SOLOPOS.COM - Pekerja memberi pakan di salah satu kandang ternak ayam petelur di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Jumat (8/10/2021). Peternak ayam di Klaten mulai menerima gelontoran jagung pakan ternak bersubsidi yang bisa dibeli peternak seharga Rp4.500 per kg. (Solopos.com-Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Harga telur ayam ras di sejumlah wilayah, termasuk Solo terus mengalami peningkatan beberapa hari terakhir. Kenaikan harga tersebut salah satunya merupakan dampak dari tingginya harga pakan ternak saat ini.

Berdasarkan informasi harga yang diunggah di www.bi.go.id/hargapangan, harga telur ayam ras di Solo pada Senin (15/5/2023) telah mencapai Rp31.000/kg. Sementara di sejumlah pasar di Solo, harga telur pada Minggu (14/5/2023) juga sudah mencapai Rp30.500-Rp31.000/kg. Harga tersebut lebih tinggi dibandingkan harga telur saat momentum Lebaran kemarin yang hanya sekitar Rp28.000/kg.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Salah satu peternak ayam petelur di Solo, Eddy Harjanto, mengatakan peningkatan harga tersebut sangat dipengaruhi oleh harga pakan yang tinggi. Meski juga ada sedikit dampak dari banyaknya ayam afkir saat Lebaran, namun penyebab utama dari naiknya harga telur ayam ras saat ini adalah tingginya harga pakan.

Dia mengatakan berdasarkan acuan pemerintah, harga jagung dengan kadar air 15% sampai di tangan konsumen adalah Rp5.000/kg. Namun saat ini harga jagung kadar air 17%-18% sampai di tangan konsumen masih sekitar Rp5.800/kg. “Sampai hari ini [seperti itu], dari dulu sebelum Lebaran,” kata dia saat ditemui Solopos.com, Senin (15/5/2023).

Menurutnya, saat ini sudah ada subsidi dari pemerintah meskipun baru diberikan untuk peternak UMKM. Selain jagung, dia menyebut harga katul dan konsentrat juga tinggi. Untuk harga konsentrat saat ini sudah mencapai Rp9.700/kg. Harga tersebut sudah naik tiga kali. Sebelum Lebaran atau awal puasa lalu harga konsentrat sekitar Rp8.800/kg.

Meski harga tinggi, dia mengaku untuk masalah permintaan saat ini masih terbantu dengan adanya program pemerintah. Di mana pemerintah memiliki program menyalurkan bantuan telur untuk menunjang pemenuhan gizi serta program PKH. Sedangkan telur-telur yang dibagikan kepada masyarakat tersebut didapatkan dari peternak anggota Koperasi Pinsar Petelur Nasional (PPN).

Dengan begitu secara umum harga telur di pasaran juga dipengaruhi biaya operasional serta supply dan demand. Untuk itu menurutnya, agar bisa menekan harga telur ayam maka yang perlu dilakukan adalah pengendalian harga pakan. “Kalau harga pakan murah, harga telur otomatis turun,” lanjut dia.

Sebagai pengurus Koperasi PPN Solo, Eddy mengatakan sejauh ini koperasi tersebut juga terus berupaya untuk mendukung keberlangsungan usaha para anggotanya. Misalnya dengan melakukan program pembelian kebutuhan ternak seperti pakan secara kelompok. Dengan begitu harga yang didapatkan bisa lebih sedikit murah karena mendapatkan potongan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya