Bisnis
Minggu, 31 Maret 2024 - 19:26 WIB

Yang Muda yang Jadi Pengusaha: Laris Manis Jual Kue Jadul hingga Kedai Kekinian

Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kedai makanan zaman dulu atau jadul milik Maya Salam dan rekannya saat festival kuliner Pasar Ramadan, di area parkir Gedung Wanita, Banjarsari, Solo, Sabtu (23/3/2024). (Solopos.com/Ika Yuniati)

Solopos.com, SOLO – Antrean pembeli terlihat di stan pameran makanan milik Maya Salam dalam acara Pasar Ramadan di area parkir Gedung Wanita, Kompleks Stadion Manahan, Banjarsari, Solo, Sabtu (23/3/2024) sore pekan lalu.

Olahan kolak, es buah, dan kudapan buka puasa lainnya laris manis. Sementara, pada etalase kaca ditata menu makanan tradisional asal Pontianak, yakni kaloci. Kaloci yakni olahan aci dengan taburan kacang memiliki bentuk dan rasa sepertu kue moci.

Advertisement

Kaloci menjadi menu andalan yang dijual Maya dan rekannya. Dia biasanya juga menjual makanan tradisional lainnya seperti kue selendang mayang, dan dawet Solo. Namun, pada Sabtu lalu dia hanya membawa kaloci.

“Ini menu klangenan yang kami olah sesuai selera anak muda sekarang. Sekaligus sebagai menu klangenan,” kata Maya.

Maya memulai usaha jualan makanan tradisional ini sejak 2020 silam. Di luar agenda pameran, ia biasanya berjualan di depan rumahnya Kawasan Keprabon, Banjarsari, Solo. Makanan khas daerah itu dia jual secara online maupun offline.

Lebih lanjut, Maya, mengatakan dirinya memilih kue zaman dulu (jadul) sebagai barang dagangan karena berbagai pertimbangan.

Salah satunya yakni karena bakal lebih ikonik dan unik. Terlebih anak muda sekarang banyak yang tertarik dengan makanan unik dan kaya akan historis.

Maya yang juga masih generasi milenial ini merupakan pekerja ulet. Selain jualan makanan jadul, dirinya juga berjualan pakaian online. Semangatnya tak pernah gentar meski baru saja ditipu oleh partner bisnisnya.

Mantan pegawai swasta ini memulai usaha sejak 2012. Awalnya, selepas lulus kuliah dia sempat bekerja di Jakarta. Namun, pada 2012 memutuskan berjualan karena mengikuti sang suami.

Advertisement

Sejak saat itu sejumlah model usaha pernah dicobanya. Sampai akhirnya hari ini dia tau mana produk jualan yang paling pas dirinya.

Saat ditanya tips sukses berjualan makanan, ia menjawab ada tiga kunci utama. Pertama yakni kualitas produk, konsisten rasa, dan jam operasional yang harus sesuai kebutuhan konsumen.

Maya enggan menyebut secara detail omzet bulanannya. Namun yang pasti, setiap bulan ia bisa meraup penjualan hingga nominal dua digit atau minimal Rp10 juta.

“Lebih enak berwirausaha karena bisa mengatur pekerjaan kita. Dari pada bekerja di kantoran,” kata dia.

Apalagi, kata Maya, sekarang ini banyak sekali produk perbankan yang membantu para pengusaha muda sepertinya. Salah satunya permodalan dari kredit usaha rakyat (KUR) BRI.

Ia telah menjadi debitur BRI sejak beberapa tahun silam. Plafon pinjamannya terus naik dari sebelumnya hanya Rp3 juta, sekarang mencapai Rp100 juta.

Baginya, permodalan BRI sangat membantu anak muda sepertinya. Apalagi, BRI juga melakukan pendampingan agar nasabahnya bisa mengembangkan usaha dengan baik. BRI, kata Maya, juga kerap menggelar pelatihan bagi UMKM.

Advertisement

Di sisi lain, mereka yang tergabung dalam ekosistem BRI, bakal diajak mengikuti sejumlah pameran atau festival kuliner sebagai bentuk dukungan promosi pada UMKM. Program BRI yang menjadikan mantrinya sebagai salah satu financial advisor juga sepertinya terbukti.

Mengingat, dia jarang sekali dipaksa untuk meminjam uang lebih banyak meskipun plafonnya masih tinggi. Pemberian biaya KUR biasanya menyesuaikan kebutuhan dan profil usahanya.

“Biayanya kalau ikut pameran BRI juga cukup murah. Ada yang gratis juga, tapi listrik, stan beratap dan lainnya harus menyiapkan sendiri,” kata dia.

Kopi Tiam Bengawan yang juga dikelola anak muda sepakat dengan pentingnya dukungan perbankan.

Pegawai Kopi Tiam Bengawan, Teddy Wijayanto, yang saat itu berjaga di festival Pasar Ramadan mengatakan salah satu dukungan yang penting yakni promosi seperti pameran yang mereka ikuti saat itu.

Melalui pameran seperti itu, bisa membantu branding Kopi Tiam yang biasa berjualan secara offline di area Kampus UMS ini.

Bagi anak muda, branding adalah sesuatu yang penting dan jadi modal utama bagi mereka.

Advertisement

Selain itu, penguatan transaksi digital juga penting untuk dilakukan. Oleh karena itu, dirinya mendukung upaya digitalisasi melalui QRIS maupun BRIMo.

Anak Muda Indonesia Ingin Jadi Pengusaha

Ilustrasi anak muda jadi pengusaha. (Istimewa/Freepik)

Dikutip dari mpr.go.id, berdasarkan survei World Economic Forum pada 2019, sebanyak 35,5% pemuda usia 15-35 tahun di Indonesia berkeinginan menjadi pengusaha.

Namun, aktivitas kewirausahaan nasional per 2022 masih terbilang rendah, atau sekitar 3,47%. Oleh karena itu, semua pihak harus mendorong anak muda menjadi pengusaha agar semakin banyak menciptakan lapangan pekerjaan.

Salah satunya bisa dimulai dari mendukung mereka jadi pelaku UMKM.

Di sisi lain, catatan Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) menyebutkan angka minimal Indonesia dikategorikan sebagai negara maju harus memiliki 4% wirausaha dari populasi sebuah negara.

Rata-rata negara maju sekarang memiliki populasi wirausaha antara 10%-12%.

Dukungan BRI

Regional CEO BRI Yogyakarta, John Sarjono, Rabu (20/3/2024), menjelaskan BRI sebagai mitra pemerintah terus mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pembiayaan KUR.

Advertisement

BRI RO Yogyakarta yang juga meliputi BRI Cabang di Soloraya selalu berkomitmen untuk mendukung program pemerintah salah satunya melalui penyaluran kredit KUR.

Pada 2023 silam BRI telah menyalurkan Kredit KUR sebanyak Rp18,45 triliun dengan total 432.452 debitur. KUR Mikro sebanyak Rp16,46 triliun dengan total 424.919 debitur dan KUR Kecil sebanyak Rp1,98 triliun dengan total 7.533 debitur.

Penyaluran kredit KUR terbanyak yakni pada sektor perdagangan (42,2%) dari total penyaluran KUR, selanjutnya ada sektor jasa (23,6%), sektor pertanian (21,0%), sektor industri pengolahan (11,7%), dan sektor perikanan (1,6%).

John mengatakan penyaluran KUR disesuaikan dengan Kebutuhan dan kondisi usaha debitur. Termasuk mengakomodasi para debitur muda atau anak muda.

Apabila debitur pemula dengan lama usaha kurang dari enam bulan akan diberikan kredit KUR Supermikro dengan plafon maksimal Rp10 Juta.

Sedangkan nasabah mikro dengan lama usaha lebih dari enam bulan akan mendapatkan kredit plafon hingga Rp100 Juta. “Nasabah yang memiliki omzet lebih besar maka dapat diberikan kredit KUR Kecil dengan plafon maksimal hingga Rp500 Juta,” kata dia.

Selama ini, UMKM yang mendapat kredit KUR cenderung semakin maju dengan kesempatan nasabah untuk bisa naik kelas, dari kredit KUR Supermikro ke Kredit KUR Mikro, dan Kredit KUR Mikro bisa naik kelas ke Kredit KUR Kecil.

Advertisement

Sehingga nasabah dapat terus membangun usahanya untuk berkembang lebih maju dan BRI senantiasa siap untuk mendukung pertumbuhan nasabah UMKM.

John menambahkan, permohonan kredit KUR di BRI RO Yogyakarta secara umum sama dengan daerah lain.

RO Yogyakarta sendiri sering menjalin kerja sama dengan Instansi pemerintahan maupun pihak swasta untuk melakukan business matching sehingga proses permohonan kredit dapat dilakukan secara onsite serta ditindaklanjuti pada hari itu juga.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif