SOLOPOS.COM - Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Yudo Dwinanda Priaadi dalam dialog bertemakan Enabling Rapid Power Sector Transformation sebagai sesi pertama pelaksanaan Indonesia Energy Transition Dialogue 2023, Senin (18/9/2023). (tangkapan layar YouTube IESR Indonesia).

Solopos.com, SOLO — Indonesia tengah mendiskusikan kemitraan dengan Amerika Serikat (AS) bernama Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk mengejar target net zero emission (NZE) 2060.

Konsulat Ekonomi Kedutaan Besar AS untuk Indonesia, Jonathan Habjan, mengatakan JETP hadir untuk mencari tahu bagaimana membantu Indonesia memperlancar transisi energi.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Hal itu dia sampaikan saat hadir dalam dialog bertemakan Sinergi Strategi Jangka Panjang untuk Dekarbonisasi di Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) 2023, Senin (18/9/2023), yang disaksikan Solopos.com via YouTube IESR Indonesia.

“Indonesia perlu dipuji karena telah memimpin transisi energi yang sedang dilakukan secara global. Sebuah langkah ambisius dan berani, dan Indonesia mau melakukannya. Mengenai JETP, tujuan utama adalah mencari cara melakukan transisi energi dengan biaya kecil dan efisien,” ujar Jonathan.

Menurutnya, transisi energi merupakan proses bertahun-tahun yang kemudian diupayakan Indonesia dengan cukup singkat. Langkah Indonesia ini sangat berani terlebih karena perlu penyesuaian bersama dalam operasional berbagai sektor, salah satunya sektor bisnis.

Itu sebabnya Jonathan mengatakan JETP hadir membantu Indonesia agar proses transisi energi bisa berlangsung secara efisien. JETP akan hadir dalam bentuk pendanaan sebesar US$ 20 miliar selama lima tahun pertama.

Jonathan menambahkan, seiring pendanaan, pemerintah Indonesia perlu mengkaji kembali apa saja tantangan, kekurangan, dan evaluasi transisi energi yang tengah dilakukan. Harapannya pengkajian ulang dapat membantu tercipta transisi energi yang lebih efisien.

Jonathan yakin, dengan adanya JETP, Indonesia dapat menjadi model transisi energi bagi negara-negara lain.

Dalam acara yang sama, Kepala Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Indonesia, Febrio Nathan Kacaribu, mengatakan transisi energi menjadi fokus pemerintah Indonesia karena pengembangan energi di Indonesia masih didominasi batubara.

“Sekitar 60% bahan bakar pembangkit listrik Indonesia berasal dari batubara, sehingga mengurangi emisi sebesar 1 juta ton karbon dari sektor energi akan lebih mahal daripada sektor kehutanan,” kata Febrio.

Febrio meneruskan, target NZE dari sektor kehutanan mudah tercapai tahun 2030, tidak seperti dari sektor energi dan transportasi.

Target Kementerian Keuangan dalam pengurangan emisi sektor energi dan transportasi mencapai 395 juta ton hingga akhir 2030 mendatang.

Febrio mengingatkan, semua langkah transisi perlu dilakukan secara adil terhadap seluruh sektor dan terjangkau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya