SOLOPOS.COM - Staf Batik Keris mempraktikkan inovasi cara membatik dengan produk belajar membatik untuk anak-anak, Sabtu (31/10/2020). (Farida Trisnaningtyas/Solopos)

Solopos.com, SOLO—Bisnis batik dari Kota Solo turut terdampak adanya pandemi Covid-19. Setelah sempat terjun bebas pada semester I, salah satu sektor andalan Kota Bengawan ini perlahan bangkit kembali dengan mengandalkan pasar online. Kenaikan penjualan secara daring ini pun melejit hingga tiga kali lipat.

CEO Batik Semar, Ardianto Soewono, mengatakan sejak Maret lalu penjualan produk batik secara offline di outlet memang menurun drastis hingga 80%. Hal ini seiring dengan banyaknya masyarakat yang membatasi gerak untuk keluar rumah. Selain itu, adanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah daerah.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

“Kami juga membatasi operasional toko di sejumlah daerah saat itu. Maka jika ada pengunjung yang datang, kami layani secara maksimal sehingga jangan sampai mereka pulang tanpa belanja di outlet,” katanya, kepada wartawan, Sabtu (31/10/2020).

Musim Hujan di Tengah Pandemi, Lakukan Tips Berikut Agar Tetap Bugar

Ardianto menjelaskan bisnis kemudian ia dorong ke pasar daring melalui channel penjualan official store mereka di marketplace maupun situs Batik Semar. Sejumlah marketplace yang dipakai seperti Tokopedia, Shopee, Lazada, dan Blibli.com. Hasil penjualan secara daring ini melejit hingga 300%. Peningkatan penjualan bisnis batik produksinya ini didominasi masker dan pakaian santai.

Di sisi lain, Batik Semar juga membuat berbagai inovasi produk selain masker. Antara lain, memproduksi pakaian formal, namun tetap kasual. Hal ini mengingat produk unggulan Batik Semar adalah adalah kemeja formal. Selain itu, pihaknya tengah mengembangkan aplikasi khusus untuk reseller.

Inovasi terbaru, Batik Semar membuat produk paket belajar membatik untuk anak-anak. Produk ini diluncurkan menyasar anak sekolah yang masih belajar dari rumah sehingga mereka punya kegiatan yang bermanfaat dengan membatik. Ada dua paket yang disediakan, paket membatik dasar (Rp175.000) untuk anak usia 5-9 tahun dan paket lanjutan untuk anak di atas 9 tahun (Rp230.000). Produk bertajuk kotak kreatif Kura Pupa ini dijual secara daring melalui Tokopedia dan Shopee.

Rumah Lebih Sehat Dengan Cross Ventilation, Seperti Apa?

Optimistis Jelang Akhir Tahun

Pemilik Batik Putra Laweyan, Gunawan Nizar, mengatakan bercerita biasanya tamu datang setiap hari sebelum pandemi. Menurutnya, pelaku usaha yang notabene produsen batik terpaksa berhenti. Mereka juga mesti mengurangi jam kerja karyawan hingga merumahkannya. Meskipun demikian, ia optimistis libur akhir tahun ini pasar Kampung Batik Laweyan kembali ramai.

“Kalau yang kecil diproduksi sendiri jumlahnya tinggal 40-an [usaha batik]. Ini jumlahnya jauh berkurang ada penurunan 90% jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ada yang fokus usaha online sambal tetap berjualan batik, ada yang banting setir ke kuliner. Kalau di masa seperti ini baju rumahan yang laku keras,” kata dia.

Sementara itu, pemilik Griya Kain Solo, Esthi Kriswandari, mengaku bisnis batiknya sempat tiarap di awal masa pandemi lalu. Kini bisnisnya bangkit setelah melakukan inovasi menyesuaikan kebutuhan masyarakat, yakni membuat masker dari kain batik. Ia pun memanfaatkan kain batik sisa untuk dijahit menjadi masker. Harga masker dibanderol mulai dari Rp7.000 – Rp35.000 menyesuaikan model dan jenis kain yang dipakai.

“Alhamdulillah, ada saja yang pesan masker batik ke kami setiap hari. Pesanannya sekarang sekitar 2.000 – 3.000 masker/hari. Pelanggan biasanya kulakan untuk dijual kembali ke berbagai daerah,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya