SOLOPOS.COM - Aplikasi Super Apps Digital Banking BRImo milik PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus melakukan inovasi. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Dalam sebuah pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR pada 2021 silam, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut pandemi Covid-19 ibarat Kawah Candradimuka bagi bangsa Indonesia.

“Pandemi itu seperti Kawah Candradimuka yang menguji, yang mengajarkan, dan sekaligus mengasah. Pandemi memberikan beban yang berat kepada kita, beban yang penuh dengan risiko-risiko, dan memaksa kita untuk menghadapi dan mengelolanya,” ujar Jokowi pada kesempatan itu.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Dalam dunia pewayangan, Candradimuka digambarkan sebagai tempat kawah gunung berapi yang bersuhu panas. Kawah Candradimuka menjadi tempat Gatotkaca digembleng menjadi pribadi yang kuat, terlatih dan memiliki kesaktian luar biasa.

Seperti halnya Kawah Candradimuka, Pandemi Covid-19 juta menjadi tantangan serius bagi para pelaku usaha, tanpa terkecuali pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). Tidak dimungkiri, pandemi melumpuhkan sendi-sendi kehidupan.

Tidak mengherankan, banyak perusahaan besar memilih jalan pintas dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) melaporkan terdapat 25.114 tenaga kerja yang menjadi korban PHK sepanjang 2022.

Pada 2019, sebelum kasus Covid-19 ditemukan di Indonesia, terdapat 18.911 korban PHK di Indonesia. Angka itu melonjak drastis menjadi 386.877 orang yang jadi korban PHK pada 2020, tepatnya setelag pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Pada 2021, jumlah kasus PHK sempat menurun menjadi 127.085.

Pandemi ibarat dua mata pisau. Di satu sisi, pandemi mampu melumpuhkan perekonomian hingga banyak membuat pabrik gulung tikar hingga berdampak maraknya kasus PHK. Namun, pandemi juga menjadi sarana untuk menggembleng pelaku UMKM. Pandemi justru menjadi momentum bagi pelaku UMKM naik kelas. Terbukti, cukup banyak pelaku UMKM yang terlahir di masa pandemi. Cukup banyak pelaku UMKM yang tumbuh dan berkembang lebih baik karena mampu menjadikan pandemi sebagai Kawah Candradimuka.

 

Jumlah UMKM di Indonesia pada 2021 merupakan yang terbanyak di ASEAN. Hal itu berdasar laporan ASEAN Investment Report yang dilansir pada September 2022. Dalam laporan itu disebutkan, jumlah UMKM di Indonesia mencapai sekitar 65,46 juta unit. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibanding negara-negara tetangga di ASEAN.

Sementara itu, berdasar laporan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM), total UMKM di Indonesia mencapai 8,71 juta unit usaha pada 2022.

Sektor UMKM masih didominasi dari Pulau Jawa di mana Jawa Barat menyumbang paling banyak jumlah UMKM dengan 1,49 juta unit usala. Disusul Jawa Tengah dengan 1,45 juta unit usaha, Jawa Timur dengan 1,15 juta unit. Sementara jumlah UMKM di DKI Jakarta menempati urutan keempat dengan 658.365 unit usaha.

Transformasi digital memegang peran penting bagi pelaku UMKM untuk naik kelas. Dengan bertransformasi ke digital, pelaku UMKM bisa menjangkau pasar yang lebih luas. Bahkan, cukup banyak dari mereka yang bisa mengekspor produk UMKM ke luar negeri setelah bertransformasi digital.

Transformasi digital menjadi hal yang tak bisa dihindari di era industri 4.0 seperti sekarang ini. Sejumlah kebijakan yang dibuat negara untuk meredam Pandemi Covid-19 juga secara tidak langsung turut berperan dalam mendorong percepatan arus digitalisasi yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Pandemi pun menjadi momentum pelaku UMKM bangkit melalui transformasi digital.

Setidaknya terdapat empat manfaat transformasi digital bagi pelaku UMKM. Pertama, transformasi digital bakal memperluas jangkauan UMKM, tak hanya di dalam negeri juga menjangkau pangsa pasar secara global. Pandemi membuat perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih menyukai belanja online dibandingkan konvensional. Hal ini membawa keuntungan tersendiri bagi UMKM. UMKM dapat memanfaatkan transformasi diginal sebagai sarana untuk memasarkan produknya.

Kedua, transformasi digital mampu meningkatkan pendapatan. Semakin luas jangkauan pemasaran, akan diikuti peningkatan penghasilan. Media sosial bisa menjadi sarana untuk menjangkay pasar yang lebih luas yang berdampak pada peningkatan pendapatan.

Ketiga, transformasi digital mempermudah transaksi. Pembayaran dengan sistem digital mengurangi transaksi tunai. Saat ini tersedia banyak platform pembayaran transaksi secara digital.

Keempat, transformasi digital membuat pelaku UMKM bisa mengikuti tren. Digitalisasi membuat UMKM beradaptasi dengan kebiasaan masyarakat sehingga lebih kekinian. Tren terbaru dari sebuah produk hendaknya bisa ditankap pelaku UMKM sebagai momentum untuk membuat produk yang sesuai keinginan masyarakat.

Disrupsi digital memaksa perbankan untuk bertransformasi. Transformasi digital merupakan sebuah keniscayaan agar perbankan tetap bertahan dan bersaing. Tidak dimungkiri, pandemi Covid-19 turut mengubah pola konsumsi masyarakat ke arah digital. Terbukti tren belanja online justru mengalami peningkatan drastis di masa pandemi. Ini imbas dari berbagai kebijakan pembatasan kegiatan sosial masyarakat yang diterapkan pemerintah dalam menekan kasus Covid-19.

Sebagai perusahaan perbankan dengan penyalur Kredit Usaha Raktar (KUR) terbesar di Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI (BBRI), memiliki peran penting dalam melindungi pelaku UMKM selama pandemi. Hingga akhir Desember 2022, BRI telah menyalurkan KUR kepada 6.583.105 debitur senilai total Rp252,38 triliun.

Salah satu prestasi BRI tak lain adalah berhasil menyelamatkan 3,9 juta UMKM yang terdampak pandemi melalui restrukturisasi kredit. BRI melakukan restrukturisasi kredit Covid-19 untuk menyelamatkan bisnis UMKM dengan posisi tertinggi sebesar 3,9 juta nasabah pada September 2020 dengan nilai Rp256,1 triliun. Kini, restrukturisasi kredit di BRI terus melandai seiring pemulihan ekonomi terjadi. Posisi pada kuartal III-2022, restrukturiasi kredit di BRI telah menurun menjadi 116,45 triliun.

Komitmen kuat transformasi digital terus dilakukan BRI untuk memberikan kemudahan akses masyarakat terhadap layanan perbankan. Kemudahan layanan yang didorong melalui super apps BRImo pun menuai respons positif dari masyarakat.

Hal ini ditunjukkan dari volume transaksi finansial melalui BRImo yang mencapai Rp2.669 triliun atau tumbuh lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dari sisi jumlah transaksi mencapai 1,83 miliar transaksi. Berbanding lurus dengan itu, users BRImo pun melesat 68,46% yoy menjadi 23,85 juta users pada Desember 2022.

Dalam konferensi pers paparan kinerja, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan kontribusi fee based income (FBI) terhadap perusahaan saat ini sebesar 11,37%. “Jadi ini sudah doubel digit, 11,37% total pendapatan kami disumbang oleh fee based income, bukan bunga,” katanya. Transaksi digital yang dilakukan oleh Agen BRILink turut membantu tumbuh kembang pelaku UMKM, khususnya yang berada di daerah pedesaan.



BRI berhasil menutup Tahun 2022 dengan kinerja gemilang. Pada pemaparan kinerja BRI Kuartal IV 2022 yang digelar di Jakarta, Rabu (8/2/2023) terungkap bahwa dengan strategic response yang tepat, BRI Group berhasil mencatatkan kinerja positif dengan pencapaian rekor laba dengan mencetak laba Rp51,4 triliun pada akhir tahun lalu.

“Alhamdulillah, kita selalu didampingi kawan setia, Si Untung dan Si Slamet sepanjang Januari hingga Desember 2022, BRI Group berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp51,4 triliun atau tumbuh 67,15% secara year on year dengan total aset tumbuh double digit sebesar 11,18% yoy menjadi Rp1.865,64 triliun,” ujar Direktur Utama BRI Sunarso dalam rilis yang diterima Solopos.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya