SOLOPOS.COM - UMKM Digital Business Centre Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menyelenggarakan seminar mengenai akses pendanaan untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Gedung Ki Hadjar Dewantara UNS Tower, Senin (6/11/2023). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO — Kepala Departemen Perizinan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Luthfi Zain Fuady, mengatakan saat ini terdapat 581 UMKM yang mencari dana lewat platform Securities Crowdfunding (SCF). 

“Sudah terdapat 518 UMKM yang mencari dana lewat platform, kemudian nilai dana yang dihimpun [sejak 2018] baru Rp1,1 triliun. Rata-rata per UMKM Rp20 miliar,” kata dia ketika ditemui selepas acara seminar pendanaan UMKM di Tower UNS Solo, Senin (6/11/2023).

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Jumlah itu dinilai masih sedikit mengingat SCF sudah diluncurkan sejak 2020 yang merupakan pengembangan Equity crowdfunding (ECF) pada 2018 silam. Hal ini lantaran pada awal diluncurkan 2018 masih bersifat ECF yang terbatas hanya untuk Perseroan Terbatas (PT).

Guna mendukung tumbuh kembang UMKM, maka pada 2020 berganti menjadi SCF. Dia menyebut setelah ada pergantian terjadi peningkatan. Berbeda dengan sebelumnya, SCF cakupannya lebih luas seperti efek utang dan saham. Sedangkan yang memanfaatkan juga lebih luas tidak hanya UMKM yang berbentuk PT, namun juga CV, koperasi, sampai perseorangan.

SCF sebagai alternatif pendanaan yang inovatif. UMKM telah menjadi pilar ekonomi Indonesia dan terus menunjukkan ketahanan terhadap berbagai krisis, namun seringkali menghadapi hambatan dalam akses pendanaan. 

Dalam rangka memberikan solusi untuk masalah ini, SCF, yang pelaksanaanya dilakukan berdasarkan POJK Nomor 57/POJK.04/2020, diperkenalkan sebagai pendanaan alternatif yang menawarkan kesempatan lebih besar bagi UMKM untuk tumbuh dan berkembang. 

Skema SCF ini sangat membantu UMKM sektor konstruksi yang telah memiliki kontrak kerja dengan pemerintah daerah maupun pemerintah pusat untuk menerbitkan surat utang karena berbeda dengan pendanaan melalui perbankan, skema SCF ini tidak mempersyaratkan jaminan (kolateral).

Bersamaan dengan itu, UMKM Digital Business Centre Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menyelenggarakan seminar mengenai akses pendanaan untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Gedung Ki Hadjar Dewantara UNS Tower, Senin (6/11/2023). Seminar dengan tema “Securities Crowdfunding (SCF) untuk UMKM Konstruksi di Kota Surakarta” ini mencoba merespon tantangan yang dihadapi UMKM di sektor konstruksi dalam mendapatkan akses pendanaan. 

Kegiatan seminar ini merupakan kolaborasi UNS, Pemerintah Kota Solo, CrowDana, Mandiri Investasi dan Crowe Consulting. Penyelenggara acara ini berharap bahwa dengan pemahaman ini, UMKM sektor konstruksi di Kota Solo akan mendapatkan akses yang lebih baik ke pendanaan, memungkinkan mereka untuk berkembang, berkontribusi lebih besar terhadap ekonomi Indonesia dan menjadi role model bagi pemerintah daerah lainnya.

Seminar tersebut dibuka Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, dan key note speech oleh Rektor UNS, Jamal Wiwoho, Ketua Dewan Komisioner 2017-2022 Otoritas Jasa Keuangan, Wimboh Santoso, dan Kepala Departemen Perizinan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan, Luthfi Zain Fuady, 

Dalam sesi diskusi beberapa panelis antara lain Ketua UNS Fintech Center dan Kaprodi S1 Bisnis Digital FEB UNS, Putra Pamungkas; CEO/co-founder CrowDana,James Wiryadi; dan CIO Mandiri Investasi, Ernawan R. Salimsyah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya