Bisnis
Minggu, 31 Maret 2024 - 13:49 WIB

Warga Khawatir Boros Saat Ramadan dan Lebaran, Bukber Jadi Pengeluaran Terbesar

Galih Aprilia Wibowo  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi menu Ramadan. (Freepik).

Solopos.com, SOLO — Momen Ramadan dan Lebaran membuat kebutuhan bertambah sehingga mayoritas orang merasa khawatir mengeluarkan uang secara berlebihan (overspending) atau boros. Pengeluaran terbesar masyarakat saat Ramadan tercatat untuk alokasi buka puasa (bukber).

Hal ini tercermin dalam survei Bank BTPN bertajuk Jenius Study: Perilaku Masyarakat Digital Savvy selama Ramadan & Jelang Idulfitri 2024 yang dilakukan pada 28 Februari 2024 hingga 18 Maret 2024. Survei ini melibatkan 233 responden berusia 17 tahun hingga 40 tahun dari berbagai wilayah di Indonesia.

Advertisement

Digital Banking Partnership Head Bank BTPN, Febri Rusli, menjelaskan hasil dari Jenius Study tersebut memperlihatkan gambaran bagaimana perilaku masyarakat digital savvy tahun ini yang fokus dalam meningkatkan kualitas ibadah. Serta mengatur tunjangan hari raya (THR) dengan lebih baik serta mempererat silaturahmi dengan berkumpul bersama keluarga.

Survei tersebut menggambarkan kekhawatiran masyarakat paling besar selama Ramadan 2024, atau sebanyak 58% responden merasa khawatir menjadi overspending atau boros saat Ramadan.

Advertisement

Survei tersebut menggambarkan kekhawatiran masyarakat paling besar selama Ramadan 2024, atau sebanyak 58% responden merasa khawatir menjadi overspending atau boros saat Ramadan.

Sebanyak 42% lainnya merasa khawatir karena salat yang masih bolong-bolong, dan 32% responden mengaku khawatir akan kesehatan. Dalam survei tersebut, sebagian besar masyarakat mengaku sering berburu takjil (52%), ada juga masyarakat yang mengaku mengikuti acara bukber (46%).

Survei tersebut juga mencatat pengeluaran terbesar masyarakat saat Ramadan dialokasikan untuk acara bukber (42%). Masyarakat juga mengalokasikan pengeluaran untuk kirim hampers (40%), dan untuk memberikan THR kepada karyawan (34%).

Advertisement

Tahun lalu, mayoritas masyarakat (41%) fokus menabung THR, sementara 40% menggunakan THR untuk belanja kebutuhan Ramadan, dan 19% lainnya memilih menginvestasikan THR mereka. Kini, alokasi THR untuk belanja keperluan Ramadan naik 12% menjadi 52%, sedangkan porsi menabung dan berinvestasi masing-masing mencapai 29% dan 19%.

Perubahan cara mengelola THR tersebut pun sejalan dengan 58% masyarakat yang merasa pengeluaran mereka berpotensi meningkat di Ramadan tahun ini. Adapun alokasi pengeluaran tersebut terbagi menjadi beberapa keperluan, seperti membeli baju baru (43%), mudik (30%), zakat dan sedekah (30%), membeli makanan sahur dan buka puasa (29%), serta acara buka puasa bersama (29%).

Selain untuk keperluan Ramadan, masyarakat digital savvy juga menggunakan THR untuk melunasi cicilan/utang, modal bisnis, liburan, renovasi rumah, dan beli gadget/barang elektronik. Lebih lanjut, Febri menjelaskan masyarakat digital savvy juga berupaya mengantisipasi kebutuhan ekstra dengan memilih opsi pinjaman.

Advertisement

Dibandingkan tahun lalu, jumlah masyarakat digital savvy yang memilih opsi pinjaman meningkat sebesar 13%. Menurut hasil survei, sebanyak 35% dari mereka berencana mengambil pinjaman selama bulan Ramadan 2024 untuk berbagai keperluan, di antaranya untuk menyambut Lebaran (60%), modal usaha (46%), dan renovasi rumah (18%).

Sejalan dengan kebutuhan dan perilaku masyarakat tersebut, Jenius Study juga turut memperlihatkan lima fitur Jenius favorit masyarakat digital savvy. Fitur ini bertujuan untuk membantu pengelolaan keuangan mereka selama Ramadan dan menjelang Idulfitri, yaitu Flexi Cash, Jenius QR, Jenius Paylater, Kartu Kredit Jenius, dan Kartu Debit Jenius.

Dalam reportase Solopos.com sebelumnya, mayoritas warga menghabiskan dana tak lebih dari Rp100.000 untuk bukber. Hal ini mengacu pada survei Jakpat melakukan terhadap 1.365 responden muslim di Indonesia pada 6-7 April 2023 dilansir dari laman dataindonesia.id, pada Sabtu (23/3/2024).

Advertisement

Ada beberapa lokasi bukber favoritas mayarakat Indonesia, mayoritas responden menyukai bukber di rumah (52%), disusul restoran dalam ruangan (32%), dan restoran luar ruangan (26%). Tak jauh berbeda dari survei tersebut, warga Solo juga menyiapkan dana kurang lebih Rp100.000 untuk sekali bukber.

Misalnya diungkapkan oleh Pekerja di Solo, Dyah Ayu Putri Maharani, 23, yang memasang bujet maksimal untuk bukber sebesar Rp100.000. Dalam dua pekan Ramadan ini, Dyah mengaku telah mengikuti dua kali bukber.

Senada dengan Dyah, pekerja lainnya, Deva Angger Rakasiwi, 24, mengaku sudah sekali undangan bukber dari kantornya. Total rencana agenda bukber Deva pada Ramadan kali ini mencapai lima kali hingga Lebaran. Untuk sekali bukber Deva menyiapkan dana maksimal Rp150.000. Akan tetapi untuk dua kali reservasi yang telah dilakukan dia harus mengeluarkan biaya sebesar Rp208.000.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif