SOLOPOS.COM - Tangkapan layar webinar bertema Pengembangan UMKM Berbasis Wakaf Produktif pada hari ketiga Festival Syiar Ekonomi Keuangan Syariah dan Pesantren (Syekaten) 2021 pada Rabu (1/9/2021). Farida Trisnaningtyas

Solopos.com, SOLO—Wabah Covid-19 menghantam ekonomi kecil. Optimalisasi wakaf produktif dinilai menjadi alternatif solusi untuk membantu pengembangan usaha.

Penilaian itu mengemuka dalam webinar bertema Pengembangan UMKM Berbasis Wakaf Produktif pada hari ketiga Festival Syiar Ekonomi Keuangan Syariah dan Pesantren (Syekaten) 2021 pada Rabu (1/9/2021).

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Ekonomi Syariah

Webinar tersebut diselenggarakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Solo berkolaborasi dengan berbagai stakeholder ekonomi syariah.

Kepala KPw BI Solo, Nugroho Joko Prastowo, mengatakan kegiatan ini menjadi syiar edukasi dan literasi mengenai wakaf yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi produktif.

Baca Juga: Hotel-Hotel di Bali Marak Dijual, PHRI Khawatir Merembet ke Daerah Lain 

“Selama ini persepsi masyarakat tentang wakaf itu masih sebatas tanah yang digunakan untuk pembangunan tempat ibadah, sekolah, atau pemakaman. Padahal belajar dari sejarah pada masa organisasi Sarekat Dagang Islam [SDI], Kota Solo menjadi kota dengan peran sentral dalam gerakan ekonomi syariah [Eksyar] terutama untuk pengembangan perekonomian dan kehidupan sosial umat melalui filantropinya,” kata dia.

Menurutnya, wakaf sebagai salah satu filantropi ekonomi syariah akan membawa manfaat bagi umat apabila dananya terus dikembangkan untuk usaha produktif.

Baca Juga: Asyik! Pemerintah Batalkan Rencana Pajak Sembako 

Dengan demikian, wakaf ini dapat mengatasi masalah kemiskinan.

Di sisi lain, wakaf memiliki potensi besar untuk perekonomian nasional dengan Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia.

Berantas Kemiskinan

Pengelolaan wakaf sejak era Khulafaur Rasyidin menjadi bagian dari sumber anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) bidang pendidikan dan kesehatan, dan dapat memberantas kemiskinan.

“Beberapa implementasi wakaf produktif telah dilaksanakan oleh beberapa pihak, yakni Sinergi Foundation. Sinergi Foundation membidik pengembangan UMKM kuliner agar memberi manfaat yang lebih besar bagi pengembangan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja,” imbuh dia.

Menurutnya, Kota Solo memiliki potensi kuliner dan fesyen yang besar. Sehingga konsep membangun bisnis kuliner dan fesyen berbasis wakaf dapat memberikan pemahaman dalam mengoptimalkan pengembangan UMKM.

Yatim Mandiri

Yatim Mandiri sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) milik masyarakat Indonesia memiliki program-program pemandirian anak yatim dan program pemberdayaan komunitas. Direktur Wakaf Yatim Mandiri, Rudi Mulyono, menerangkan pihaknya memiliki program UMKM Bangkit.

Ini merupakan program penyaluran modal usaha perorangan ke segmen mustahik yang lebih luas. Antara lain, bunda duafa, bapak duafa, difabel, mualaf, dan kelompok masyarakat lain.

Sesuai Asesmen

“Program ini terutama untuk pelaku UMKM yang terdampak pandemi Covid-19. Kami melakukan penyaluran modal sesuai asesmen, kemudian monitoring dan evaluasi bulanan pencatatan mustahik, serta rupiah dan ruhiyah, yakni omzet dan laba sebagai pendampingan ibadah,” papar dia.

Skema UMKM untuk mengakses dana wakaf produktif, yakni asesmen kelayakan mustahik, program dana penyaluran modal dan pendampingan selama 1-2 tahun, exit program disaring yang memiliki progres bagus, dan intervensi dana wakaf produktif.

Baca Juga: Airlangga: Program Bantuan Beras 10 Kilogram Telah Diterima 28,8 Juta Keluarga 

Pihaknya mencatat jumlah penerima manfaat di seluruh Indonesia ada sebanyak 497, sementara yang ada di Jawa Tengah sebanyak 85 dan Soloraya 16.

Sementara itu, CEO Sinergi Foundation, Asep Irawan, menjelaskan salah satu penyaluran wakaf produktif dilakukan ke berbagai usaha.

Misalnya di Jawa Barat pada usaha rumah makan Ampera, Cuanki Serayu, hingga menjadi kontraktor perumahan.

“Kenapa kami memilih sektor riil untuk penyaluran wakaf produktif karena mampu menciptakan lapangan kerja, sebesar 90% keuntungan usaha wakaf produktif untuk pendidikan para siswa penghapal alquran, rumah bersalin cuma-cuma, taman wakaf pemakaman muslim, dan program sosial lainnya,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya