SOLOPOS.COM - Ilustrasi industri pengolahan di Solo. (Freepik).

Solopos.com, SOLO – Industri pengolahan atau manufaktur mengalami pertumbuhan signifikan hingga menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah sepanjang 2022.

Sampai saat ini, industri pengolahan di Solo mampu menyerap sebanyak 60.662 tenaga kerja.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Badai pandemi Covid-19 yang menggerus sektor industri berpengaruh besar mengurangi jumlah tenaga kerja industri pengolahan selama lebih dari dua tahun.

Banyak perusahaan yang kolaps lantaran minimnya order atau permintaan sehingga pemasukan yang didapat setiap bulan menurun drastis.

Sejak kuartal II/2022, jumlah tenaga kerja industri pengolaham terus mengalami peningkatan. Hal ini terjadi seiring membaiknya kondisi ekonomi nasional setelah pemerintah melonggarkan pembatasan sosial secara berangsur.

Kondisi serupa juga terjadi di Kota Bengawan sepanjang 2022. Tenaga kerja industri pengolahan bertambah setelah perusahaan kembali menerima order permintaan dari buyer.

“Serapan tenaga kerja paling besar tetap industri pengolahan. Dari tahun ke tahun industri pengolahan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Solo, Widyastuti Pratiwiningsih, saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (13/3/2023).

Berdasarkan data Pusat Data dan Teknologi Informasi Ketenagakerjaan (Pusdatik) Kementerian Ketenagakerjaan, serapan tenaga kerja industri pengolahan di Kota Solo sebanyak 60.662 orang.

Di tengah perlambatan ekonomi global, industri pengolahan mampu tumbuh positif dibanding sektor industri lainnya. Artinya, aktivitas produksi semakin bergeliat untuk memnuhi kebutuhan domestik maupun luar negeri.

“Kami berharap jumlah tenaga kerja yang terserap industri pengolah kian bertambah pada tahun ini. Apalagi, sekarang aktivitas ekonomi sudah kembali normal dan pulih,” ujar dia.

Guna menyiapkan tenaga kerja unggul dan berkompeten, Disnaker Solo berkolaborasi dengan Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Solo untuk melaksanakan beragam program pelatihan kerja.

Mulai dari otomotif, listrik, bangunan, tata niaga dan sebagainya. Para peserta pelatihan kerja bisa mengasah skill atau keterampilan yang menjadi bekal utama di dunia kerja.

Disnaker Solo juga menggandeng sejumlah perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja. Pemerintah memfasilitasi perusahaan dan tenaga kerja yang saling membutuhkan.

“Pelatihan-pelatihan tenaga kerja dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing sesuai kebutuhan pasar,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya