SOLOPOS.COM - Kereta Api (KA) Banyubiru jurusan Solobalapan-Semarang Tawang (PP). Saat ini KA Banyubiru masih dalam periode promo di dengan harga Rp20.000 untuk kelas ekonomi dan Rp30.000 untuk kelas eksekutif. Pada kondisi normal tiket dibanderol Rp40.000 untuk kelas ekonomi dan Rp75.000 untuk kelas eksekutif. (ist)

Solopos.com, SOLO — Pengamat transportasi dari Institut Studi Transportasi (Instran), Darmaningtyas, mengatakan, Kereta Api (KA) Banyubiru jurusan Solobalapan-Semarang Tawang, bisa menjadi salah satu cara mengurangi urbanisasi.

Saat dihubungi Solopos.com, Kamis (6/7/2023), Darmaningtyas, mengatakan KA Banyubiru membuat pekerja bisa tinggal di kabupaten meskipun bekerja di Kota. Ia melanjutkan, hal ini membuat pekerja cukup dimudahkan dalam melaju untuk bekerja.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

“KA Banyubiru ini bisa menjadi insentif baru seperti layanan Kereta Listrik (KRL) tentu saja bisa menjadi transportasi harian pekerja yang melaju, misalkan mereka yang kerja di Solo atau Semarang, tidak perlu tinggal di kota tersebut, cukup tinggal di kampung halaman mereka. Artinya, adanya KA Banyubiru ini sangat bisa menekan urbanisasi,” ulasnya, Kamis.

Ia melanjutkan, KA Banyubiru memiliki profil kereta api jarak pendek, mirip dengan kereta api yang mengangkut pekerja dari Bogor menuju Jakarta. Darmaningtyas menilai, langkah ini akhirnya bisa menjadi salah satu solusi mengurai kepadatan perkotaan baik di Solo atau Semarang.

“Kalau dilihat KA Banyubiru dengan trayek Solo-Semarang mirip dengan KRL Jabodetabek, jaraknyapun mirip Bogor-Jakarta. Jadi tentu saja ini bisa menjadi solusi, agar perkotaan tidak menjadi padat, karena mereka yang bekerja di Kota Solo dan Semarang, tidak perlu tinggal di sana, cukup dari desa mereka berangkat menggunakan KA Banyubiru sebagai moda transportasi utama,” ulasnya.

Salah satu warga Solo yang pernah mencoba menggunakan KA Banyubiru untuk transportasi berangkat kerja, Prie Mandala, 41, asal Jebres. Ia mengatakan, beberapa kali menggunakan KA Banyubiru untuk berangkat bekerja.

“Saya ada pekerjaan di Semarang pekan lalu, kebetulan masih ada tiket untuk berangkat ke Semarang, akhirnya saya naik KA Banyubiru supaya lebih cepat dan jadwalnya juga pas. Sebenarnya lebih enak kalau jadwalnya tidak di akhir pekan saja, karena bisa lebih fleksibel,” ucapnya.

Prie menambahkan, tidak keberatan dengan harga tiket KA Banyubiru sebesar Rp40.000, yang menurutnya masih terjangkau dengan fasilitas yang diberikan.

“Turun di Stasiun Tawang itu lumayan strategis, karena mau ke mana-mana dekat, naik angkutan umum juga bisa. Jadi misalkan harga tiketnya Rp40.000 itu sudah murah apalagi dengan pelayanan yang diberikan, kursi yang nyaman dan enggak berdesak-desakan,” kata dia.

Sebagai informasi, saat ini jadwal operasional KA Banyubiru Solo-Semarang hanya tiap akhir pekan mulai Kamis hingga Minggu.

Dalam sehari, KA Banyubiru dari Stasiun Solo Balapan – Semarang Tawang atau Solo ke Semarang akan berangkat sebanyak dua kali.

Keberangkatan pertama kereta dari Solo – Semarang ini dimulai pukul 10.40 WIB –  pukul 12.42 WIB (waktu tempuh 2 jam lebih 2 menit). Sedangkan keberangkatan kedua yakni mulai Pukul 17.15 WIB – Pukul 19.31 WIB (waktu tempuh 2 jam lebih 16 menit).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya