SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Dwi Prasetya)

Solopos.com, JAKARTA–Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) UI Teuku Riefky memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh 4,85% year on year pada kuartal I/2022.

“Pertumbuhan PDB di kuartal I/2022 diestimasi berkisar 4,85%, atau sekitar 4,75% hingga 4,95% year on year,” katanya dalam Laporan Indonesia Economic Outlook, Jumat (6/5/2022).

Promosi Fokus Transformasi, Telkom Bagikan Dividen Rp17,68 Triliun atau Tumbuh 6,5%

Dari sisi permintaan, daya beli masyarakat yang pada 2021 tertahan oleh penyebaran Covid-19 telah mulai meningkat seiring kenaikan mobilitas masyarakat dan aktivitas produksi.

Namun demikian, di sisi lain, pemulihan ekonomi Indonesia menghadapi berbagai tantangan, salah satunya konflik antara Rusia dan Ukraina yang meningkatkan harga komoditas terutama harga pangan dan energi global.

Baca Juga: Ekonomi Digital Baru Sumbang 4% PDB, Peluang Pengembangan Terbuka Lebar

Sebagai produsen utama batubara dan CPO, kenaikan harga komoditas membuat Indonesia dapat menikmati surplus perdagangan sebesar US$9,33 miliar di kuartal I/2022.

Namun, indeks harga produsen tercatat telah tumbuh 8,77% year on year atau melampaui indeks harga konsumen yang tumbuh 2,64% yoy pada Maret 2022, yang mengindikasikan terdapat inflasi yang belum diteruskan oleh produsen.

“Peningkatan harga energi juga memberikan tekanan pada sisi fiskal. Estimasi kami mengindikasikan kenaikan harga energi akan meningkatkan belanja subsidi dari Rp207 triliun ke Rp314,4 triliun di 2022,” katanya.

Baca Juga: Kuliner Penyumbang Terbesar PDB Sektor Ekonomi Kreatif

Peningkatan harga energi juga akan menurunkan ruang fiskal dari sekitar 15% ke 11,9% sehingga reformasi skema subsidi energi, dari subsidi produk ke subsidi untuk penduduk yang ditarget, sangat dibutuhkan. Hal ini agar defisit APBN 2022 dapat kembali ke bawah 3% dari PDB di 2023.

Dia menambahkan tekanan inflasi yang meningkat selama 2022 juga membutuhkan koordinasi yang lebih solid antara Bank Indonesia dan Kemenkeu untuk menjaga ekspektasi inflasi agar tidak mengarah ke inflasi yang terlalu tinggi.

“Terlepas dari berbagai tantangan, kami masih berpandangan pertumbuhan ekonomi untuk keseluruhan tahun 2022 akan kembali ke level pra-pandemi di kisaran 5,0% year on year,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya