Bisnis
Minggu, 21 April 2024 - 18:08 WIB

Tips Biar Tak Tertipu AI saat Belanja Online

Newswire  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi belanja online. (freepik).

Solopos.com, SOLO — Pakar Komunikasi Digital Universitas Indonesia, Firman Kurniawan, membagikan kiat-kiat sederhana agar masyarakat tidak tertipu oleh konten rekayasa teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan saat berbelanja online di ruang digital.

Mulai dari mencermati konten yang terlihat berlebihan hingga melakukan pengecekan berulang dengan layanan yang tersedia di layanan mesin pencarian menjadi beberapa kiat yang dibagikan.

Advertisement

Jangan Percaya Konten yang Mulus

“Pertama kalau dari visual untuk melihat sesuatu itu asli atau dari AI biasanya untuk yang AI hasilnya terlampau sempurna. Jadi kalau misalnya gambar bergerak dalam bentuk video, dia itu mulus tidak ada jeda padahal kalau di kenyataan saat orang bicara kadang suka ada jeda atau diam sebentar,” kata Firman sebagaimana dikabarkan Antara, Minggu (21/4/2024).

Advertisement

“Pertama kalau dari visual untuk melihat sesuatu itu asli atau dari AI biasanya untuk yang AI hasilnya terlampau sempurna. Jadi kalau misalnya gambar bergerak dalam bentuk video, dia itu mulus tidak ada jeda padahal kalau di kenyataan saat orang bicara kadang suka ada jeda atau diam sebentar,” kata Firman sebagaimana dikabarkan Antara, Minggu (21/4/2024).

Hal serupa juga dapat menjadi pembeda pada konten iklan produk-produk buatan AI agar masyarakat tidak tertipu saat membeli produk tersebut.

Penipuan belanja daring menggunakan AI yang marak dilakukan biasanya memang kerap menggunakan konten visual dan audio, dalam penipuan berbelanja daring menggunakan AI biasanya pelaku menampilkan testimoni seolah berasal dari selebritas atau pesohor.

Advertisement

Periksa Keaslian Gambar

Kiat lainnya yang dibagikan Firman ialah untuk melihat konten jualan daring dalam bentuk gambar buatan AI atau tidak ialah masyarakat bisa memeriksa keasliannya dengan memanfaatkan layanan yang tersedia di mesin pencarian.

“Biasanya untuk produk yang tidak bergerak itu kadang hasil gambarnya terlalu indah. Jadi sejak awal patut dicurigai dan itu bisa dicek langsung misalnya pakai Google, itu bisa dicari dan biasanya bisa keluar asal atau gambar aslinya. Banyak aplikasi lain juga dicari saja sebagai alat detektor konten AI,” kata Firman.

Advertisement

Pilih Marketplace yang Aman

Langkah selanjutnya, agar masyarakat tidak tertipu oleh konten AI untuk berbelanja daring ialah Firman menyarankan agar masyarakat lebih baik berbelanja di aplikasi dengan penyelenggara yang otoritatif seperti marketplace dan e-commerce.

“Dengan layanan yang memang ada penanggung jawabnya memang lebih baik, sehingga apabila ada produk yang tidak sesuai atau produk tidak sampai itu bisa dikomplain dan ditanggapi. Itu menjadi keunggulan dari marketplace karena ia bergerak sesuai aturan yang berlaku dari pemerintah,” katanya.

Advertisement

Meski demikian apabila masyarakat ingin berbelanja di media sosial, Firman menyebutkan hal itu tidak bermasalah tapi masyarakat tetap perlu jeli sehingga bisa membedakan penjual yang jujur atau penipu.

Ia pun menyebutkan beberapa ciri pelaku usaha yang berjualan di media sosial dan bisa dipercaya ialah penjual yang memiliki pengikut yang banyak dan memiliki testimoni dari pelanggan.

“Jadi walaupun berbelanja di media sosial, dengan melihat ciri-ciri itu masyarakat bisa tetap aman dari penipuan,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif