SOLOPOS.COM - Dishub Solo meluncurkan shuttle bus wisata untuk menopang pariwisata Solo. (Surakarta.go.id)

Solopos.com Stories

Solopos.com, SOLO — Penambahan destinasi wisata di Kota Solo diharapkan jadi pendongkrak tingkat kunjungan tamu yang nantinya juga berdampak pada okupansi hotel di Solo pada 2024.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Sekretaris PHRI Solo, Basid Burhanudin, mengatakan saat ini Solo telah memiliki sejumlah destinasi wisata. Beberapa di antaranya telah menarik minat para wisatawan, khususnya dengan berdirinya Masjid Raya Sheikh Zayed.

“Kepariwisataan yang sekarang, sudah ditunjukkan di 2023, yang cukup signifikan peningkatannya, terutama di Soloraya,” kata dia, Minggu (24/12/2023).

Pada saat ini, menurutnya, keberadaan Masjid Sheikh Zayed masih menjadi primadona dalam mendatangkan tamu untuk Solo. Banyak wisata dengan tujuan Yogyakarta mampir ke Solo untuk mengunjungi masjid tersebut.

Ada pula wisatawan yang memang tujuannya langsung ingin berkunjung ke Masjid Sheikh Zayed Solo. Meskipun tidak menutup kemungkinan hal itu juga didukung oleh keberadaan destinasi wisata lainnya.

“Artinya wisata religi tersebut cukup tinggi peminatnya dan menunjang kepariwisataan di Solo. Hotel di sekitar, menurut informasi yang kami terima juga terdongkrak dengan keberadaan Masjid Sheikh Zayed, juga dengan adanya destinasi lain yang juga menunjang,” jelas dia.

Dengan begitu pihaknya berharap ke depan sektor perhotelan di Solo semakin berkembang dan meningkat dari sisi okupansi.

Sejauh ini untuk tingkat okupansi hotel di Solo pada hari-hari biasanya rata-rata antara 40% hingga 60%. Sedangkan pada momentum tertentu atau hari-hari besar seperti Natal dan Tahun Baru saat ini bisa meningkat, bahkan di beberapa hotel ada yang mencapai 80%-100%.

“Jadi untuk perhotelan di tahun 2024, kami berharap semakin bagus okupansinya terkait kepariwisataan yang berkembang saat ini,” kata dia.

Berdasarkan berita statistik Badann Pusat Statistik (BPS) Solo, Tingkat Penghunian Kamar atau TPK hotel bintang di Kota Solo pada bulan Oktober 2023 secara rata-rata tercatat sebesar 49,99%.

Angka tersebut secara keseluruhan mengalami penurunan 7,54 poin dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 57,53%.

Penurunan TPK terbesar terjadi pada klasifikasi hotel bintang 1 yang turun 15,83 poin. TPK tertinggi tercatat sebesar 60,92% terjadi pada hotel bintang 4 dan bintang 5, sedangkan TPK terendah terjadi pada hotel bintang 1 yang hanya mencapai angka 31,19%.

Sementara itu, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf/Wakabaparekraf), Angela Tanoesoedibjo, dalam Jumpa Pers Akhir Tahun (JPAT) yang berlangsung secara hybrid di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Jumat (22/12/2024), menjelaskan ada empat tren pariwisata pada tahun 2024.

Keempatnya yakni bleisure, wellness experience, deep and meaningful, dan set-jetting.

Mejurut Angela bleisure (business and leisure) akan menjadi tren yang terus tumbuh di amsa pasca-pandemi.

Dengan kembali atau pulihnya perjalanan bisnis secara global dan tumbuhnya kebebasan untuk bekerja jarak jauh, akan meningkatkan fleksibilitas untuk berwisata di sela rutinitas bekerja.

“Ini akan semakin meningkat ya, bagaimana orang akan menggabungkan bisnis dan leisure menjadi satu. Ini sebetulnya menguntungkan untuk kita, karena Jakarta menjadi pusat untuk bisnis, dan ini kita bisa bawa dari Jakarta untuk para wisatawan yang tadinya berbisnis untuk bisa berwisata ke Bali, ke Labuan Bajo, ke Borobudur untuk berlibur,” kata Wamenparekraf dalam siaran pers yang diunggah di https://kemenparekraf.go.id.

Menurutnya hal ini juga akan semakin didukung dengan semakin banyaknya MICE, yang akan mendorong pertumbuhan bisnis yang nantinya bisa digandengkan dengan paket wisata.

Tren pengalaman wisata kebugaran juga diproyeksikan akan semakin diminati mengingat pergeseran perilaku wisatawan usai pandemi Covid-19, sehingga semakin menyadari pentingnya kesehatan jiwa dan pengalaman spiritual.

Sedangkan tren wisata deep and meaningful, menurutnya, muncul dari ketidakpastian selama pandemi sehingga menginginkan pengalaman wisata yang lebih berkualitas dan bermakna.

Diketahui, Indonesia memiliki potensi destinasi wisata baik nature dan culture yang kental, yang dapat dikemas dengan story telling yang menarik. Dengan begitu, wisatawan bisa menikmati pengalaman wisata yang lebih berkualitas dan bermakna.

Kemudian ada tren wisata set jetting (tempat-tempat syuting film) yang akan banyak digandrungi wisatawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya