SOLOPOS.COM - Ilustrasi kripto (Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA – Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) optimistis tren positif pasar kripto di Indonesia terus berlanjut, sejalan dengan pertumbuhan harga Bitcoin yang memberikan dorongan kuat bagi industri kripto secara keseluruhan.

“Hal ini [peningkatan sentimen positif] mencerminkan keyakinan pada kemampuan pasar untuk terus berkembang di masa depan,” kata Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti Tirta Karma Senjaya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (21/3/2024) seperti dilansir Antaranews.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Sepanjang tahun ini, Bappebti menargetkan pertumbuhan transaksi kripto akan meningkat hingga mencapai Rp800 triliun.

Adapun per Februari 2024, Bappebti mencatat nilai transaksi perdagangan kripto mencapai Rp30 triliun atau naik 39 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya yang mencapai Rp21,57 triliun pada Januari.

Jumlah investor kripto juga mengalami lonjakan menjadi 19 juta pada Februari 2024 atau bertambah sebanyak 170.000 pengguna baru dari Januari 2024. Padahal pada periode Desember 2023 hingga Januari 2024 hanya terjadi penambahan sebanyak 32.000 orang.

Tirta menghubungkan pertumbuhan tersebut dengan sentimen pasar positif yang dipicu oleh lonjakan harga bitcoin dan reli altcoin.

Dia pun menegaskan bahwa Bappebti berkomitmen untuk menciptakan lingkungan perdagangan kripto yang aman, adil, dan mendorong inovasi ekonomi. Ini dibuktikan dengan pendaftaran 545 aset kripto dan 35 Calon Pedagang Fisik Aset Kripto (CPFAK) yang telah terdaftar dan teregulasi.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) Yudhono Rawis memandang, peningkatan minat dan partisipasi masyarakat dalam pasar kripto menunjukkan bahwa pemahaman tentang potensi investasi kripto semakin berkembang di Indonesia.

“Pertumbuhan jumlah investor baru di Indonesia, yang menunjukkan penambahan investor baru yang signifikan setiap bulannya, juga menjadi faktor pendorong nilai transaksi,” kata dia.

Yudho menambahkan upaya untuk terus meningkatkan pertumbuhan industri kripto di Indonesia sudah dilakukan oleh berbagai pihak termasuk asosiasi, Bappebti, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan lainnya.

Dia berharap, pengalihan pengawasan kripto ke OJK pada Januari 2025 dapat membawa perubahan signifikan seperti kemungkinan mengklasifikasi ulang kripto sebagai sekuritas dan merevisi kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

“Hal ini diharapkan dapat memberikan kepastian hukum dan mendorong pertumbuhan industri kripto di Indonesia,” kata Yudho yang juga merupakan CEO Tokocrypto.

Level ATH

Di sisi lain, Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur memperkirakan Bitcoin (BTC) kemungkinan berpeluang kembali ke level all-time high (ATH) sebelum memasuki wilayah overbought atau keadaan jenuh beli.

“Pembacaan RSI 14 Harian menunjukkan BTC kemungkinan besar akan kembali ke ATH 73.808 dolar AS sebelum memasuki wilayah overbought,” kata Fyqieh dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (21/3/2024).

Namun, apabila penurunan kembali terjadi dan melewati level US$65.000, Fyqieh mengatakan hal ini dapat membuat Bitcoin bergerak ke level support US$64.000.

Analisis teknikal Bitcoin telah berada jauh di atas Exponential Moving Average (EMA) 50 hari dan 200 hari yang menegaskan sinyal harga bullish.

Tokocrypto memperkirakan, penembusan harga Bitcoin di atas level resistensi US$69.000 akan mendukung pergerakan menuju ATH US$73.808. Kembalinya ke ATH bahkan dapat membuat kenaikan mencapai level US$75.000 atau sekitar Rp1,17 miliar.

Pernyataan dovish dari Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed baru-baru ini memberikan angin segar bagi pasar kripto, terutama bagi Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH). Fyqieh mengatakan, Bitcoin berhasil melonjak kembali di atas US$67.000 dan Ethereum (ETH) naik di atas US$3.500.

“Yang menarik adalah bahwa kenaikan harga ini tampaknya didorong oleh permintaan perdagangan pasar spot. Data arus masuk ETF BTC spot pun dapat mengkonfirmasi permintaan BTC yang meningkat,” kata Fyqieh.

Sementara itu, Fyqieh juga menilai kekhawatiran atas penurunan harga Ethereum telah mereda meskipun ada berita tentang upaya SEC untuk mengklasifikasikan ETH sebagai sekuritas. Hal ini menunjukkan bahwa sentimen pasar tetap positif, meskipun ada potensi hambatan regulasi.

Merujuk pada kondisi pasar, Tokocrypto menilai saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mempertimbangkan strategi investasi, seperti Dollar Cost Averaging (DCA), untuk mengumpulkan Bitcoin atau Ethereum dengan harga yang lebih terjangkau sebelum pasar bergerak naik lebih cepat.

Fyqieh menilai, strategi tersebut dapat menguntungkan saat memasuki kuartal berikutnya dengan harapan kondisi pasar yang lebih kondusif.

“Menjelang peristiwa halving, harga BTC tampaknya akan menjadi lebih volatile, menawarkan peluang bagi para trader yang berhati-hati untuk mendapatkan keuntungan dari fluktuasi harga yang signifikan. Namun, penting juga untuk mempertimbangkan risiko yang terkait dengan volatilitas pasar yang tinggi,” kata Fyqieh.

Dalam konteks halving BTC, yang secara historis telah memicu peningkatan harga dalam jangka panjang, Tokocrypto memandang bahwa strategi jangka panjang mungkin lebih menguntungkan dibandingkan dengan trading jangka pendek.



Investor yang memiliki visi jangka panjang mungkin menemukan hal tersebut sebagai kesempatan untuk menambah posisi mereka di BTC, sambil tetap waspada terhadap kemungkinan koreksi harga pasca-halving.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya