SOLOPOS.COM - Ilustrasi pekerja stres. (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Pembangunan Masyarakat dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, mengungkapkan sebanyak 38% tenaga kerja di sektor formal merupakan bagian dari generasi sandwich. Generasi ini menghadapi dua kendala, yaitu terhimpit dua generasi sekaligus.

“Generasi sandwich ini merujuk pada individu yang orang tuanya tidak pernah berpengalaman bekerja di sektor formal,” kata Muhadjir dalam acara simposium Dampak Hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA) terhadap pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di Jakarta, Rabu (6/12/2023), sebagaimana dilansir Antara.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Menurut dia, konsekuensi dari kondisi itu adalah beban yang harus ditanggung oleh generasi tersebut dari dua arah, yaitu dari atas dan bawah, sebagaimana diibaratkan seperti sebuah sandwich.

“Mereka terjebak dalam situasi di mana mereka harus merawat orang tua dan juga menghadapi tanggung jawab terhadap anak-anak atau keluarga mereka sendiri,” ungkapnya.

Muhadjir menyebutkan jika terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap generasi tersebut maka akan berpotensi menimbulkan kemiskinan secara massal.

Kondisi tersebut, kata dia, semakin diperparah jika mereka tidak memiliki keterampilan yang cukup baik. Karena hal itu dapat mengakibatkan penurunan ekonomi yang signifikan ketika mereka kehilangan pekerjaan.

Fenomena generasi sandwich, menurut Muhadjir, menjadi salah satu penyebab fluktuasi angka kemiskinan yang terus berubah-ubah. Dia menilai bahwa permasalahan ini menjadi tantangan dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia.

Muhadjir menekankan pentingnya perhatian, pengembangan keterampilan, dan pemberian pelatihan kepada generasi sandwich agar mereka mampu bersaing di pasar kerja, mengurangi risiko kemiskinan yang berlebihan, serta mendukung penguatan ekonomi negara.

“Perhatian terhadap kondisi tenaga kerja di Indonesia dan mengambil langkah-langkah konkret dapat memperkuat keterampilan dan stabilitas ekonomi bagi generasi sandwich dalam upaya mengatasi fluktuasi angka kemiskinan,” ungkapnya.

Generasi Sandwich

Dikutip dari laman resmi OJK, istilah sandwich generation kali pertama diperkenalkan pada 1981 oleh profesor sekaligus direktur praktikum University Kentucky, Lexington, Amerika Serikat, Dorothy A. Miller. Generasi sandwich merupakan generasi orang dewasa yang harus menanggung hidup tiga generasi yaitu orang tuanya, diri sendiri, dan anaknya.

Kondisi tersebut dianalogikan seperti sandwich, di mana sepotong daging terhimpit oleh dua buah roti. Roti tersebut diibaratkan sebagai orang tua (generasi atas) dan anak (generasi bawah), sedangkan isi utama sandwich berupa daging, mayone, dan saus yang terhimpit oleh roti diibaratkan bagai diri sendiri.

Rentang usia kelompok generasi ini adalah 30-40 tahun. Ada juga yang menyebut rentang usia mereka antara 30-50 tahun. Secara umum generasi sandwich adalah sebutan bagi orang-orang tertentu yang umumnya berusia matang alias produktif (setengah tua) yang memiliki peran ganda.

Mereka bertanggung jawab terhadap anaknya yang masih tinggal bersama di rumah dan juga bertanggung jawab atas orang tua serta mertuanya.

Dengan demikian, orang-orang yang termasuk dalam generasi sandwich maksudnya yaitu generasi yang tidak hanya mengurus diri dan pasangan sendiri. Lebih dari itu, mereka juga turut menanggung beban generasi sebelum dan sesudahnya. Posisi yang berada di antara dua generasi itulah yang kemudian membuat seseorang diibaratkan seperti sandwich.

Keberadaan status generasi sandwich tidak terlepas dari adanya kewajiban menjaga keluarga di luar keluarga intinya. Ini menyebabkan sejumlah konsekuensi.

Status generasi sandwich membuat seseorang memiliki jumlah tanggungan keluarga yang lebih banyak apabila dibandingkan dengan non-generasi sandwich. Inilah salah satu dampak generasi sandwich.

Pasalnya, jumlah tanggungan keluarga yang lebih banyak tersebut menyebabkan generasi sandwich memiliki kewajiban finansial yang cenderung lebih tinggi dan proporsi waktu luang yang lebih sedikit dibanding non-generasi sandwich.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya