SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo menandatangani baja produk terbaru saat meresmikan pabrik Hot Strip Mill 2 PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Kota Cilegon, Banten, Selasa (21/9/2021). Pabrik ini memiliki kapasitas produksi hot rolled coil (HRC) sebesar 1,5 juta ton per tahun dan merupakan pabrik pertama di Indonesia yang mampu menghasilkan HRC kualitas premium. ANTARA FOTO/Biro Pers Media Setpres/Agus Suparto/Handout/wsj.

Solopos.com, JAKARTA — Pembatasan impor produk asal Rusia di sejumlah negara Uni Eropa berdampak pada permintaan baja. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) melaporkan adanya peningkatan signifikan untuk permintaan baja dari negara-negara Uni Eropa pada awal tahun ini.

Baca Juga: BPS Sebut Perang Rusia-Ukraina Tak Berdampak Kinerja Ekspor Indonesia

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Direktur Komersial Krakatau Steel, Melati Sarnita, mengatakan krisis yang berawal di kawasan Eropa Timur belakangan memberikan peluang kepada produsen baja dalam negeri untuk melakukan penetrasi pasar ke sejumlah negara yang selama ini bergantung pada produk besi dan baja dari Rusia dan Ukraina.

“Saat ini permintaan baja dari negara Uni Eropa terutama Italia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penjualan ekspor KRAS ke Italia pada kuartal pertama 2022 yang mengalami peningkatan sebesar 197% menjadi 59 ribu ton dibandingkan kuartal pertama 2021 yang sebesar 20.000 ton,” kata Melati melalui pesan WhatsApp, Kamis (14/4/2022).

Baca Juga: Indonesia Bidik Pasar Ekspor Rusia untuk Jaga Kinerja Perdagangan 

Sebelum adanya krisis di kawasan Eropa Timur tersebut, KRAS mencatatkan ekspor pada 2021 sebesar 262.000 ton untuk produk Hot Rolled Coil (HRC) dan Hot Rolled Pickled Oil (HRPO). Sasarannya ke Malaysia, Australia, dan sejumlah negara Eropa seperti Italia, Belgia, Portugal dan Spanyol. Saat itu, penjualan KRAS ke negara Eropa mencapai 85.000 ton.

Setelah perang pecah dan hambatan dagang dikenakan untuk Rusia, sejumlah negara termasuk Uni Eropa tengah mencari alternatif lain untuk impor produk besi dan baja. KRAS telah menentukan pasar baru untuk ekspor besi dan baja pada tahun ini seperti Pakistan, Vietnam, Turki, Yunani, dan Mesir.

Baca Juga: Joss! Madu asal Magelang Diekspor Hingga Swiss dan Belanda

“Hingga Maret 2022, KRAS berhasil melakukan penjualan ekspor sebesar 180.000 ton dan diperkirakan akan mencapai 250.000 ton hingga akhir April 2022,” kata dia.

Kendati begitu, dia menegaskan KRAS akan tetap focus untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik terlebih dahulu sebelum melakukan ekspor. “Penjualan ekspor merupakan penyeimbang dan alternatif lain untuk mendorong penjualan KRAS,” lanjut dia.

Baca Juga: Mantap! Petani Ponorogo Ekspor Temulawak dan Kunyit 50 Ton ke India

Berdasarkan catatan Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA), hingga April 2022 peluang pasar ekspor Indonesia terbuka lebar setelah Komisi Uni Eropa melarang impor produk baja dari Rusia dan Belarusia. Kuota impor yang biasanya diberikan kepada Rusia dan Belarusia akan dialokasikan kepada negara lainnya.

Sebelumnya, Komisi Uni Eropa telah mengumumkan kuota periode dari April sampai Juni 2022 untuk Rusia sebesar 412.317 ton HRC, 59.311 ton rebar, 82.008 ton wire ROD, 23.603 ton hollow section dan 6.538 ton large welded tube. Sementara itu, kuota impor untuk Belarusia di antaranya 65.026 ton wire ROD dan 13.947 ton hollow section.

Baca Juga: Kunjungi Solo, Sandiaga Sebut Potensi Ekspor Kopi RI Sangat Besar

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menegaskan kinerja neraca perdagangan akan tetap menguat di tengah sentimen geopolitik global hingga paruh pertama tahun ini. Kemendag juga tengah menjajaki peluang perluasan ekspor ke Amerika Serikat dan Uni Eropa setelah terbitnya larangan impor sebagian besar komoditas asal Rusia. Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kemendag Kasan mengatakan langkah itu dilakukan untuk menjaga kinerja neraca perdagangan tetap surplus di tengah beban inflasi dan ongkos perdagangan internasional yang relatif tinggi.

Baca Juga: Ekonomi Pulih, Ekspor CBU Non-Jepang Via Terminal IPCC Meningkat

“Pangsa pasar Rusia di negara-negara tersebut merupakan peluang bagi produk ekspor Indonesia untuk diversifikasi pasar ekspor. Kemendag saat ini tengah menjajaki peluang pasar yang sebelumnya diisi produk Rusia,” kata Kasan melalui pesan WhatsApp, Kamis (14/4/2022).

Berita ini sudah tayang di Bisnis.com dengan judul: Krisis Rusia-Ukraina, Ekspor Baja Krakatau Steel Melesat di Uni Eropa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya