Bisnis
Senin, 16 Januari 2023 - 19:17 WIB

Terdorong Surplus Neraca Perdagangan, Nilai Tukar Rupiah Naik Tajam

Newswire  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi nilai tukar rupiah. (Abdullah Azzam/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (16/1/2023) sore ditutup naik tajam.

Hal ini didukung oleh surplus neraca perdagangan pada Desember 2022 dan revisi aturan Devisa Hasil Ekspor (DHE) oleh pemerintah.

Advertisement

Rupiah ditutup menguat 104 poin atau 0,68 persen ke posisi Rp15.045 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Jumat (13/1/2023) Rp15.149 per dolar AS.

“Surplus perdagangan bisa menambah suplai dolar di Tanah Air, apalagi ditambah dengan revisi kebijakan DHE,” kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta, Senin (16/1/2023) seperti dilansir Antara.

Advertisement

“Surplus perdagangan bisa menambah suplai dolar di Tanah Air, apalagi ditambah dengan revisi kebijakan DHE,” kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra di Jakarta, Senin (16/1/2023) seperti dilansir Antara.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2022 mengalami surplus 3,89 miliar dolar AS terutama berasal dari sektor nonmigas sebesar 5,61 miliar dolar AS, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai 1,72 miliar dolar AS.

Nilai ekspor Indonesia Desember 2022 mencapai 23,83 miliar dolar AS atau turun 1,10 persen dibanding ekspor November 2022. Dibanding Desember 2021, nilai ekspor naik sebesar 6,58 persen.

Advertisement

Di sisi lain, Pemerintah Indonesia berencana merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2019 tentang Devisa Hasil Ekspor dari Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan, dan/atau Pengolahan Sumber Daya Alam agar selaras dengan pertumbuhan ekspor dengan cadangan devisa.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto beberapa waktu lalu menyatakan revisi peraturan Devisa Hasil Ekspor (DHE) dapat meningkatkan cadangan devisa nasional.

Berdasarkan PP Nomor 1/2019, hanya sektor pertambangan, perkebunan, kehutanan, dan perikanan, yang diwajibkan mengisi cadangan devisa dalam negeri. Selain menambah sektor komoditas ekspor, pemerintah juga akan meninjau lebih jauh terkait besaran jumlah yang harus masuk dalam cadangan devisa.

Advertisement

Dengan demikian, diharapkan peningkatan ekspor dan surplus neraca perdagangan akan sejalan dengan peningkatan cadangan devisa.

Ariston mengatakan, rupiah juga menguat lagi hari ini terhadap dolar AS mengikuti momentum pelemahan dolar AS terhadap mata uang lainnya karena meningkatnya ekspektasi the Fed akan mengendurkan kenaikan suku bunga acuannya tahun ini akibat data inflasi Amerika Serikat (AS) terbaru yang memperlihatkan penurunan.

Ekspektasi terhadap kebijakan the Fed tersebut mendorong pelaku pasar masuk kembali ke aset berisiko.

Advertisement

Rupiah pada Senin pagi dibuka meningkat ke posisi Rp15.080 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.250 per dolar AS hingga Rp15.770 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin menguat ke posisi Rp15.019 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya pada Jumat (13/1/2023) Rp15.177 per dolar AS.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif