SOLOPOS.COM - Ilustrasi transaksi nontunai menggunakan Qris. (Antara/Indrianto Eko Suwarso)

Solopos.com, SOLO — Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Solo mencatat nilai transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Soloraya naik hingga 133,02% secara year on year (yoy) atau secara tahunan hingga April 2024.

Tercatat nominal transaksi QRIS pada April 2023 sebesar Rp632.040.244.955, angka ini menjadi Rp1.472.764.253.382 pada April 2024. Untuk volume transaksi QRIS tercatat mengalami kenaikan 96,82% dari 6.602.046 transaksi menjadi 12.993.842 transaksi.

Promosi Telkomsel IndiHome dan Cooltura Gelar Festival Musik dan Budaya di 6 Kota

Kepala KPw BI Solo, Dwiyanto Cahyo Sumirat menguraikan transaksi dengan metode pembayaran QRIS makin meningkat, baik oleh pengguna ataupun pedagang yang menggunakan QRIS.

Menurut dia, QRIS seyogyanya menjadi pelengkap metode pembayaran tunai, dan bukan menggantikan pembayaran tunai. Dia juga menegaskan untuk metode pembayaran QRIS tidak ada tambahan biaya.

Di lapangan, seringkali pedagang membebankan biaya tambahan ketika transaksi pembeli tidak mencapai nominal minimum.

“QRIS itu ada yang namanya MDR, yaitu merchant discount rate. Kebijakannya adalah ketika transaksi Rp0 hingga Rp100.000, maka enggak kena biaya MDR. Tapi kalau transaksinya antara Rp100.000 ke atas, itu MDR-nya 0,7% dari nilai transaksi,” terang Dwiyanto seusai Onboarding UMKM Soloraya 2024 Digitalisasi UMKM Solo UMKM Tambah Jago Lan Raharjo, di Novotel Solo, Kamis (13/6/2024).

Lebih lanjut Dwiyanto menjelaskan MDR digunakan oleh penyedia jasa perbankan atau lembaga switching untuk membangun infrastruktur.

Oleh sebab itu, masyarakat akan dimudahkan untuk bertransaksi. Karena QRIS bisa dilakukan walaupun menggunakan layanan perbankan yang berbeda antara pengguna dan merchant.

“Ini namanya interkoneksi, untuk bisa memudahkan membangun infrastruktur interkoneksi. Tapi ini butuh modal yang diinvestasikan oleh pelaku jasa sistem keuangan. Makanya muncul yang namanya MDR. Tapi kalau transaksinya antara masyarakat dengan pemerintah sepertui bayar pajak, bayar retribusi, itu biayanya Rp0, berapa pun besar transaksinya,” tambah Dwiyanto.

Pihaknya mengaku beberap kali mengadakan edukasi ke masyarakat soal ketentuan QRIS ini dalam bentuk user experience. Misalnya menggunakan QRIS dan membayar Rp1 untuk dengan permainan lempar dart, agar masyarakat mengetahui tidak ada limit mininum pembayaran QRIS.

Menurutnya masyarakat juga cenderung mencari pedagang yang menawarkan metode pembayaran QRIS. Namun dia menegaskan adanya QRIS digunakan sebagai pelengkap, bukan pengganti metode pembayaran tunai.

Dwiyanto mengaku terus mendorong warung makan tradisional agar melek digital dan bisa menyediakan layanan transaksi nontunai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya