SOLOPOS.COM - Ketua Tim Penggerak PKK Kota Solo, Selvi Ananda (kiri), mengamati kain batik tulis koleksi almarhum Santosa Doellah saat acara Talk Show bertajuk Mengenal Batik Menurut Zaman & Lingkungan di Ndalem Wuryaningrat House of Danar Hadi, Solo, Jumat (29/10/2021). (Solopos.com/Nicolous Irawan).

Solopos.com, SOLO — Nilai ekspor Solo pada periode 2012-2022 menunjukkan tren fluktuatif.  Tiga komoditas ekspor terbesar di Solo pada 2022 yakni mebel kayu sebesar 39,77%, tekstil dan produksi tekstil (TPT) sebesar 20,88 %, serta batik sebesar 14,61%.

Batik masih memegang posisi yang kuat sebagai salah satu penyumbang ekspor Solo pada 2022 karena berbagai hal.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Kepala Dinas Pedagangan (Disdag) Kota Solo, Heru Sunardi, menjelaskan salah satunya disebabkan karena keunikan motif batik asal Kota Solo.

Seperti diketahui ada dua lokasi sentra produsen batik di Kota Bengawan yang cukup dikenal, yaitu Batik Laweyan dan Kauman. Solo juga memiliki pusat penjualan batik di Pasar Klewer, maupun kompleks Pusat Grosir Solo (PGS).

“Batik dari Solo itu punya motif pemakaian untuk apa, kualitasnya, dan kecukupan pasokan,” ujar Heru kepada Solopos.com, pada Rabu (7/9/2023).

Faktor kualitas dan pasokan batik yang memadai itu yang menurut Heru jadi salah satu faktor mereka laris manis di pasar ekspor.

Ketua Paguyuban Kampung Wisata Batik Kauman, Gunawan Setiawan menguraikan secara umum batik Solo itu mengikuti zaman dan bisa menjadi trendsetter. Selain itu, pasar domestik batik dari Solo cukup kuat.

Sementara, Key Account Officer Divisi Ekspor PT Batik Danar Hadi, Eko Sudarsono menjelaskan kain batik yang diekspor oleh Danar Hadi menggunakan seni quilting atau patchwork yang diminati pasar luar negeri.

Patchwork merupakan kerajinan yang menggabungkan potongan kain perca satu dengan lainnya yang memiliki motif atau warna berbeda menjadi bentuk baru.

Sementara, quilting merupakan seni menggabungkan kain perca dengan ukuran dan potongan tertentu untuk membentuk motif-motif yang unik.

“Seni quilting ini, merupakan hobi masyarakat di Amerika Serikat, Australia, dan Eropa. Jadi,  kebutuhan batik itu mempunyai tempat sendiri dan diminati karena corak dan perpaduan warnanya yang bisa dikatakan 99% tidak ada yang untuk produk garmen,” jelas Eko.

Dominasi Sektor Perdagangan

Sementara, sektor perdagangan merupakan sektor yang paling dominan kedua dalam menyusun perekonomian Solo.

Hal ini dapat dilihat dari sumbangan sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 21,77% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Solo pada 2022.

Badan Pusat Statistik Kota Solo dalam publikasi Indikator Eknomi Kota Surakarta 2022 mencatat freight on board (FOB) ekspor atau harga beli yang didapatkan penjual di Solo per 2022 tertinggi yakni mebel kayu sebesar US$22,363 juta

Selanjutnya yakni tekstil dan produk tekstil sebesar US$11,741 juta, ketiga batik sebesar US$8.218 juta, keempat kantong plastik sebesar US$6,369 juta, kelima mebel rotan sebesar US$4,274 juta, terakhir atau produk keenam yakni cerutu sebesar US$1,284.

Pada 2020 lalu ekspor di Solo mengalami kontraksi karena Pandemi Covid-19. Kemudian pada 2021 berangsur naik sebesar 4,01%, meningkat lagi menjadi 6,25% pada 2022.

Peningkatan kinerja ekspor Solo selama ini sangat dipengaruhi oleh perekonomian negara utama tujuan yakni Amerika Serikat dan kawasan Eropa, khususnya Eropa Barat.

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com, beberapa negara tujuan ekspor utama Solo yakni Amerika Serikat, Belanda, Jerman, Inggris, Itali, Kanada, Perancis, Spanyol, China, dan Jepang serta Turki.

Sedangkan komoditas utama ekspor masih didominasi oleh tekstil dan turunannya, mebel, batik, kantong plastik, serta kerajinan kayu/rotan.

Di sisi lain, menurut Badan Pusat Statistik Kota Solo dalam publikasi Indikator Eknomi Kota Surakarta 2022, perkembangan volume dan nilai ekspor Solo memiliki timeline tertentu sehingga kondisinya perlu dicermati.

Ekspor 2021 terkontraksi sebesar 18,16 %, sama halnya dengan ekspor 2020 yang mengalami penurunan 23,83%. Sedangkan pada 2022 mengalami peningkatan lebih dari 2 kali lipat dibandingkan pada 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya