SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Istimewa/Harian Jogja)
Solopos.com, JAKARTA — PT Sarinah menegaskan tidak ada kebijakan larangan berjilbab bagi karyawan selama bekerja di BUMN yang bergerak di bidang ritel dan perdagangan tersebut.
“Sarinah adalah perusahaan yang sangat menghargai Bhinneka Tunggal Ika dan diversified dari sisi keragaman agama maupun suku, sehingga di Sarinah tidak ada kebijakan dari manajemen, direksi, dan direktur utama mengenai ketentuan larangan menggunakan jilbab bagi karyawan Sarinah mulai dari level direksi sampai dengan karyawan di toko, office, serta karyawan gudang,” ujar Direktur Utama Sarinah Fetty Kwartati di Jakarta, Senin (17/4/2023) seperti dilansir Antara.
Fetty mengatakan, hal ini merupakan kebijakan yang memang sudah ada sejak lama dan memang bisa dilihat sendiri di lapangan yang mana teman-teman sesuai dengan kepercayaan agamanya bisa mengenakan atribut keagamaannya.
Dalam kesempatan sama, karyawan Sarinah bernama Ajunah atau disapa Junah mengakui tidak ada larangan berjilbab selama bekerja di Sarinah.
Dalam kesempatan sama, karyawan Sarinah bernama Ajunah atau disapa Junah mengakui tidak ada larangan berjilbab selama bekerja di Sarinah.
“Dari awal memang diperbolehkan mengenakan jilbab selama bekerja dan tidak ada larangan dari Sarinah,” kata Junah.
Sebagai informasi, Sarinah merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang ritel dan perdagangan.
Lewat slogan The Window of Indonesia, Sarinah membuka akses bagi masyarakat Indonesia maupun dunia yang tertarik menyelami geliat dan keanekaragaman ranah industri kreatif nusantara.
Nama Sarinah pun kemudian dikenal sebagai tujuan belanja wajib bagi pencinta produk dalam negeri, turis asing, serta jaringan pembeli mancanegara.
Ke depan, perusahaan akan terus mengembangkan berbagai rencana strategis untuk mendorong pertumbuhan industri kreatif dalam negeri, baik di tingkat nasional maupun global.
Di sisi lain BUMN ini mengungkapkan perayaan hari Lebaran menjadi momentum terbaik untuk meningkatkan penjualan.
“Penjualan di Sarinah pada saat Lebaran ini diharapkan menjadi momentum yang terbaik, karena memang biasa Lebaran ini merupakan momen yang bisa menggerakkan atau meningkatkan penjualan,” ujar Fetty Kwartati.
Fetty berharap selama Ramadhan sampai dengan Lebaran, penjualan bisa meningkatkan sekitar 30 persen dari hari normal.
“Kami juga mempersiapkan berbagai program pemasaran, penambahan produk, dan sebagainya sehingga dapat menarik customer untuk datang ke Sarinah berbelanja persiapan Lebaran,” katanya.
Promo Lebaran sudah berlangsung mulai dari awal bulan misalnya program diskon serta program harga khusus untuk produk-produk spesial Lebaran.
Kebanyakan peritel pada Lebaran biasanya kontribusinya sampai 20 persen. Diharapkan Sarinah juga bisa seperti itu, karena memang Sarinah mempersiapkan dengan tambahan produk, tambahan program harga khusus, dan juga promosi-promosi yang gencar.
Fetty juga mengungkapkan bahwa tingkat kunjungan harian di Sarinah mencapai 20 ribu sampai 25 ribu pengunjung.
“Diharapkan menjelang atau saat Lebaran bisa mencapai lebih dari 30 ribu pengunjung,” katanya.
Fetty Kwartati juga tetap optimistis dalam menghadapi bisnis tahun 2023. Menurut dia, masyarakat Indonesia khususnya Jakarta, justru akan lebih giat berkunjung ke Sarinah pada 2023. Dengan trafik yang positif maka akan semakin menumbuhkan kegiatan berbelanja di berbagai gerai di Sarinah Thamrin.
Untuk semakin memanjakan konsumen, pihaknya juga akan terus melakukan kerja sama dengan berbagai brand lokal. Hal itu sejalan dengan tren positif dari masyarakat, yang semakin gemar menggunakan produk asli buatan lokal.
Pada 2023, pihaknya juga gencar untuk menghadirkan Sarinah “kekinian” di kota-kota lain yang sudah dipetakan oleh Kementerian BUMN sebelumnya.