SOLOPOS.COM - Wisatawan berfoto di depan Bamboo Dome di Solo Safari, Jurug, Solo, Minggu (29/1/2023). (Solopos/Putut Hartanto).

Solopos.com, SOLO — Pengantaran wisatawan yang masuk ke Kota Solo mendulang pendapatan sejumlah driver Grab dibandingkan dari layanan pengiriman makanan atau minuman.

Seorang driver Grab di Solo, Zaenal Arifin, mengaku tertolong dengan orderan dari wisatawan yang masuk ke Solo.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Zaenal mengatakan ramainya kegiatan di Solo mendorong banyak terjadi pesanan untuk GrabBike.

Selain itu pada akhir pekan banyak wisatawan datang ke Kota Solo, membuat pendapatannya meningkat, paparnya saat ditemui Solopos.com, Jum’at (23/2/2023).

“Konser-konser itu biasanya banyak pengunjung dan orderan meningkat. Terus biasanya saya paling banyak dapat dari penumpang kereta yang turun di Stasiun Balapan. Kalau di Stasiun Ledoksari biasanya tergantung jam,” ujar Zaenal.

Saat wisatawan sepi, orderan yang didapat Zaenal paling banyak dari anak-anak kuliah. Pesan-antar makanan ternyata tidak terlalu signifikan menambah pendapatannya.

“Kalau dilihat dari pesanan saya dan teman-teman yang ramai di titik-titik wisata, sepertinya tren wisatawan bakal terus naik. Setiap akhir pekan malam itu pasti ramai yang mau datang ke koridor GatSu dan Ngarsopuro,” tambahnya.

Namun Zaenal mengatakan masih ada yang perlu dibenahi dalam perkembangan wisata Solo, terutama bagi driver ojek online sebaiknya diberi lokasi menunggu para penumpang.

Layanan pengiriman makanan atau minuman juga dianggap tidak menyumbang pendapatan harian secara signifikan oleh driver Grab lainnya, Doni Kurniawan. Doni juga tidak mendapatkan banyak penumpang dari wisatawan luar kota.

“Kalau saya kebanyakan anak kuliah maupun pekerja yang berangkat atau pulang, wisatawan jarang dapat,” paparnya saat ditemui Solopos.com.

Menurut Doni, sebagian besar wisatawan yang datang ke Solo sering kali rombongan sehingga moda transportasi yang dipilih utamanya dengan mobil.

Sebelumnya, PT Grab Teknologi Indonesia mengklaim layanan pengiriman makanan mendulang keuntungan mereka terutama saat Covid-19 ketika permintaan konsumen untuk layanan tersebut sangat tinggi.

Director of West Indonesia, Grab Indonesia, Richard Aditya, mengatakan layanan pengiriman menyumbang 50% dari bisnis Grab saat pandemi Covid-19.

Richard memberikan angka yang dirilis Momentum Works bahwa layanan pesan-antar makanan di pasar Asia Tenggara mencapai GMV sebesar US$ 16,3 Miliar di tahun 2022, meningkat 5% dibandingkan 2021 yaitu US$ 15,5 Miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya