Bisnis
Selasa, 7 Maret 2023 - 14:57 WIB

Wong Solo Suka Jajan, Usaha Kuliner Prospektif meski Banyak Pesaing

Galih Aprilia Wibowo  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tengkleng salah kuliner khas Solo. Warga Solo disebut suka jajan kuliner. (Solopos.com/Indah Septiyaning W.)

Solopos.com, SOLO — Menjamurnya pelaku usaha kuliner di Solo baik dalam sektor mikro seperti usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) ataupun kedai dinilai cukup prospektif walaupun dengan persaingan yang ketat.

Banyak pengusaha kuliner yang membentuk sebuah komunitas sebagai wadah pelatihan serta media promosi atau mencari relasi.

Advertisement

Salah satunya yakni komunitas pelaku usaha kuliner Soloraya yang beranggotakan kurang lebih 200 orang bernama Langsung Enak Bengawan Solo.

Ketua atau Carik Langsung Enak Bengawan Solo, Turi Anggraini menguraikan pelaku usaha di Solo memproduksi semua jenis kuliner. Namun, makanan khas Solo masih menjadi mayoritas jenis kuliner yang digeluti.

Advertisement

Ketua atau Carik Langsung Enak Bengawan Solo, Turi Anggraini menguraikan pelaku usaha di Solo memproduksi semua jenis kuliner. Namun, makanan khas Solo masih menjadi mayoritas jenis kuliner yang digeluti.

Misalnya wedangan, Selat Solo, bakmi, ketoprak,Sosis Solo, serabi, dan sop matahari.

“Kemudahannya usaha kuliner, orang Solo ini senang jajan. Dari mulai sarapan,makan siang sampai makan malam punya segment sendiri jadi permintaannya banyak. Terutama yang segment pasarnya midle low yang paling kerasa,” ujar Turi saat dihubungi Solopos.com pada Selasa (7/3/2023).

Advertisement

Keahlian memasak bukan menjadi faktor utama usaha kuliner ini menjadi prospektif. Menurut Turi keahlian memasak itu tidak penting, karena hal ini bisa dipelajari dan membutuhkan proses.

Kemajuan teknologi juga sangat membantu, misalnya dalam memilih resep di internet.

Turi bercerita banyak pelaku usaha kuliner yang memulai usaha kuliner dengan kemampuan ala kadarnya, tapi mau menerima masukan dari konsumen dan mampu bertahan.

Advertisement

“Banyak juga konsumen yang tidak mementingkan rasa. Makan hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok dan dengan harga terjangkau [konsumen] tetap mau menerima,” ujar Turi.

Tantangan lain pelaku usaha kuliner adalah kenaikan harga bahan kebutuhan pokok. Karena tidak dengan menaikkan harga produk berisiko sangat besar kehilangan pelanggan.

Kenaikan harga produksi ini disiasati dengan memperoleh laba yang lebih sedikit. “Beberapa teman saya sempat off produksi kalau harga bahan pokok di luar perhitungan biaya produksi,” tambah Turi.

Advertisement

Pemilik Seblak Noph Noph, Novi, sejak merintis pada 2016 sebagai pelopor seblak di daerah Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Novi menguraikan awalnya ia hanya bermodal nekat dan tidak mempunyai keahlian memasak yang tinggi.

Novi dulu berjualan di salah satu emperan toko Pasar Masaran, dan saat ini ia telah mempunyai kedai sendiri yang mampu menjual 100-300 porsi seblak dalam sehari.

“Dulunya ya modal nekat, yakin buka dulu nanti berjalannya seperti apa, sambil membaca situasi di pasar. Untuk persaingan usaha kuliner sekarang tinggal pinter-pinternya membaca pasar itu sekarang yang diminati seperti apa, terutama masalah kualitas produk, kedua pelayanan itu juga penting sekali,” terang Novi.

Sementara itu, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Solo dalam publikasi  Statistik Kesejahteraan Rakyat Kota Surakarta 2022.

Dijelaskan, menurut kelompok pengeluaran, sebanyak 68,40% penduduk umur 15-64 tahun dengan pengeluaran 40% terbawah dan 71,29% penduduk umur yang sama dengan pengeluaran 40% tengah. Usia 15-64 tahun dengan pengeluaran 20% teratas sebanyak 72,71%.

Tingginya jumlah penduduk usia 15-64 tahun dengan pengeluaran 20% teratas sebanding dengan data BPS selanjutnya yaitu rata-rata pengeluaran per kapita di Kota Solo sebesar Rp1.746.011.

Perincian pengeluaran lengkapnya yakni, untuk kebutuhan makanan Rp767.707 per bulan, dan untuk kebutuhan non-makanan sebesar Rp978.916 per bulan.

Data BPS Solo menunjukkan pengeluaran kebutuhan makanan atau kuliner  penduduk Kota Solo tertinggi adalah untuk makanan dan minuman jadi sebesar Rp324.738 per kapita dalam sebulan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif