SOLOPOS.COM - Suasana Cafe Bukuku Lawas, kedai kopi yang terletak di Ngasinan, Kecamatan Jebres, Kota Solo, pada Jumat (24/2/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Menjamurnya coffee shop atau kedai kopi di Kota Solo membuat para pelaku usaha memutar otak untuk tetap tampil beda dan bisa menggaet konsumen.

Salah satu konsep unik berada di salah satu kedai kopi wilayah Ngasinan, Kecamatan Jebres, yakni Cafe Bukuku Lawas. Kedai kopi ini tidak hanya menawarkan kopi dan camilan sebagai produk mereka.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Namun kedai kopi ini juga sekaligus book shop yang merupakan surga buku lawas. Setidaknya ada puluhan ribu buku bekas yang dipajang di sana.

Tidak hanya untuk dibeli, buku bekas tersebut juga bebas dibaca oleh konsumen yang mengunjungi coffee shop tersebut.

Hal ini diungkapkan oleh pemilik Cafe Bukuku Lawas, Sigit Pamungkas, 36, saat ditemui Solopos.com di kedai kopi miliknya pada Jumat (24/2/2023).

Sigit mengungkapkan konsep book shop di kedai kedai kopi miliknya merupakan hal yang baru, hal ini merupakan salah satu caranya mempertahankan usahanya.

Sebelumnya ia memang merupakan seorang penjual buku bekas sejak 2013. Awalnya pada 2018 buku yang berada di coffee shop tersebut tidak sebanyak saat ini, karena hanya dibaca dan dipajang, tidak untuk dibeli.

Namun ketika acara launching konsep baru seusai longgarnya pembatasan saat pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu, ia memajang seluruh koleksi buku bekas yang ia jual di kedai kopi miliknya.

“Kalau saya lihat itu ada beberapa tipe konsumen yang datang ke sini, yang pertama memang cari suasana yang beda, kedua memang mereka suka buku, ketiga pengin nongkrong aja, dan keempat ada kebutuhan eksis, misalnya untuk foto ataupun selfie, apalagi anak muda,” ujar Sigit.

Sigit menguraikan dengan maraknya coffee shop di Kota Solo membuatnya berpikir apa bakal yang membuat orang datang dan tertarik, kalaupun jualannya sama-sama kopi.

“Jadi apa yang lebih cocok sama kopi, ya buku, kalau sama teh ya enggak cocok, istilahnya begitu. Misalnya buku tak sandingkan dengan ayam geprek, ya kurang cocok. Saya mengamati konsumen aja, dan mewujudkan imajinasi saya, baca buku dengan minum kopi, kalau kopi tanpa rokok juga enggak asyik, makanya ini tak buat konsep terbuka,” kata Sigit.

Walaupun keuntungan dari berjualan buku bekas bukan penghasilan utama di kedai kopi miliknya, tapi hal ini menjadi daya tarik tersendiri.

Dalam sebulan saja penjualan buku bekas secara offline di kedai kopi miliknya tidak mencapai 100 buku.

Namun untuk penjualan buku bekas, Sigit memilih untuk menangkap peluang di marketplace, yang melebihi keuntungannya melebihi penjualan kopi di kedainya.

Cafe Bukuku Lawas milik Sigit ini juga tengah viral di media sosial yang menjadi salah satu rekomendasi jujukan ketika berkunjung ke Kota Bengawan.

Akhir-akhir ini ia merasakan dampak peningkatan konsumen hingga 50% dibandingkan biasanya. Dalam sehari paling tidak ada 40 pelanggan yang datang ke kedai kopi sekaligus book shop miliknya, yang buka mulai pukul 15.00 WIB hingga 24.00 WIB.

Buku yang Sigit pajang tidak hanya buku-buku berbahasa Indonesia, namun juga berbahasa Belanda, Prancis, Jawa, dan Inggris.

Varian tahun terbitnya pun beragam, ada yang terbit 1950-an sampai 2010-an. Di deretan rak, ada buku bersejarah yang ditulis oleh tokoh paling berpengaruh Uni Soviet, Vladimir Lenin berjudul On Britain. Tidak tertera tahun berapa buku itu terbit, namun kumpulan tulisan Lenin itu kebanyakan ditulis 1905-1920-an.

Buku-buku bekas di kedai kopi milik Sigit sendiri dibanderol mulai harga Rp5.000 hingga Rp20.000. Sedangkan untuk varian kopi dijual dengan harga Rp15.000 hingga Rp19.000.

Sebagai lulusan S2 Kriya Logam, ia sendiri dulunya merupakan perajin keris, bahan keris tersebut juga ia buat sebagai aksesoris.

Berbekal hal ini, ia berkeinginan untuk memindahkan kedai kopi miliknya ke tempat yang lebih luas. Saat ini kedai kopi miliknya berukuran 80 meter persegi.

Sementara di tempat baru akan dibuat tiga kali lipat lebih luas, serta selain dilengkapi dengan book shop, ia juga akan memajang beragam kerajinan yang akan ia buat.

Hal ini bertujuan membuat lebih nyaman konsumen, dengan memperbesar kapasitas pengunjung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya