Bisnis
Minggu, 22 Januari 2023 - 17:14 WIB

Terkenal dengan Akulturasi Budayanya, Ini Profil Barongsai Tripusaka Solo

Galih Aprilia Wibowo  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pertunjukkan Kelompok Barongsai Tripusaka di Solo Grand Mall, pada Minggu (22/12/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Perayaan Imlek 2023 membuat Kelompok Barongsai Tripusaka Solo panen tawaran show pada perayaan Imlek tahun ini. Meskipun jumlahnya belum terlalu tinggi seperti sebelum pandemi Covid-19.

Barongsai Tripusaka cukup terkenal di Kota Solo. Kelompok barongsai ini memiliki sejarah yang lekat dengan akulturasi budaya di Kota Solo. Barongsai Tripusaka terkenal sebagai simbol keberagaman di Solo.

Advertisement

Mayoritas pemain mereka adalah etnis Jawa dengan agama beragam mulai dari Islam, Kristiani, dan Konghucu. Beberapa anggotanya bahkan perempuan Jawa.

Pembina Kelompok Barongsai Tripusaka, Adjie Chandra, Minggu (22/1/2023), mengatakan mereka berdiri sejak 1999.  Adjie  mengatakan pasang turut jumlah pemain barongsai jadi tantangannya selama ini.

Advertisement

Pembina Kelompok Barongsai Tripusaka, Adjie Chandra, Minggu (22/1/2023), mengatakan mereka berdiri sejak 1999.  Adjie  mengatakan pasang turut jumlah pemain barongsai jadi tantangannya selama ini.

“Sebelum barongsai kami merintis bela diri wushu dari tahun 1998, ketika wushu kemudian muncul pesaing, yaitu ada sasana-sasana wushu lain, jadi lebih baik saya pikir bisa belajar dan kembali memgaktifkan barongsai,” terang Adjie pada Solopos.com seusai tampil di Solo Grand Mall, pada Minggu (22/1/2023).

Pada akhirnya mulai 1999 hingga saat ini, Adjie mengaku rajin menekuni barongsai. Adjie menguraikan saat menekuni bela diri wushu ia mempunyai 200-an murid, namun yang tertarik untuk bermain barongsai tidak mencapai 50% anggotanya.

Advertisement

Saat ini kegiatan mereka berpusat di Yayasan Tripusaka yang terletak di Kecamatan Jebres, Solo.

Adjie mengatakan kelompoknya selalu laris manis tiap Imlek. Kendati demikian, mereka tak menaikkan tarif sejak 2020. Mengenai tarif sekali show pihaknya masih mengacu pada tarif 2020, yaitu sebesar Rp8 juta.

Pembina Kelompok Barongsai Tripusaka, Adjie Chandra, saat diwawancara beberapa waktu lalu mengatakan tarif yang mereka banderol yakni sekitar Rp7 – 8,5 juta untuk satu paket barongsai, liong, dan atraksi barongsai tonggak besi.

Advertisement

Mengenai lonjakan pemesanan, Adjie, mengatakan tidak terlalu ada lonjakan. Jumlahnya pemesanannya sampai hari ini hanya 23 show.

Sementara pada 2020 silam ada sekitar 40 show untuk sekali pentas di momen Imlek.

“Kalau lonjakan enggak terlalu signifikan karena Imlek 2022 kemarin kami sudah pentas dengan sekitar 12 kali show, untuk yang tahun ini show-nya sekitar dua kali lipat. Hampir di semua mal kami tampil, hanya 1 yang enggak minta atau kerja sama yaitu Hartono / Pakuwon Mall,” kata Adjie.

Advertisement

Dalam sehari bisa memenuhi tiga hingga empat kali show untuk menampilkan barongsai.

Sementara, untuk menyiasati banjirnya permintaan tampil, ia membagi anggotanya menjadi dua tim. Dalam sehari, kelompoknya bisa tampil sebanya tiga hingga empat kali.

Chandra mengatakan pentas Barongsai Tripusaka pada Imlek 2023 ini akan ditutup pada 4 Februari dalam perayaan Imlek keliling. “Pada 2022 tidak seberapa banyak permintaan, sekitar 25 permintaan show,” terang Adjie.

Dibandingkan tahun sebelumnya saat Pandemi Covid-19, ia menguraikan antusiasme masyarakat memang begitu besar. Ia menilai hal ini karena suasana yang sudah mulai mengizinkan dan roda perekonomian juga mulai berkembang.

“Jadi mal-mal banyak yang pakai barongsai lagi.” ujar Adjie.

Untuk memenuhi pesanan antara permintaan dari pihak mal atau perayaan Cap Go Meh, atraksi yang akan dibawakan timnya akan mempertimbangkan karena luasnya tempat. “Kalau arenanya cukup tinggi dan leluasa, minta barongsai tonggak saya ladeni,” tambahnya.

Saat ini, menurut Adjie barongsai tidak dilihat dari segi ritual saja. Karena barongsai telah masuk dalam salah satu cabang olahraga, pihaknya sering mendapatkan juara dalam beberapa kali kejuaraan. Setidaknya ada 70 piala yang berhasil mereka raih.

“Barongsai bisa dilihat dari segi ritual, karena itu pasti, asal mulanya kan dari situ. Yang kedua dari segi olahraga, dan yang ketiga dari segi entertaiment atau hiburan,” terang Adjie.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif