SOLOPOS.COM - Ilustrasi utang. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo mengakui adanya peningkatan masyarakat yang berutang ke bank ataupun meminjam secara online (pinjol) saat Ramadan. Pinjaman tersebut biasanya digunakan untuk modal kerja ataupun kebutuhan secara konsumtif.

Kepala OJK Solo, Eko Yulianto, kepada Solopos.com  Kamis (23/3/2023), meyakini adanya peningkatan jumlah peminjam di bank atau melalui pinjol saat Ramadan, tetapi masih akan melihat data pada Maret dan April tahun ini.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

“Mestinya memang ada peningkatan peminjam. Termasuk untuk kebutuhan modal kerja bagi pedagang untuk menambah stok barang dagangannya. Kalau pinjamnya ke bank nanti akan tercermin pada laporan bulanan di posisi akhir Maret yang akan dilaporkan ke kami, kalau melalui pinjol kami enggak punya datanya,” jelas Eko.

Terpisah, Pengamat ekonomi Universitas Muhammadiyah Solo (UMS), Anton Agus Setyawan, menyebut fenomena adanya peningkatan masyarakat yang berutang saat Ramadan menunjukkan minimnya pengelolaan uang. “Sebenarnya itu mungkin terjadi, secara umum, dengan pola kehidupan yang hedonis agak sulit mengendalikan pengeluaran. Mestinya Ramadan pengeluaran untuk makan berkurang justru malah bertambah, atau variasi konsumtif lain yang justru menjadikan masyarakat lebih boros,” jelasnya.

Risiko untuk berutang saat Ramadan tidak lepas dari kemudahan yang ditawarkan saat ini. Menurut Anton, pengendalian kunci menjadi kunci bagi masyarakat untuk bisa mengontrol pengeluaran agar tidak lebih besar dari pendapatan.

“Memang akan ada risiko untuk berutang apalagi masyarakat yang pengendalian pengeluarannya itu lebih besar daripada pemasukan. Apalagi saat ini sangat mudah dengan fasilitas seperti pinjol ataupun pay later,” tambahnya.

Fenomena ini, menurut Anton juga merupakan hal yang memprihatinkan. Karena hakikat Ramadan yang harus menahan diri, justru membuat masyarakat kalap dan berutang.

“Ini jelas memprihatinkan, apalagi Ramadan itu kita menahan diri termasuk untuk membeli barang konsumtif, tapi ini justru banyak yang berutang,” tegasnya.

Dikutip dari Binsis.com, menjelang Ramadan dan Lebaran 2023, Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) mengimbau agar masyarakat dapat bijak dalam mengelola keuangan, termasuk dalam melakukan pinjaman di platform pinjaman online alias pinjol atau financial technology peer-to-peer (fintech P2P) lending. Hal ini tidak lepas dari geliat konsumsi masyarakat saat memasuki Ramadan.

Wakil Sekretaris Jenderal II AFTECH Firlie Ganinduto mengatakan bahwa perputaran ekonomi terbesar di Indonesia terjadi saat memasuki Hari Raya Lebaran.  “Perputaran ekonomi terjadi terbesar mungkin di Lebaran, maka perlu ada strategi bagi masyarakat saat merayakan Ramadan dan Lebaran Idulfitri dalam mengelola keuangan,” Firlie dalam Media Luncheon AdaKami di Jakarta, Selasa (21/3/2023).

Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Kuseryansyah melihat bahwa daya beli masyarakat menjelang Ramadan akan meningkat dan pendanaan dari pinjol menjadi platform yang akan mengalami lonjakan saat momentum itu datang. “Lebaran pasti geliat dari konsumsi masyarakat dan produksi kalangan usaha akan meningkat cukup signifikan. Kita berharap masyarakat jangan latah dan gegabah mengikuti tren tapi harus menjadi seorang yang rasional,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya