Bisnis
Jumat, 12 Mei 2023 - 20:14 WIB

Transaksi SGS Periode 2020-2022 Naik Tajam 171,7%, dari Rp809 M Jadi Rp2,2 T

R Bony Eko Wicaksono  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Solo, Arsjad Rasjid (kiri) berbincang dengan pedagang buah di Pasar Gede, Jumat (12/5/2023). (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono).

Solopos.com, SOLO — Nilai transaksi dalam gelaran Solo Great Sale (SGS) meningkat 171,7 persen selama menggunakan aplikasi SGS Go pada periode tiga tahun mulai 2020-2022.

Nilai transaksi saat SGS 2020 senilai Rp809 miliar, sedangkan nilai transaksi pada SGS 2022 mencapai Rp2,2 triliun. Digitalisasi diterapkan di event SGS mulai 2020 saat munculnya pandemi Covid-19.

Advertisement

Guna menekan penyebaran Covid-19, sistem SGS mulai menerapkan digitalisasi guna mempermudah transaksi jual-beli penjual dan pembeli. Aplikasi SGS Go mulai digunakan selama perhelatan event ekonomi dan bisnis terbesar di Kota Bengawan.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Solo, Ferry Sephta Indrianto mengatakan aplikasi SGS Go mulai digunakan saat masa pandemi Covid-19. Kala itu, aktivitas sehari-hari masyarakat dilakukan serba digital.

“Momen pandemi justru mengangkat transaksi dan pembayaran nontunai di SGS. Dari sisi konsumen juga lebih mudah dan praktis karena bisa berbelanja lewat gawai,” kata dia, saat berbincang dengan wartawan, Jumat (12/5/2023).

Advertisement

Menurut Ferry, digitalisasi menjadi solusi jitu bagi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk meraup cuan. Mereka bisa menawarkan beragam produk secara online lewat aplikasi SGS Go.

Alhasil, nilai transaksi SGS meroket sejak 2020-2022. Nilai transaksi pada SGS 2020 menyentuh Rp809 miliar. Setahun kemudian, nilai transaksi SGS mencapai Rp1,1 triliun.

“Pada SGS 2022, nilai transaksi menembus Rp2,9 triliun. Atau meningkat sekitar 171,7 persen dalam kurun waktu tiga tahun. Hasil positif ini berkat digitalisasi selama berlangsungnya SGS,” ujar dia.

Advertisement

Sementara itu, Ketua Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan hingga sekarang, baru 20,9 juta pelaku UMKM yang onboarding ke ekosistem digital. Aplikasi SGS Go bisa menjadi alat literasi digital bagi para pelaku UMKM di Solo.

Dia berharap penguatan literasi digital dilakukan pengurus Kadin di setiap daerah. Sehingga, Indonesia bisa bersaing dengan negara lain.

“Saat ini, Indonesia menjadi tuan rumah business advisory council dalam KTT Asean 2023. Kawasan Asean juga telah menerapakan QR-Code sehingga butuh penguatan literasi digital yang berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi serta pendapatan devisa negara,” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif