Bisnis
Minggu, 22 Agustus 2021 - 01:00 WIB

Tuna Ternate Bisa Langsung Mendunia

Danang Nur Ihsan  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dua orang mengangkat ikan tuna di Pelabuhan Perikanan Tamperan, Pacitan, Kamis (9/6/2016). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Solopos.com, TERNATE — Sudah menjadi cerita lama, Maluku dan Maluku Utara adalah surga perikanan. Salah satu yang tersohor adalah ikan tuna dari Ternate.

Segala macam ikan samudra ada di sana, baik itu tuna, cakalang, tongkol, tengiri, marlin, kakap merah, bawal, kerapu, bambangan, peperek, dan banyak lainnya. Selama itu orang tahu pula, produk ikan laut yang berharga tersebut dijual dengan harga murah di pasar setempat.

Advertisement

Kini hal itu berubah. Dari Pelabuhan Ahmad Yani di Ternate, Ibu Kota Maluku Utara, ikan-ikan tangkapan itu kini sudah bisa langsung diangkut keluar negeri, termasuk. Peristiwa penting ini ditandai oleh pengapalan perdana satu peti kemas ikan tuna beku langsung ke Vietnam pada Minggu (15/8/2021).

Peti kemas yang berisi frozen yellowfin tuna (tuna sirip kuning) itu dikirim PT Kelola Mina Samudra dalam kemasan 399 koli kotak karton, dengan berat netto 11.967 kg dari Ternate. Ekspor perdana ini dirayakan dengan sebuah upacara selamatan kecil oleh jajaran Bea Cukai Ternate, di Pelabuhan Ahmad Yani.

Advertisement

Peti kemas yang berisi frozen yellowfin tuna (tuna sirip kuning) itu dikirim PT Kelola Mina Samudra dalam kemasan 399 koli kotak karton, dengan berat netto 11.967 kg dari Ternate. Ekspor perdana ini dirayakan dengan sebuah upacara selamatan kecil oleh jajaran Bea Cukai Ternate, di Pelabuhan Ahmad Yani.

Baca Juga: Airlangga Apresiasi Pemprov Kalsel, Bantu Warga Isoman Dari Panen Petani

Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Ternate Shinta Dewi Arini mengatakan, di tengah perekonomian Indonesia yang menyusut karena pandemi, ekspor yellowfin tuna beku perdana itu menjadi tantangan tersendiri. Semua pihak dituntut bergerak serentak di tengah pembatasan mobilitas, guna memastikan bahwa produk yang akan dikapalkan itu legal, teregister, berkualitas, tepat jumlah, dan tepat waktu di pelabuhan.

Advertisement

Menurut Shinta, ekspor perdana ini adalah bukti ketangguhan masyarakat Maluku Utara untuk terus berusaha tumbuh di tengah pandemi Covid-19. Ia berharap semua pihak bersama-sama mendorong ekspor berbagai produk lain langsung dari Pelabuhan Ternate.

Shinta juga menyampaikan apresiasinya kepada PT Kelola Mina Samudra yang berhasil menembus pasar ekspor langsung dari pelabuhan domestik.

Baca Juga: Penerus Mangkunagoro IX: Ditentukan Musyawarah Keluarga atau Wasiat

Advertisement

Direktur PT Kelola Mina Samudra Sukendri mengatakan pihaknya sudah merencanakan aksi ekspor langsung itu sejak setahun lalu. Namun, rupanya perlu persiapan cukup panjang, antara lain, untuk mendapatkan izin registrasi dari Marine Stewardship Council (MSC), lembaga internasional yang mengawasi penangkapan ikan demi menjaga kelestariannya.

“Sebelumnya, kami ini hanya bisa mengirimkannya ke Surabaya, dari Surabaya baru diekspor lagi ke Amerika Serikat oleh perusahan lain,” jelas Sukendri.

Lumbung Ikan Laut

Jalan sudah terpangkas, lebih ringkas dan lebih murah. Sekretaris Daerah Kota Ternate Jusuf Sunya mengatakan, pihaknya siap mendukung kegiatan ekspor langsung oleh pengusaha-pengusaha lokal Ternate dan Maluku Utara umumnya.

Advertisement

“Maluku Utara itu lumbung ikan nasional. Maka, ekspor tuna secara langsung dari Ternate ini menjadi berita yang sangat menggembirakan di tengah pandemi Covid-19,” ujar Jusuf Sunya, yang hadir dalam selebrasi sederhana di Pelabuhan Ahmad Yani.

Tidak bisa dimungkiri, Indonesia adalah lumbung ikan laut. Produksi ikan nasional, dari perikanan tangkap dan budi daya pada 2020, menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan, mencapai 230 juta ton, dengan nilai seluruhnya Rp380 triliun. Yang diekspor sekitar 1,26 juta ton dengan nilai $5,2 miliar (Rp74 triliun). Komoditas ekspor terkuatnya adalah udang (budi daya), dengan volume 208 ribu ton, dan nilainya hampir $2 miliar (Rp29 triliun).

Baca Juga: Pengamat Ekonomi Sebut Target Tingkat Kemiskinan 8,5% di 2022 Tak Realistis

Sebelum terganggu oleh pandemi, tren ekspor ikan dan udang itu menunjukkan grafik peningkatan yang konsisten selama beberapa tahun terakhir. Pandemi membuat sisi produksi merosot sekitar 3 persen, namun nilainya justru meningkat.

Di luar udang, komoditas ekspor andalan Indonesia adalah tuna-cakalang-tongkol, tiga jenis ikan dari famili yang sama. Volume ekspornya pada 2019 mencapai 198.000 ton dengan nilai $715 juta. Tujuan ekspornya adalah Amerika Sekitar, Tiongkok, Jepang, dan negara-negara Asean. Untuk udang, pasar ekspor terbesarnya adalah Amerika Serikat, lebih dari 60 persen.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif