SOLOPOS.COM - Ilustrasi pekerjaan sampingan. (Lifepal).

Solopos.com, SOLO — Gaji dan bonus masih merupakan pertimbangan utama bagi sejumlah pencari kerja di Indonesia untuk memilih pekerjaan.

Sedikit berbeda dengan kondisi di Asia Tenggara dan global yang mengutamakan work-life balance, hanya 6% pekerja di Indonesia yang merasa aspek tersebut sebagai deal breakers.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Data tersebut didapat Solopos.com dari hasil survei portal ketenagakerjaan JobStreet berjudul Apa yang Diharapkan Pekerja Diketahui Oleh Perusahaan, Jumat (18/8/2023).

Pencari kerja di Indonesia lebih fleksibel terkait tawaran kerja dan mengutamakan aspek jatah cuti berbayar, tunjangan asuransi, dan pensiun.

Aspek lainnya yakni soal tugas kerja yang menantang serta peluang memimpin saat menerima sebuah tawaran kerja.

Data juga menunjukkan jika sistem kerja yang diinginkan paling banyak oleh pencari kerja di Indonesia saat ini adalah model hybrid, yaitu beberapa hari masuk kantor, beberapa hari bekerja dari rumah.

Namun, bekerja dengan sepenuhnya model jarak jauh merupakan pilihan terakhir pencari kerja di Indonesia.

Bekerja penuh waktu selama lima hari sepekan merupakan pilihan utama jam kerja yang diinginkan pencari kerja di Indonesia, sejalan dengan yang diinginkan skala Asia Tenggara dan global.

Data JobStreet juga menunjukkan jika di era kemajuan teknologi yang didukung oleh chatbot AI dan wawancara dilengkapi demo video justru kurang disukai pencari kerja di Indonesia.

Interaksi personal dengan manusia lain berupa wawancara tatap muka masih penting dilakukan. Namun, pekerja Indonesia sedikit lebih terbuka terhadap wawancara online dan tes kepribadian digital dibandingkan dengan rata-rata global.

Pengalaman negatif selama proses rekrutmen juga menjadi alasan utama pekerja Indonesia menolak suatu tawaran yang sebenarnya menarik dan menjanjikan. Proses yang lancar dan tepat waktu membuat perusahaan tersebut disukai oleh pencari kerja Indonesia.

Tawaran bekerja jarak jauh menjadi yang paling banyak dicari pertama kali dalam sebuah iklan lowongan kerja.

Pasca pandemi, sumber daya manusia (SDM) merupakan tantangan bisnis utama. Banyak perusahaan yang kekurangan tenaga kerja, tetapi tenaga kerja menginginkan pekerjaan.

JobStreet melihat sebagian masalah yang ada terletak pada tahap memikat kandidat.

Seorang pekerja swasta di Solo, Saputra, mengatakan lebih mengedepankan work-life balance dalam memilih pekerjaan.

“Work-life balance masih lebih penting saat ini karena gaji masih belum seberapa, semisal gaji saya nggak Cuma UMR, saya mau bekerja lebih keras,” papar Saputra saat dihubungi Solopos.com, Jumat.

Menurutnya, work-life balance membuat pekerja bisa memiliki kehidupan di luar pekerjaan. Sementara itu, kepastian masa depan dalam pekerjaan menurutnya adalah mengenai jenjang karir serta ekosistem pekerjaan yang bagus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya