SOLOPOS.COM - Ilustrasi digitalisasi (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Selalu ada hikmah di balik ujian atau cobaan. Mungkin ungkapan itu tak berlebihan untuk menggambarkan dampak Pandemi Covid-19 bagi perkembangan ekonomi digital.

Tanpa mengurangi rasa hormat dan simpati kepada saudara kita yang kehilangan keluarga, sahabat,dan orang-orang terkasih, badai pandemi memang memberi dampak signifikan di bidang ekonomi khususnya sektor perbankan Tanah Air.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Pandemi Covid-19 telah mengubah perilaku konsumen hampir secara keseluruhan. Konsumen yang tadinya lebih senang belanja offline, saat pandemi beralih memilih belanja online.

Banyak orang yang sebelumnya enggan menggunakan layanan perbankan digital kemudian merasa “terpaksa” untuk melakukannya. Keterpaksaan ini, justru membuat mereka terbiasa dengan kenyamanan dan fleksibilitas yang ditawarkan oleh transaksi online, seperti pembayaran tagihan, transfer uang, dan pembelian online. Perubahan perilaku ini mendorong masyarakat untuk tetap menggunakan layanan perbankan digital setelah pandemi mereda.

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan potensi ekonomi digital Indonesia pada 2025 akan mencapai US$146 miliar dan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.

“Potensi ekonomi digital Indonesia dalam beberapa tahun ke depan akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, yaitu sebesar US$146 miliar. Hal ini merupakan sesuatu yang harus dapat kita realisasikan bersama,” ujar Jerry dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Sabtu (25/2/2023) seperti dilansir Antara.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan ekonomi digital Indonesia diprediksi terus meningkat, karena angka penetrasiIinternet yang tinggi sekitar 78 persen di samping sebagai negara dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia. Menurutnya, pada 2022, sebanyak 40 persen dari total transaksi digital dunia berasal dari Indonesia yaitu US$77 miliar.

Bank Indonesia (BI) mencatat nilai transaksi niaga elektronik atau e-commerce sepanjang 2022 sebesar Rp476,3 triliun. Deputi Gubernur BI Doni P. Joewono menyampaikan, transaksi e-commerce sepanjang tahun lalu sebesar Rp476,3 triliun. Capaian ini diikuti dengan volume transaksi sebanyak 3.486 juta.

Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan Covid-19 memang sangat berjasa dalam mengakselerasi digitalisasi atau pengembangan teknologi digital di Indonesia.

“Covid-19 memungkinkan adopsi teknologi digital dalam segala aspek kehidupan terjadi dalam hitungan bulan bahkan minggu,” ungkap Taswin dalam acara Maybank Indonesia Economic Outlook 2023 di Jakarta beberapa waktu lalu sepert dilansir Antara.

Padahal, secara organik adopsi teknologi digital dapat memakan waktu bertahun-tahun. Komunikasi, berbagai pertemuan, ibadah, bahkan pernikahan, yang semula tidak terbayangkan dapat dilakukan secara daring, namun berkat Covid-19 menjadi hal yang biasa.

Taswin menyebutkan teknologi digital memungkinkan mata rantai pasok barang dan jasa bagi hajat hidup orang banyak tetap berfungsi dan berjalan baik di tengah-tengah pembatasan sosial masyarakat saat Covid-19 melanda.

Selama pandemi terlihat pentingnya peran e-commerce dan pengiriman daring sebagai platform pasar bagi pelaku pelaku UMKM dan dalam memastikan terjaganya mata rantai pasok barang kebutuhan masyarakat.

Salah satu sektor yang mengalami perubahan signifikan adalah sektor perbankan, terutama dalam hal percepatan adopsi teknologi digital.

Saat pandemi, didorong kekhawatiran terkait penyebaran virus melalui sentuhan fisik, masyarakat cenderung menghindari penggunaan uang tunai. Sebagai gantinya, transaksi digital menjadi pilihan yang lebih aman dan nyaman.

Masyarakat untuk beralih ke layanan perbankan digital, termasuk mobile banking dan e-wallet, yang dapat dilakukan secara online tanpa perlu melakukan kontak langsung dengan orang lain. Kebiasaan ini rupaya juga terus berlanjut hingga saat ini.

Adaptasi Lembaga Keuangan

Pergeseran dan perubahan-perubahan inilah yang memaksa lembaga keuangan untuk beradaptasi dengan cepat dan mengembangkan inovasi baru. Mereka harus meningkatkan kapabilitas teknologi mereka untuk menjawab kebutuhan nasabah yang semakin meningkat terhadap layanan perbankan digital.

Bank-bank konvensional juga mulai mengintegrasikan fintech dan mengembangkan platform perbankan yang lebih intuitif dan responsif. Inisiatif ini telah mendorong percepatan transformasi digital di sektor perbankan secara signifikan.

Bank-bank dan lembaga keuangan terus berinvestasi dalam pengembangan teknologi digital, meningkatkan keamanan, dan memperluas jangkauan layanan mereka untuk menghadapi tantangan masa depan.

BI mencatat transaksi perbankan digital atau digital banking mencapai Rp4.265 triliun pada April 2023.

“Kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Mei 2023 di Jakarta, belum lama ini dilanir Antara.

Di sisi lain, nilai transaksi uang elektronik (UE) meningkat 9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp37,4 triliun pada April 2023. Sementara itu, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit mencapai Rp738,3 triliun.

BI memprediksi transaksi ekonomi dan keuangan digital akan terus meningkat ke depannya. Hal itu seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat serta dampak perluasan dan optimalisasi ekosistem pengguna.

Digitalisasi Korporasi

Sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (Maybank Indonesia) yang memiliki jaringan regional maupun internasional dari Grup Maybank, terus melakukan inovasi melalui pemanfaatan teknologi digital guna memberikan yang pelayanan terbaik bagi nasabah.
Maybank Indonesia berkomitmen untuk terus memperkuat posisinya sebagai Bank for all, sekarang dan di masa depan.

Dalam rangka memperkuat komitmen tersebut, sampai dengan tahun 2025 Maybank Indonesia akan fokus menjalankan program perusahaan yang terkait dengan obsolences dan cyber security.

Salah satu adopsi solusi digital yang dilakukan Maybank Indonesia adalah dengan mendigitalkan proses transaksi dan layanan perbankan melalui platform M2U. Platform digital banking ini merupakan wujud misi perusahaan yakni Humanising Financial Services yang ditujukan menyediakan kecepatan, kenyamanan dan kemudahan bagi nasabah.

Semenjak tahun 2021, Maybank Indonesia telah melakukan sejumlah pengembangan inovasi layanan perbankan digital, diantaranya peluncuran fitur e-KYC dan biometric pada M2U ID App untuk proses pembukaan rekening secara online, tanpa diperlukan video call, ataupun kunjungan ke kantor cabang untuk proses verifikasi.

Selain itu peluncuran fitur tarik tunai tanpa kartu menggunakan QR Code di seluruh ATM Maybank di Indonesia yang menyediakan fitur tersebut, fitur top-up kartu e-money dengan teknologi NFC (Near Field Communication) dan fitur Digital Customer Service untuk memudahkan nasabah melakukan pengkinian data secara online.

Ada juga penambahan fitur Secure2u untuk mendukung transaksi yang lebih cepat, nyaman dan aman, mengurangi ketergantungan terhadap One- Time- Password (OTP) yang dikirim melalui SMS, serta kampanye dan enhancement terhadap layanan digital untuk nasabah korporasi (Maybank2Enterprise/M2E).
Komitmen Maybank Indonesia dalam hal mengutamakan keamanan nasabah dan kenyamanan dalam bertransaksi, diwujudkan dengan pengembangan fitur- fitur terbaru melalui platform M2U ID yang telah terintegrasi dengan lebih dari 14 juta merchant QRIS di seluruh Indonesia.

Selain itu, Maybank Indonesia juga berupaya memenuhi kebutuhan nasabahnya dalam melakukan transaksi secara daring melalui marketplace, e-wallet, serta layanan lainnya yang dapat diakses hanya dalam satu genggaman.

Optimistis

Guna meningkatkan kualitas konektivitas jaringan yang lincah, fleksibel, terukur, konsisten dan aman dalam operasionalnya, Maybank Indonesia cukup adaptif dan agile dalam melakukan pemanfaatan teknologi terkini dan mumpuni untuk mendukung modernisasi platform. Salah satunya adalah melalui pemanfaatan teknologi SD-WAN (Software-Defined Wide Area Network).

Melalui adopsi teknologi SD-WAN, Maybank Indonesia bisa memiliki single pain of glass (branch network infrastructure) dan centralized management terhadap connectivity kantor cabang Maybank di seluruh Indonesia.

Dengan raihan laba sebelum pajak Rp2,04 triliun pada akhir Desember, Maybank telah meningkatkan belanja modal investasi di bidang teknologi yang meliputi keamanan siber, modernisasi teknologi informasi, dan pengembangan aplikasi baru guna mendukung pertumbuhan bisnis.



Melansir dari website maybank.co.id, platform perbankan digital untuk nasabah ritel, M2U, telah mencatat peningkatan transaksi sebesar 23,9% menjadi sekitar 17,9 juta pada 2022 dibandingkan dengan lebih dari 14,5 juta transaksi pada tahun sebelumnya. Nilai transaksi M2U tumbuh 28,3% menjadi Rp98,41 triliun dari Rp76,69 triliun pada tahun sebelumnya, diikuti dengan lebih dari 400% pertumbuhan akuisisi pelanggan baru melalui platform tersebut.

Sementara, platform perbankan digital untuk nasabah korporasi, M2E, mengalami peningkatan transaksi sebesar 24,4% menjadi lebih dari 4,3 juta transaksi dari 3,4 juta pada tahun sebelumnya. Nilai transaksi M2E mencapai Rp711,81 triliun pada 2022, tumbuh 22,2% dari Rp582,70 triliun pada tahun sebelumnya. Total pengguna aktif M2E juga tumbuh 7,3% menjadi 3.084 pengguna dari 2.874 pada tahun sebelumnya. Hal ini menyebabkan pendanaan korporasi tumbuh 26,8% menjadi Rp28,76 triliun dari Rp22,67 triliun pada tahun sebelumnya.

Sebelumnya, bank mengambil langkah proaktif untuk menjaga kualitas aset, dimana Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) turun 17,8%. Rasio Non Performing Loan (NPL) konsolidasian tercatat membaik menjadi 3,5% (gross) dan 2,3% (net) pada Desember 2022 dari 3,7% (gross) dan 2,6% (net) pada Desember 2021. Saldo NPL tercatat turun 1,5% Y-o-Y dan rasio Loan at Risk (LAR) (Bank only) membaik menjadi 12,7% pada Desember 2022 dari 18,0% pada tahun sebelumnya.

Dari segi likuiditas, Bank membukukan CASA sebesar Rp54,35 triliun didukung oleh kenaikan pada rekening Giro sebesar 0,2% menjadi Rp32,43 triliun dan rekening Tabungan sebesar Rp21,91 triliun. Hal ini selaras dengan strategi Bank dalam memperkuat likuiditas melalui simpanan berbiaya rendah dengan mengoptimalkan layanan digital untuk memperoleh simpanan nasabah.

Rasio Kredit terhadap Simpanan/Loan to Deposit (LDR Bank only) tercatat pada level yang sehat yaitu 86,9% pada Desember 2022 dari 76,3% pada Desember 2021, dan rasio Kewajiban Pemenuhan Kecukupan Likuiditas/Liquidity Coverage Ratio (LCR Bank only) sebesar 168,5% pada Desember 2022, berada di atas tingkat minimum yang diwajibkan regulator yakni sebesar 100%.

Rasio Kecukupan Modal/Capital Adequacy Ratio (CAR) tetap kuat sebesar 26,7% pada Desember 2022, dengan total modal sebesar Rp28,86 triliun pada akhir Desember 2022.

Presiden Komisaris Maybank Indonesia, Dato’ Khairussaleh Ramli mengatakan Maybank Indonesia terus menunjukkan ketangguhan dan kemampuan dalam memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan di tengah situasi makro yang penuh tantangan.

“Kami tetap optimistis terhadap peluang pertumbuhan di Indonesia dan akan terus berupaya untuk meraih peluang tersebut, serta di saat yang bersamaan, menyediakan layanan perbankan yang lebih baik bagi nasabah kami,” seperti dilansir dari laman resmi Maybank.

 







Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya