dan beradaptasi dalam sebuah perubahan yang terjadi baik lingkungan internal maupun eksternal.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Business agility sangat sesuai untuk diterapkan dalam situasi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity). Volatility (Volatilitas) merupakan situasi di mana tantangan yang dihadapi berubah-rubah dalam waktu begitu cepat.

Situasi Volatilitas ini menuntut pelaku bisnis untuk bisa merespons dan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan yang terjadi di pasar dengan menggunakan data dan informasi yang dipersiapkan dengan baik dan menggunakan sumber daya yang diperlukan. Jika mereka tidak mampu merespons dan beradaptasi dengan pasar, tanpa disadari mereka akan kehilangan pangsa pasar.

Selain volatilitas, muncul Uncertainty (ketidakpastian). Di mana masyarakat tidak dapat memprediksi kejadian di masa mendatang. Oleh karena itu, muncul kebutuhan pelaku bisnis untuk dapat mengikuti perkembangan zaman dan menjaga agar tetap relevan.

Complexity (Kompleksitas) terjadi ketika situasi terdiri dari berbagai bagian dan variabel yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, seperti benang kusut. Para pelaku bisnis dalam hal ini dapat menggunakan bantuan pakar untuk dapat mengurai dan menangani masalah yang begitu kompleks.

Terakhir, Ambiguity terjadi suatu peristiwa dapat diartikan dengan banyak pemahaman yang berbeda. Dalam menghadapi situasi ini, pelaku bisnis harus mampu memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi.

Memimpin bisnis di situasi VUCA tidak hanya berupa lingkungan yang menantang bagi para pemimpinnya, juga lahir berbagai kompetensi baru yang sangat dibutuhkan. Situasi VUCA menghasilkan kesadaran bahwa dibutuhkan pendekatan baru untuk dapat berhasil di situasi penuh perubahan ini, yaitu dengan pendekatan agility.

“Karena kalau kita tidak punya agility, maka kita akan menjadi lebih kecil dan diakuisisi atau bangkrut. Itu kan terjadi kayak Nokia, karena tidak punya bisnis agility. Tiba-tiba hilang karena perubahan,” jelas Puti kepada Solopos.com setelah acara pelatihan yang digelar Solopos Media Group di Griya Solopos, Solo, Jawa Tengah pada Senin (24/7/2023).

Di era VUCA, memiliki agility dalam menghadapi perubahan di era digital menjadi faktor yang krusial, sehingga diharapkan bisa lebih tangkas dan kuncinya ada di kemampuan adaptasi.

“Pertama dengan menyadari bahwa perubahan itu nyata sehingga harus dilakukan langkah-langkah untuk mengatasi perubahan tersebut dengan cara lebih menjadi lebih agile. Menjadi lebih agile tentu berakibat lebih cepat, lebih fleksibel,” pungkas dia.

Puti juga meminta pelaku usaha agar belajar hal-hal baru dan selalu mencoba hal yang baru. Tidak takut terhadap perubahan serta dapat mengelola perubahan dengan sukses tanpa merasa terbebani. Tak hanya itu, Puti juga berharap mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga bisa mendorong mereka mencari masalah-masalah baru untuk dipecahkan.

Sehingga hal ini membuat mereka bisa berkolaborasi tanpa merasa terancam dan aktif mencari umpan balik serta menginspirasi orang lain untuk merangkul perubahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya