SOLOPOS.COM - Ilustrasi pergerakan saham. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan aliran modal asing keluar bersih di pasar keuangan domestik mencapai Rp3,2 triliun selama periode 22-25 Januari 2024.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan di Jakarta, Jumat (26/1/2024), nilai tersebut terdiri dari aliran modal asing keluar bersih di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp3,31 triliun dan di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) Rp0,41 triliun. Namun, terdapat modal asing masuk bersih di pasar saham senilai Rp0,52 triliun.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Berdasarkan data transaksi sejak awal tahun 2024 hingga 25 Januari 2024, total modal asing masuk bersih di pasar SBN mencapai Rp7,11 triliun, di pasar saham Rp7,35 triliun dan di SRBI Rp18,92 triliun.

Selanjutnya, premi risiko investasi atau premi credit default swaps (CDS) Indonesia 5 tahun per 25 Januari 2024 sebesar 74,11 basis poin (bps), naik dibandingkan per 19 Januari 2024 yang sebesar 73,13 bps.

Rupiah di awal perdagangan Jumat (26/1) dibuka merosot ke level Rp15.825 per dolar AS dibandingkan dengan Rp15.820 per dolar AS pada penutupan perdagangan Kamis (25/1). Sedangkan indeks dolar AS menguat ke level 103,57 di akhir perdagangan Kamis (25/1/2024).

Lebih lanjut Erwin menuturkan imbal hasil atau yield SBN Indonesia tenor 10 tahun stabil di 6,63 persen. Sedangkan imbal hasil surat utang AS alias US Treasury Note tenor 10 tahun turun ke level 4,118 persen.

BI terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan guna menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Sementara itu, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut ada 27 perusahaan berada dalam pipeline (antrean) pencatatan perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di tengah jumlah emiten di BEI yang telah mencapai 911 sampai saat ini.

“Sampai 26 Januari 2024, telah tercatat 8 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI [selama 2024] dengan dana dihimpun mencapai Rp1,36 triliun,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna di Jakarta, Jumat.

Dari 27 perusahaan dalam antrean IPO, Nyoman memerincikan sebanyak 19 perusahaan beraset skala menengah antara Rp50 miliar sampai Rp250 miliar, enam perusahaan beraset skala besar di atas Rp250 miliar, serta dua perusahaan beraset skala kecil di bawah Rp50 miliar.

Berdasarkan sektor, ia menjelaskan tujuh perusahaan sektor industri, enam perusahaan sektor barang konsumen primer, lima perusahaan sektor teknologi, serta tiga perusahaan sektor barang konsumen non primer.

Kemudian, dua perusahaan sektor barang baku, satu perusahaan sektor energi, satu perusahaan sektor transportasi dan logistik, satu perusahaan sektor infrastruktur, serta satu perusahaan sektor properti.

Nyoman mengungkapkan telah diterbitkan sebanyak 8 emisi dari 7 penerbit Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) dengan dana yang dihimpun mencapai Rp6,4 triliun hingga 26 Januari 2024.

“Sampai 26 Januari 2024, terdapat 15 emisi dari 10 penerbit EBUS yang sedang berada dalam antrean,” ujar Nyoman.

Sepuluh perusahaan penerbit EBUS dalam antrian diantaranya tiga perusahaan sektor energi, tiga perusahaan sektor keuangan, satu perusahaan sektor barang baku. Kemudian, satu perusahaan sektor kesehatan, satu perusahaan sektor industri, dan satu perusahaan sektor infrastruktur.

Nyoman melanjutkan, per 26 Januari 2024 telah terdapat empat perusahaan tercatat yang telah menerbitkan right issue dengan total nilai sebesar Rp3,08 triliun.

“Masih terdapat 24 perusahaan tercatat dalam antrean right issue BEI,” ujar Nyoman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya