SOLOPOS.COM - Ayam hias jenis Pheasant milik Ari Suwardi, 40, yang berada di kandang miliknya di Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo, pada Senin (17/7/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Beternak ayam hias tidaklah sulit. Cara beternak ayam hias pun hampir sama dengan cara beternak ayam pada umumnya.

Ari Suwardi, 40, seorang peternak ayam hias asal Mojosongo, Solo, membagikan tip cara beternak ayam hias yang bisa menghasilkan keuntungan menarik. Menurut Ari, berternak ayam hias tidak sulit. Selain tidak membutuhkan ukuran kandang yang besar, pakan ayam hias ini juga sama seperti ayam petelur dan ayam pedagang.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Ayam hias ini juga bisa diberikan pakan nasi sisa dapur rumah tangga. Beberapa bulan sekali ayam hias ini perlu diberikan vitamin dengan harga Rp5.000 hingga Rp15.000 per kemasan. Kandang ayam hias harus dilengkapi sirkulasi udara yang bagus dan tidak lembab.

Tantangan ternak ayam hias ini saat pergantian musim, sebab cuaca yang tidak bisa ditebak. Ia mengaku pernah mengalami kerugian jutaan rupiah saat awal bertenak.  Untuk menyiasati hal ini, kandang miliknya dibuat tertutup dan dilengkapi kipas. Ayam hias tersebut hanya membutuhkan kandang dengan alas tanah dan dicampur pasir.

Pada momen Lebaran ayam hias ternaknya ramai diburu. Paling tidak 20 ayam hias mampu terjual. Ayam hias ini diminati anak-anak hingga orang tua yang ingin mempunyai hobi baru. Karena unik dan perawatan ayam hias ini yang mudah.

Dengan bentuk fisik yang unik dan menarik, sepasang ayam hias yang dibudidayakan warga Mojosongo, Solo, bisa dihargai jutaan rupiah. Sehari-hari, Ari Suwardi, bekerja sebagai karyawan di laboratorium farmasi di Universitas Setia Budi (USB) Solo. Namun ada yang berbeda dengan rutinitasnya ketika pagi dan sore hari.

Setiap pagi dan sore sejak 2016 Ari selalu mengawali hari dengan memberi makan ternak ayam miliknya. Setelah selesai, ia kemudian berangkat kerja. Ketika sore, ia kembali lagi ke kandang ayam miliknya agar ternak miliknya tidak kelaparan.

Sekilas tidak ada yang berbeda dengan rumah Ari. Namun di samping rumahnya terdapat kandang ayam yang bisa diketahui setelah membuka pintu kayu berkawat besi. Bunyi kokok ayam memecah kesunyian di perumahan di Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo.

Kandang ayam hias tersebut hanya berukuran 3 meter x 8 meter. Cukup mungil untuk disebut kadang. Letaknya juga terdapat tepat di samping rumahnya, tidak seperti kandang ternak kebanyakan.

Namun bukan ayam petelur atau ayam pedaging. Tapi ayam bercorak warna-warni yang ditemui Solopos.com, pada Senin (17/7/2023 sore. Jenis ayam yang diternakkan Ari merupakan aneka ayam hias. Ayam hias tersebut berbeda dengan jenis-jenis ayam lainnya. Selain lebih mahal, ayam hias ini bisa dibilang unik. Karena bentuk dan corak bulu tidak hanya warna putih ataupun cokelat.

Ari menguraikan banyak jenis ayam hias di kandangnya. mulai dari Ayam Silkie yang akrab disebut dengan ayam kapas. Sebab bulunya menyerupai kapas. Ayam Silkie konon berasal dari China. Warna dominan bulu ayam ini adalah putih, di belakang jengger terdapat jambul yang tumbuh mengarah ke belakang. Jenis ayam ini bisa diharga Rp1 juta per pasang.

Kemudian ayam yang berasal dari Belanda, yang kerap disebut Ayam Poland. Corak ayam ini berwarna-warni. Selain itu di bagian jengger ada bulu lebar yang hampir menutupi mata. “Ada juga Ayam Serama yang terkesan angkuh, ayam ini dari Malaysia,” ujar Ari saat ditemui Solopos.com, pada Senin.

Dibilang angkuh, sebab bentuk dada Ayam Serama yang tegap meskipun memiliki postur tubuh yang kecil sehingga tampak membusungkan dada. Untuk sepasang Ayam Serama bisa dihargai mulai Rp700.000.

Ada juga ayam serba hitam asli Indonesia yaitu Ayam Cemani. Ciri khas warna hitam pada ayam ini, menurut Ari membuatnya tampak eksotik ketika dipandang.

Selain untuk hobi, Ayam Cemani juga kerap diburu untuk acara tradisi. Ayam Cemani dibanderol dengan harga Rp500.000 dan bisa dijual sepuluh kali lipat ketika Ayam Cemani ini juga berdarah hitam. “Ayam Cemani lidah abu-abu dan lidah hitam itu beda lagi harganya,” papar Ari.

Ayam hias paling mahal adalah ayam hutan atau Peashant. Keindahan ayam ini terletak di bulunya dengan beragam corak. Serta ekor bulu yang panjang menjadi keunikan ayam ini. Harga Pheashant ini juga fantastis, mencapai Rp7 juta hingga Rp8 juta sepasang.

Ari menguraikan ia melihat potensi usaha ayam hias diawali dari hobi memelihara ayam hias. Ia kemudian belajar autodidak untuk berternak ayam hias hingga mempunyai mesin penetas sendiri. Berbekal keikutsertaanya di komunitas ayam hias di Soloraya, jejaring ini ia manfaatkan sebagai metode pemasarannya.

Berternak ayam hias bisa dimulai dari anakan ayam saat ini merintis usahanya dulu. Untuk harga anakan ayam hias dimulai dari Rp25.000 hingga Rp60.000 per ekor. Untuk mesin penetasan dibanderol dengan harga Rp400.000 hingga Rp600.000 tergantung kapasitas mesin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya