SOLOPOS.COM - Dokter hewan memeriksa gigi dan mulut sapi saat pengecekan hewan kurban di Mojosongo, Boyolali, Kamis (15/6/2023). (Solopos/Joseph Howi Widodo)

Solopos.com, SOLO – Banyak warga Solo yang masih meragukan keabsahan berkurban secara online. Mereka menyebut masih khawatir jika kurban mereka di momentum Iduladha itu tidak diterima.

Beberapa warga Solo juga menyebut harga hewan kurban di aplikasi yang dijual secara online lebih mahal dibandingkan membeli sendiri. Mereka juga mengatakan hewan kurban yang dijual belum diketahui kualitas dan distribusinya.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Suprapto, 44, warga Nusukan, mengatakan kurban secara online masih belum jelas fatwanya. Bagi Suprapto lebih aman untuk memilih hewan kurban secara langsung dan memberikan ke masjid terdekat.

“Fatwanya masih belum jelas dan abu-abu apakah kurban online itu sah atau enggak hukumnya, memang ada yang menyebut sah, tapi banyak juga yang menyebut amalannya seperti beramal biasa. Jadi lebih aman untuk membeli langsung, hewannya dipilih sendiri terus diberikan ke masjid terdekat,” ungkapnya saat ditemui Solopos.com, Selasa (20/6/2023).

Suprapto mengatakan harga hewan kurban online lebih mahal dibandingkan jika membeli sendiri. Ia mencontohkan harga kambing di beberapa aplikasi penyedia kurban online mencapai Rp2,4 sedangkan harga kambing di penjual hewan kurban hanya Rp1,4 juta.

“Harga hewan kurbannya juga mahal sekali, sampai dua kali lipat dibandingkan kalau beli di pasar hewan atau pedagang. Misalkan kambing harganya Rp1,4 juta di aplikasi bisa sampai Rp2,4 juta, belum harga sapi yang bisa sampai Rp20 juta padahal kalau lihat ukurannya harganya mungkin sekitar Rp14 juta,” ucapnya.

Suprapto juga mengatakan akan tertarik menggunakan aplikasi penyedia kurban online jika fatwanya sudah jelas. “Kalau nanti Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengesahkan kurban online mungkin tertarik mencoba. Tapi kalau harganya semahal itu masih pikir-pikir juga,” ungkapnya.

Pernyataan senada juga dikatakan Ibrahim, 34, asal Banjarsari, yang menilai harga kambing dan sapi di aplikasi kurban online sangat mahal. Ia juga menyebut beberapa aplikasi kurban online tidak menjelaskan distribusi hewan kurban tersebut.

“Dari segi harga kurban online masih lebih mahal dibandingkan beli di pasar hewan atau peternak. Distribusnya juga terkadang enggak jelas, cuman disebut ke daerah terpelosok, tapi lokasinya enggak pernah disebutkan,” kata dia.

Ibrahim juga mengatakan, meskipun layanan kurban secara online lebih mudah, namun belum ada fatwa yang jelas mengenai keabsahan kurban online secara hukum Islam. Ia mengaku mungkin akan berminat jika keabsahan kurban online sudah jelas.

“Sampai sekarang kan semuanya masih abu-abu apakah kurbannya sah atau dihitung sebagai amalan biasa. Memang lebih mudah, tapi kalau justru niatnya enggak tersampaikan kan percuma,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya