SOLOPOS.COM - Sejumlah anggota Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) dalam Pameran Trade Expo Indonesia (TEI) yang diadakan di ICE BSD Tangerang, Rabu-Minggu (18-22/10/2023). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Turunnya tren permintaan mebel dan kerajinan dari kawasan Eropa dan Amerika Serikat (AS) menekan industri di Tanah Air. Hal ini perlu direspons dengan melakukan ekspor ke negara lain.

Ketua umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur mengatakan guna merespons penurunan tersebut, industri mebel dan kerajinan kini tengah membidik emerging market. 

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Emerging market merupakan kondisi perekonomian negara yang sedang berkembang dan mulai memasuki pasar global.

Dengan begitu, Abdul menjelaskan industri mebel dan kerajinan menyasar di luar pasar utama yang tadinya berasal dari kawasan Eropa dan Amerika Serikat.

Hal ini lantaran turunnya tren permintaan di kedua wilayah tersebut yang berimbas pada terkoreksinya nilai ekspor, sehingga mendorong upaya menggeser ceruk pasar yang sebelumnya tidak maksimalkan.

“Ceruk pasar ini salah satunya adalah India, dengan pertumbuhan yang sangat pesat,” kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Solopos.com, Kamis (19/10/2023).

Menurutnya India akan terus tumbuh selama dekade berikutnya. Mengingat adanya  perluasan infrastruktur yang menghubungkan kota-kota besar.

Selain itu ada juga berbagai program pemerintah yang mendorong pembangunan kawasan perumahan baru dan kawasan perkantoran.

Tahun 2022, pasar mebel India menyentuh U$23,12 miliar dan diperkirakan akan mencapai U$37,72 miliar pada akhir tahun 2026 dengan tingkat pertumbuhan tahunan atau CAGR sebesar 13,37% dari tahun 2020-2026.

“India adalah negara konsumen mebel terbesar ke-4 dan pasar mebel terbesar ke-14 di dunia. Lainnya adalah Afrika selama ini masih belum termaksimalkan dan mulai menjadi bagian dari penetrasi pasar,” kata dia.

Tidak hanya India, kawasan Asia lain, seperti China punya potensi untuk ditembus. Meski China merupakan produsen mebel terkemuka, Indonesia tetap berpeluang.

Hal itu lantaran negeri Tirai Bambu itu berorientasi pada produksi massal, sedangkan Indonesia menitikberatkan pada desain ekslusif.

“Pasar Afrika, seperti Mesir dan negara lainnya juga masih merupakan pasar yang potensial untuk dijajal,” lanjut dia.

Selanjutnya, dia mengatakan pasar Asia Tenggara termasuk Filipina merupakan pasar emerging market yang perlu dicermati secara serius. Terlebih dengan adanya ASEAN Free Trade Agreement (AFTA)  yang membuat iklim perdagangan di wilayah ASEAN semakin menguntungkan.

“Karena adanya penurunan tarif barang dagang serta pajak bagi negara-negara di Asia Tenggara,” kata dia.

Menurutnya strategi untuk membidik pasar emerging market ini merupakan strategi yang tepat.

“Demi mengatasi penurunan pasar akibat tidak menentunya pasar tradisional sebelumnya yaitu Eropa dan Amerika Serikat. Kondisi pasar kedua wilayah tersebut saat ini terkoreksi dengan cukup signifikan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya