SOLOPOS.COM - Ilustrasi memboikot produk pro-Israel. (Istimewa/Freepik)

Solopos.com, SOLO – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Solo angkat bicara mengenai risiko terhadap dunia usaha imbas adanya boikot terhadap produk pro-Israel atau merek yang berafiliasi dengan negara tersebut.

Hal ini diungkapkan oleh Wakil Sekretaris Apindo Solo, Sri Saptono Basuki, saat dihubungi Solopos.com, pada Selasa (21/11/2023) pagi. Dia menjelaskan isu boikot produk-produk ritel yang berafiliasi ke Israel berimbas pada sektor ritel. “Isu boikot produk ritel berafiliasi ke Israel bikin dunia ritel menjadi enggak karuan,” terang Basuki.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Lebih lanjut Basuki menyebut isu ini juga bisa menambah tekanan bagi di dunia usaha di samping adanya kontraksi ekonomi global. Selain itu, tingginya suku bunga finance juga menjadi tantangan tersendiri. Basuki menilai perlu ada sudut pandang yang sama untuk mengatasi hal ini.

“Makanya kalau kita tidak punya sudut pandang yang bijak yang sama dan bersatu, ekonomi kita akan bisa terpuruk. Amerika Serikat tentu tidak akan tinggal diam, sementara pergerakan ekspor banyak yang ke sana,” tambah dia. Walaupun saat ini telah dilakukan perluasan pasar negara tujuan ekspor, menurut Basuki volume ekspor masih lebih rendah dibandingkan ke Amerika Serikat maupun Eropa Barat.

Saat ini, pengusaha menyiasati tantangan ini dengan langkah-langkah tertentu. Misalnya efisiensi dan berupaya mencari produk baru. “Efisiensi sambil terus berupaya dengan mencari market baru, maupun diversifikasi produk,” ujar Basuki.

Sementara itu dilansir dari Bisnis.com, Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo, Bob Azam, menyampaikan kondisi ini perlu disikapi secara bijak dan dampaknya terhadap pekerja Indonesia yang bekerja di perusahaan tersebut. Dia mengatakan bisa jadi para pekerja yang bekerja di perusahaan-perusahaan yang diboikot ini justru mendukung Palestina.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebelumnya telah mengeluarkan fatwa yang mengharamkan penggunaan produk pro-Israel atau merek yang terafiliasi dengan negara tersebut. Adapun, larangan ini tercantum dalam Fatwa No. 83/2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina. Selain itu, MUI memberikan sejumlah rekomendasi kepada umat muslim secara umum di antaranya untuk semaksimal mungkin menghindari transaksi dan penggunaan produk Israel dan yang terafiliasi dengan Israel, serta yang mendukung penjajahan dan zionisme.

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, menjelaskan upaya antisipasi gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal karyawan terkait dengan aksi boikot produk pro-Israel. Ida mengaku bahwa pihaknya telah memulai komunikasi secara intens dengan perusahaan-perusahaan yang diduga terafiliasi dengan Israel untuk meminimalisir dampak aksi boikot produk mereka terhadap nasib tenaga kerjanya.

“Bu Dirjen [Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial] terus melakukan komunikasi agar ekspresi [boikot] itu tidak mengganggu kesempatan saudara kita yang bekerja di perusahaan tersebut,” ujar Ida dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR-RI, Selasa (14/11/2023).

Di sisi lain, Ida memaklumi tujuan aksi boikot penggunaan produk yang mendukung Israel adalah sebagai bentuk kepedulian masyarakat Indonesia kepada warga Palestina. Namun, Ida juga berharap agar aksi boikot yang dilakukan tidak sampai mengancam nasib pekerja di perusahaan yang disebut terafiliasi dengan Israel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya