SOLOPOS.COM - Pejalan kaki melintas di Gladak Langen Bogan (Galabo) yang telah selesai renovasi di Jalan Mayor Sunaryo, Solo, Kamis (27/12/2012). Paguyuban PKL yang berjualan pada siang hari menolak penempatan gerobak di belakang selter Galabo. (Burhan Aris Nugraha/JIBI/SOLOPOS).

Solopos.com, SOLO — Jumlah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kota Solo mayoritas berasal dari Kecamatan Pasar Kliwon. Beberapa program pengembangan UMKM dicanangkan oleh pemerintah setempat.

Camat Pasar Kliwon, Ahmad Khoironi, menjelaskan dalam pengembangan UMKM, pihaknya sering berkoordinasi dengan instansi terkait, dengan cara mengadakan pelatihan, pameran, lomba, dan lain-lain.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

“Untuk tingkat kecamatan, kami juga berupaya melakukan pengembangan dengan cara menyediakan tempat berjualan di halaman Kantor Kecamatan Pasar Kliwon melalui program Pawon Ngebul yaitu Pasar Kliwon Ngelarisi Bakul-Bakul,” papar Ahmad saat dihubungi Solopos.com.pada Kamis (23/3/2023).

Agenda Pawon Ngebul tersebut biasanya dilaksanalan setiap Jumat hingga Minggu mulai pukul 16.00 WIB hingga 22.00 WIB.

Pawon Ngebul tersebut telah berjalan selama sepuluh bulan, namun khusus Ramadan ini agenda ini diliburkan sementara.

Selain itu, Ahmad menilai menjamurkan UMKM di Pasar Kliwon juga disebabkan banyak juga tempat-tempat yang sangat representatif di wilayah Pasar Kliwon, Solo, seperti Alun-Alun Kidul, Galabo dan beberapa spot kuliner lainnya di sepanjang jalan yang ada.

“Karena memang Pasar Kliwon merupakan wilayah pusat kota. Termasuk event-event yang sering dilaksanakan di wilayan Pasar Kliwon baik tingkat kecamatan, tingkat Kota maupun skala besar. Sehingga harapannya lewat event-event dan kegiatan yang ada, UMKM yang ada di wilayah Pasar Kliwon bisa ikut berpartisipasi dan berkembang,” ujar Ahmad.

Jumlah UMKM termutakhiran di Kota Solo pada 2022 mencapai 11.157, diantaranya 11.138 merupakan usaha mikro, kemudian 18 usaha kecil, dan tiga usaha menengah. Kecamatan Pasar Kliwon mendominasi pelaku UMKM di Kota Solo, sebanyak 26,61 persen UMKM di Kota Solo berasal dari Pasar Kliwon.

Sementara itu Kecamatan Serengan, menjadi daerah nomor dua domisili pelaku UMKM, yaiti sebanyak 24,81 persen. Dilanjut dengan Kecamatan Jebres, 17,65 persen, kemudian Kecamatan Banjarsari sebanyak 17,59 persen. Sebaran pelaku UMKM paling sedikit di Kecamatan Laweyan, yaitu 13,34 persen.

Data tersebut diperoleh dari Staf Bidang UMKM Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perindustrian (Dinkop UKMPerin) Kota Solo, Iwang Digita Rinaldi, pada Solopos.com, Kamis (16/3/2023).

“Sementara itu berdasarkan konfigurasi jenis kelamin pelaku UMKM di Kota Solo, didominasi perempuan, sebesar 65,69 persen, dan laki-laki sebesar 34,31 persen,” papar Iwang.

Jika diklasifikasikan berdasarkan generasi, Generasi X atau Gen X yang lahir pada 1965 hingga 1980 mendominasi sebaran UMKM kategori ini, yaitu sebanyak 46,03 persen.

Kemudian Generasi Y atau Generasi Milenial yang lahir pada 1981 hingga 1996 menduduki peringkat nomor dua, sebanyak 28,45 persen.

Generasi Baby Boomers, yang lahir pada kurun waktu 1946 hingga 1964, sebanyak 21,89 persen. Serta Generasi Z atau Gen Z yang lahir pada 1997 hingga 2012 menjadi pelaku UMKM paling sedikit berdasarkan kelompok generasi yang hanya 3,36 persen.

Jumlah pelaku UMKM di Kota Solo ini tumbuh pesat karena pandemi Covid-19, yang pada 2021 hanya tercatat 3.635 UMKM hingga daat ini jumlah pelaku UMKM di Kota Solo sebanyak 11.157.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya